GORONTALO,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pasca evakuasi pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandara Djalaluddin Gorontalo, bandara sudah kembali normal. Sejak pukul 05.00 Wita, sejumlah calon penumpang maskapai Batik Ai dengan tujuan Jakarta sudah melakukan chek in, di ruang keberangkatan.
Untuk Rabu (2/5/2018) pagi, tercatat ada lima pesawat akan landing. Sejumlah penumpang mengaku lega bandara yang ditutup dua hari bisa kembali beroperasi.
“Alhamdulillah akhirnya bisa berangkat. Tadi sudah chek in di dalam. Tinggal tunggu pesawat yang tiba pagi ini,” ucap Lisnawati, calon penumpang tujuan Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Dia juga berharap, kejadian tergelincirnya pesawat di Bandara Djalalugdin tidak terulang.
“Janganlah sampai terulang,” singkat Lisnawati sambil bergegas masuk ke ruangan tunggu.
Sementara, penumpang Batik Air yang tiba di Gorontalo, sekitar pukul 06.10, mengaku lega bisa landing dengan selamat di Gorontalo.
“Tadi dari Jakarat sekitar pukul 3. Selama perjalanan tidak ada hambatan. Dan Alhamdulillah bisa landing disini,” ucap Ahmad Abdullah, yang anggota KPU Provinsi Gorontalo.
Dia menjelaskan, dirinya