BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap Satpol PP Kota Bandung bisa menuntaskan berbagai pelanggaran Perda di Kota Bandung. Tahun ini jumlah personel Satpol PP ditambah.
Hal itu diungkapkan pria yang karib disapa Emil itu usai menjadi Pembina Upacara Gelar Pasukan Satpol PP Kota Bandung di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (14/2/2017).
“Saya ingin memberikan semangat agar di awal tahun ini kita bisa merencanakan kegiatan dengan baik, oleh karena itu tahun ini saya menambah jumlah pasukan yang sudah disetujui oleh dewan agar kekuatan dari Satpol PP dan linmas bisa punya kekuatan yang jauh lebih besar sehingga bisa memberikan rasa aman kepada warga Bandung,” ungkapnya.
Saat ini aparat Satpol PP sebanyak 378 orang. Terdiri dari Sekretariat sebanyak 42 orang, operasional Tibumtransmas 25 orang, operasional penegakan umu umu PPNS 66 orang juga unsur tambaha linmas 260 orang.
“Jumlah satpol PP PNS kan sedikit. Maka kita tambahi dengan Linmas. Alhamdulilah dengan Segala dinamika ada 350 orang disepakati dengan dewan di Satpol PP untuk menjadi petugas tambahan. Saya titip kasatpol agar merekrut yang muda-muda yang kuat-kuat. Karena petugas lapangan berbanding lurus dengan stamina dan stamina berbanding lurus dengan usia,” beber Emil.
Menurut Emil, Satpol PP memiliki tanggungjawab yang berlipat-lipat. Apalagi di Kota Bandung yang menyandang predikat Kota Wisata, kerja Satpol PP lebih berat tiga kali lipat.
“Kalau mau bikin Bandung aman, nyaman, komandan harus banyak di lapangan. Siang malam harus standby karena Bandung Kota Wisata juga Ibu Kota Jabar. Jadi tugas satpol PP ini lebih berat 3 kali lipat dibanding kota lain. Sabtu minggu hari paling sibuk bukan libur,” terangnya.
Pria yang hobi bersepeda itu berharap Satpol PP bisa bersikap tegas namun santun.
“Saya bilang tegas bukan volume Suara. Tegas adalah sikap menertibkan dengan santun. Maka dari itu kita perbanyak satpol PP mojang perempuan jaman sebelum saya enggak ada. Zaman saya diperbanyak supaya menegaskan bisa dengan imbauan menepuk pundak tidak harus kekerasan tendang-tendang,” tandasnya. (ADI)
BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Habib Rizieq Syihab memenuhi panggilan untuk menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus dugaan penodaan Pancasila dan pencemaran nama baik Sukarno, presiden pertama RI. Dua pasal sangkaan tersebut menjadi bahan penyidik untuk meminta keterangan Rizieq.
“Ya nanti yang ditanyakan seputar penodaan Pancasila dan pencemaran nama baik proklamator (Sukarno),” ucap Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus di Mapolda Jabar, Jalan Sukarno Hatta, Kota Bandung, Senin (13/2/2017).
Rizieq disangkakan melanggar Pasal 154 a KUHP tentang Penodaan Terhadap Lambang Negara dan Pasal 320 KUHP tentang Pencemaran terhadap Orang yang Sudah Meninggal.
“Ancaman hukumannya di bawah lima tahun penjara,” ujar Yusri.
Kasus yang menjerat Rizieq merupakan buntut dari pelaporan Sukmawati Soekarnoputri. Sukmawati menganggap Rizieq melakukan penodaan terhadap lambang dan dasar negara Pancasila, serta menghina kehormatan martabat Sukarno selaku proklamator kemerdekaan Indonesia dan presiden pertama Indonesia.
“Pemeriksaan Rizieq sebagai tersangka ini untuk kelengkapan berkas perkara. Sehingga nanti, kami bisa secepatnya tahap satu ke pengadilan,” kata Yusri.
Sebelum proses pemeriksaan oleh penyidik, Rizieq sempat memberikan waktu sesi wawancara singkat dengan wartawan di halaman gedung Ditreskrimum Polda Jabar. Imam besar FPI tersebut mengaku dalam kondisi sehat.
“Hari ini saya memenuhi pemanggilan dari penyidik di Polda Jabar untuk melanjutkan pemeriksaan. Mudah-mudahan pemeriksaan berjalan lancar,” tutur Rizieq yang didampingi sejumlah pengacara dan pengurus FPI.
Sebelum melangkah masuk ke ruang penyidik Ditreskrimum Polda Jabar, Rizieq sempat memperlihatkan satu buku bersampul merah hati berupa hasil tesisnya. Ia menyebut tesis itu bertajuk ‘Pengaruh Pancasila Terhadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia’.
“Tesis ini akan kita serahkan ke penyidik,” ucap Rizieq.
Dia bergegas menuju ruang penyidik. Ia berjanji memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan. “Nanti ketemu lagi setelah pemeriksaan,” kata Rizieq. (DON)
BANDUNG,KHATULITIWAONLINE.COM
Hari ini adalah hari di mana era digital menguasai seluruh rutinitas kehidupan kita. Salah satunya termasuk bagaimana cara kita mengonsumsi informasi dan terjadi pergeseran dari mengonsumsi informasi secara manual dari cetak, tv menjadi digital. Era digital juga membuat peluang produksi informasi menjadi tidak terbatas.
Itulah kenapa, ada sekitar 8 ribu situs berita online dan media sosial yang begitu cepat berkembang dan tidak terkendali. Sehingga masalah hari ini bukan lagi bagaimana mencari informasi, tapi memilah informasi. Itulah mengapa hari in kita harus lebih hati-hati karena berita fakta dan fiktif itu susah untuk dibedakan. Kekuatan dalam memilah informasi, ada pada kedewasaan dan kecerdasan kita untuk bisa berpikir jernih mana yang layak dikonsumsi mana yang tidak.
Karena perkembangan digital inilah hadir fenomena berita hoax atau berita bohong yang diproduksi dengan sengaja untuk tujuan politis, ekonomi maupun tujuan destruktif lainnya. Kita bisa melihat dan menyaksikan bagaimana hari ini warga sering bertengkar membenci dan terjadi penajaman perbedaan yang diprovokasi oleh berita hoax.
Oleh karena itu sebaiknya jika ada berita digital masuk baik teks maupun foto, langkah pertama jangan langsung percaya. Kemudian memastikan berita itu ada di situs online terpercaya, baru diyakini berita itu kebenarannya. Kalau tidak ada cenderung hoax yang belum tentu kebenarannya. Jangan dipercaya dan jangan disebarkan. (DON)
TANGERANG, khatulistiwaonline.com
Sejak beberapa tahun terakhir, layanan pijat plus di tempat pijat diduga menjamur di wilayah Kota Tangerang. Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel). Di Kota Tangerang disebut-sebut pijat plus terdapat di salah satu ruko di bilangan Cipondoh, dan di Kabupaten Tangerang di Gading Serpong sementara di Tangsel di Alam Sutera. Tempat pijat tersebut diketahui menawarkan “hiburan” tambahan bagi para pria yang dating berkunjung. Hiburan tersebut berwujud berbagai variasi seksual yang bisa didapatkan dengan membayar biaya yang lebih banyak. Hampir semua orang pasti senang dipijat, apalagi jika tubuh memang sedang lelah dan butuh istirahat.
Saat pulang dari kantor atau saat stres, tubuh dan pikiran butuh relaksasi, dan salah satu cara mengembalikan kesegaran tubuh adalah dengan pijat. Sayangnya, kehebatan pijat saat ini sudah bergeser ke hal-hal yang bersifat negatif, terutama sejak berdirinya banyak panti pijat plus di kota-kota besar di Indonesia.
Sebagian besar panti pijat plus tersebut mempekerjakan gadis-gadis cantik sebagai tenaga pemijat para pria hidung belang. Pemijat atau yang disebut terapis di tempat tersebut bekerja ganda, selain memijat tubuh juga menyediakan layanan plus berupa hubungan seks. Keberadaan panti pijat yang menawarkan layanan plus-plus tersebut menyebabkan fungsi dan kelebihan terapi pijat yang ditawarkan sepertinya hanya slogan saja.
Mereka tidak memijat melainkan hanya menawarkan layanan plus. Plus apa? Panti pijat tersebut disebut plus karena menawarkan jasa lain selain memijat, misalnya jasa seks dengan imbalan tips yang besar. Beberapa pria bahkan datang ke panti pijat bukan untuk dipijit melainkan untuk mencari layanan plusnya.
Itulah sebabnya beberapa kalangan menyebut panti pijat adalah layanan prostitusi terselubung. Berdasarkan sumber Khatulistiwaonline, di Kota Tangerang salah satu panti pijat tradisional yang diduga sebagai ajang prostitusi terselubung terdapat di wilayah Kecamatan Cipondoh.
“Di sana tidak semata mijat, tapi juga ada pijat plusnya. Tergantung kitanya mau atau tidak,” ujar sumber koran ini yang mengaku pernah berkunjung ke panti pijat tradisional itu. Untuk itu, dia berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui instansi terkait melakukan pengecekan ke panti pijat itu, dan jika informasi dari sumber itu benar adanya agar memberikan sanksi tegas kepada pihak pengelola. (NIH)
BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Seribu angklung bergetar di lapangan upacara Yayasan Sumatera 40, Jalan Pahlawan, Kota Bandung, Senin (6/2/2017). Seribu alat musik angklung ini dimainkan oleh ribuan siswa-siswi SMP, SMA dan SMK Sumatera 40 secara bersamaan.
Permainan angklung ini diawali oleh sejumlah siswa yang tergabung dalam anggota paduan suara membawakan lagu ‘terima kasihku’. Setelah itu, terlihat seorang perwakilan dari Saung Angklung Udjo instruksi kepada ribuan siswa yang berada di lapangan.
Ribuan siswa yang sudah memegang angklung mengikuti segala instruksi Kang Rubi dari Saung Angklung Udjo tersebut. Secara perlahan para siswa mulai memahami segala instruksi yang diberikan. Setelah itu baru bisa memainkannya secara massal.
Pada penampilan pertama kolaborasi Saung Angklung Udjo dengan ribuan siswa-siswa Yayasan Sumatera 40, mereka membawakan lagu ‘Ibu’. Setelah lagu Ibu, kolaborasi selanjutnya membawakan lagu ‘Laskar Pelangi’ milik Nidji.
Selain itu, lagu lainnya yang dibawakan dari hasil kolaborasi ini berjudul Nyiur Melambai. Para siswa-siswi begitu semangat mengikuti setiap instruksi yang diberikan. Sehingga, kumandang suara angklung terdengar merdu.
Setelah melakukan kolaborasi, Saung Angklung Udjo tampil membawakan sejumlah lagu untuk menghibur para siswa-siswi yang hadir. Para siswa-siswi menikmatinta dengan bernyanyi bersama.
Tidak hanya melakukan kolaborasi penampilan, Saung Angklung Udjo juga memberikan bantuan seperangkat alat musik angklung kepada Yayasan Sumatera 40. Hal ini untuk memberikan akses lebih terhadap para siswa-siswi mengenal angklung.
“Kegiatan ini terlangkasa berkat kepedulian Saung Angklung Udjo terhadap dunia pendidikan khususnya Yayasan Sumatera 40,” kata Ketua Yayasan Sumatera 40, Jonni Budi Setio di sela-sela kegiatan.
Menurutnya dengan kolaborasi dan bantuan seperangkat angklung ini bisa semakin memikat minat siswa-siswi mempelajarinya. Hal itu sebagai upaya melestarikan salah satu alat musik tradisional milik Indonesia.
“Sejauh ini memang kami sudah ada ekskul angklung, tapi masih minim. Dengan bantua ini diharapkan minat siswa semakin bertambah,” ungkap Jonni.
Pimpinan Saung Udjo, Taufik Hidayat mengatakan pemberian seperangkat angklung ini merupakan program rutin yang sudah berlangsung sejak 5 tahun silam. Tujuannya untuk mengenalka angklung sejak dini yakni di duni pendidikan.
“Setiap tahunnya ada sekitar 3 sekolah yang kami berikan seperangkat angklung. Tahun ini untuk pertama kalinya di Yayasan Sumatera 40,” kata Taufik.
Pria yang akrab disapa Kang Opik ini menuturkan, pihaknya tidak hanya memberikan alatnya saja, namun juga mendatangkan pelatih dari Saung Udjo. Sehingga, para siswa bisa maksimal mempelajari angklung.
“Harapannya angklung ini tidak hanya dinikmati oleh yang memainkannya saja, tapi juga yang mendengarkannya juga. Bisa sama-sama melestarikan salah satu warisan leluhur ini,” ucap Opik. (DON)
BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memberi kuliah umum bertajuk ‘Prioritas Pembangunan Keluatan dan Perikanan di Indonesia’ di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganeca, Kota Bandung, Jumat (3/2/2017).
Kuliah umum itu dihadiri ribuah mahasiswa dari berbagai universitas. Aula Barat ITB tampak disesaki mahasiswa yang ingin mengikuti kuliah umum Menteri Susi. Saking penuhnya, banyak mahasiswa yang terpaksa berdiri.
Rektor ITB, Kadarsah Suryadi, mengatakan kabar Menteri Susi memberikan kuliah umum hari ini sangat menarik perhatian mahasiswa. Mereka berbondong-bondong datang ingin mendengarkan pemaparan dari menteri berpenampilan nyentrik ini.
“Sepertinya ini kuliah umum terpenuh sepanjang sejarah ITB,” kata Kadarsah dalam sambutannya.
Susi datang ke Aula Barat ITB dengan berbusana biru gelap tampak dipandu moderator langsung Dosen Teknik Kelautan ITB Irsan Sumantri Bojonegoro. Dalam pembukaanya, Susi mengaku, keberatan disebut kuliah umum.
“Kuliah itu harus sistematis, akademik. Tapi saya sendiri cuma mau share dalam benak dan rencana-rencana sebagai menteri, sebagai pejabat negara,” ucap Susi. (DON)
SERANG,khatulistiwaonline.com
Kapolda Banten Brigjen Listyo Sigit Prabowo menyarankan kepada warga agar tetap berada di Banten menjelang waktu Pilkada serentak nanti supaya hak suaranya tidak hilang. Pihaknya juga akan menerjunkan 5.000 personel untuk mengamankan pilkada.
“Karena ada dinamika di Jakarta yang menyedot massa ke sana. Ini salah satu yang kita bicarakan dengan gubernur dan bupati. Sehingga kita mengimbau agar warga tetap di wilayah kita karena ada pemilihan,” kata Listyo kepada wartawan usai rapat tertutup persiapan Pilkada Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Jumat (3/2/2017).
Listyo mengatakan pihak kepolisian sudah mendengar ada ajakan agar warga pergi ke ibu kota di tengah dinamika yang berkembang karena proses Pilkada. Hal ini menurutnya akan diantisipasi agar tidak ada warga Banten yang berangkat ke Jakarta.
“Tadi kita sampaikan ke kawan-kawan bahwa ada pemilihan gubernur Banten dan memerlukan kehadiran masyarakat. Jangan lupa kita punya agenda sendiri, kalau ditinggal kan hak suaranya menjadi hilang,” ujarnya lagi.
Permintaan agar warga tetap berada di daerahnya masing-masing menurut Listyo dilakukan agar partisipasi masyarakat maksimal di waktu pemilihan. Apalagi, ini terkait dengan gubernur yang akan memimpin nanti untuk warga Banten.
“Kita mengingatkan gubernur terpilih dipilih dalam jumlah maksimal tentunya sesuai dengan yang diharapkan,” ujarnya.
Soal pengamanan secara keseluruhan, Listyo menegaskan bawa kepolisian akan menurunkan 4.700 sampai 5.000 personel untuk pengamanan Pilkada Banten. Jumlah itu sudah termasuk bantuan dari Brimob dan Mabes Polri. (ADI)
BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Kanwil Kemenkum HAM Jabar menjaring ratusan tenaga kerja asing (TKA) asal Asia berstatus ilegal. Petugas menindak tegas pekerja asing yang melanggar ini dengan cara mendeportasi ke negara asalnya.
“Data tahun 2016, ada 267 TKA yang dideportasi,” ucap Kepala Kanwil Kemenkumham Jabar Susy Susilawati di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (2/2/2017).
Menurut Susy, pekerja asing tersebut diketahui bekerja secara ilegal di sejumlah daerah di Jabar. Memang, sambung dia, kebanyakan mereka datang ke Indonesia lalu singgah ke Jabar secara legal atau dilengkapi dokumen resmi keimigrasian.
“Umumnya saya lihat, mereka (TKA) masusk ke Indonesia itu legal, bukan yang ilegal. Tapi di sini aktivitasnya ilegal. Mereka harusnya berkunjung, tapi di sini bekerja. Ada juga izinnya bekerja di bidang A, tapi bekerja di bidang B. Misalnya, semestinya kerja engineering, malah kerjanya dokter,” tutur Susy.
Dia menyatakan, sebanyak 267 TKA yang dideportasi ini diketahui bekerja ilegal pada sektor industri, perdagangan dan proyek pembangunan. Keberadaan mereka terbongkar berkat penelusuran Tim Pengawasan Orang Asing dan informasi dari masyarakat.
Susy menyebutkan, para pekerja asing ilegal itu asal Korea Selatan, Jepang dan China. “Kebanyakan dari Korea Selatan dan Jepang. Kalau China sedikit, empat orang,” ujarnya.
Susy selaku Ketua Tim Pengawasan Orang Asing di Jabar terus gencar menindak pekerja asing yang menyalahi aturan. Sejauh ini atau Januari hingga awal Februari 2017 berkaitan TKA ilegal, dia mengaku belum ada laporan pengungkapan serta tindakan deportasi.
“Kami terus-menerus melakukan razia ke berbagai tempat atas laporan masyarakat,” ucap Susy. (ADI)
BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Massa dari berbagai organisasi masyarakat Islam menggelar aksi bela ulama di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (26/1/2017). Mereka mendesak Polda Jabar menghentikan proses hukum terhadap Habib Rizieq Syihab.
Berdasarkan pantauan khatulistiwa, massa mulai bergerak pukul 09.40 WIB. Massa berjalan satu komando dengan tertib. Selama perjalanan, massa menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung dan sesekali menyuarakan gema takbir.
Massa didominasi menggunakan pakaian putih-putih. Mobil komando menjadi penuntun massa yang long march. Sambil berjalan, massa juga membentuk barikade mencegah adanya massa penyusup.
Jarak tempuh dari Masjid Pusdai menuju Gedung Sate mencapai sekitar 500 meter. Untuk melancarkan aksi long march ini, polisi menutup sebagian Jalan Diponegoro. Kemacetan tak bisa dihindari akibat adanya aksi long march tersebut.
Koordinator aksi bela ulama, Asep Syaripudin menyatakan permintaan penghentian proses hukum terhadap Imam Besar FPI itu beralasan. Pasalnya, proses hukum terhadap Habib Rizieq Syihab kental akan muatan politik.
“Kami melihat apa yang dilakukan kepada (Rizieq Syihab) subtansi hukumnya tidak ada, tapi lebih kepada muatan politik,” kata Asep dalam orasinya.
Menurut Asep, apa yang dilakukan Polda Jabar merupakan sebuah upaya sistematis mengkriminalisasi ulama. Pasalnya, proses hukum terhadap Rizieq Syihab terkesan dipaksakan.
Ketua Aliansi Pergerakan Islam (API) ini menilai Rizieq Syihab sama sekali tidak melakukan penghinaan terhadap Pancasila seperti yang dituduhkan Sukmawati Soekarnoputri. Sebab, Rizieq Syihab hanya mengkritik poin-poin Pancasila usulan Sukarno.
“Padahal (Rizieq Syihab) sudah menjelaskan kepada penyidik, tapi tetap saja dicari-cari kesalahannya. Jadi kami lihat ini dipaksakan, ada muatan lain di dalam proses hukum ini,” ungkap dia.
“Kami tidak akan terima dan rela ulama dikriminalisasi. Kami akan bergerak dan mendukung. Kalau Rizieq Syihab nanti dipanggil lagi, kami siap mengawal,” menambahkan.
Dengan adanya upaya kriminalisasi ini, kata dia, pihaknya juga meminta Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk mencopot Irjen Pol Anton Charliyan dari jabatannya sebagai Kapolda Jabar. Pasalnya, Anton dianggap tidak bisa memimpin di Jabar.
Dalam aksi kali ini, massa membawa berbagai atribut yang berisi berbagai aspirasi. Di antaranya ‘Copot Kapolda Jabar dan Bubarkan GMBI’, ‘Kami Siap Ganyang PKI’, ‘Hidup Mulia atau Mati Syahid Demi Bela Islam dan NKRI’.
Sebelumnya, massa juga menggelar salat subuh dan salat dhuha berjamaah di Masjid Pusdai. Hal itu merupakan rangkaian aksi bela ulama masyarakat Jabar. (MAD)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Menristekdikti M Nasir mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait tewasnya 3 mahasiswa setelah mengikuti kegiatan Mapala UII. Dia menegaskan tidak boleh ada kekerasan di kampus.
“Semua kegiatan kekerasan di dalam kampus harus ditindak secara hukum. Oleh karena itu, informasi yang saya dapat itu lagi penyelidikan kasus ini ke Yogya, melalui koordinator perguruan tinggi swasta Yogya dan rektor UII,” ujar Nasir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2017).
Nasir meminta untuk dilakukan visum untuk memastikan adanya dugaan kekerasan. Dia menegaskan telah melarang tindakan kekerasan di lingkungan kampus.
“Penelusuran tersebut karena terjadi meninggal apakah meyakinkan terjadinya kekerasan saya minta divisum,” ucap Nasir.
“Tindakan visum harus dilakukan untuk memastikan tindak kekerasan karena kami sudah mengeluarkan rekomendasi tidak boleh ada kekerasan di dalam kampus khususnya dalam kegiatan kemahasiswaan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Apapun terjadi kekerasan di dalam kampus kami akan melarang,” sambungnya.
Nasir menegaskan ada sanksi hukum jika terbukti ada tindakan kekerasan di lingkungan kampus. “Sanksi hukum berjalan karena sesuai peraturan perundang-undangan yang ada. Aturannya jelas,” tegas dia.
Nasir juga akan memberikan sanksi pada pihak universitas. Namun dia masih akan mengkajinya setelah menunggu hasil penyelidikan.
“Pasti akan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Nanti tingkat kesalahannya seperti apa kita cek dulu. Ini kan angkatan 2015 kalau saya mengambil bentuk logikanya biasanya terjadi di angkatan baru 2016-lah katakan. Ini 2015 apakah terjadi kekerasan kami sangsi belum tahu, informasi yang jelas pasang surut. Kita perlu klarifikasi dulu,” beber dia.
Dia mengatakan pemanggilan kepada pihak universitas akan dilakukan oleh Kopertis. Nanti dia juga akan meminta klarifikasi langsung saat kunjungannya ke Yogya nanti.
“Kopertis nanti tugasnya karena wilayah di Yogya. Nanti saya tgl 30 ada agenda di Yogya sekalian saya panggil,” paparnya.
Seperti diketahui, total peserta diksar ada 37 mahasiswa dari berbagai fakultas di UII, sebanyak 34 peserta laki-laki dan 3 orang perempuan. Tiga mahasiswa UII yang tewas adalah Ilham Nurfadmi Listia Adi (20), yang sudah dipulangkan ke Lombok pada Rabu (25/1); Muhammad Fadli (19); dan Syaits Asyam (19), setelah menggikuti kegiatan TGC di lereng selatan Gunung Lawu di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada 13-20 Januari 2017.
Selain itu, masih ada 5 orang yang sedang dirawat di rumah sakit. Kelimanya dirawat setelah menjalani pemeriksaan untuk kedua kalinya di Jogja International Hospital (JIH) pada Selasa (23/1). Selain lima mahasiswa itu, ada 27 orang yang diperiksa di sana. Sedangkan dua mahasiswa dilaporkan sudah tidak berada di Yogyakarta karena pulang ke daerah asalnya. (MAD)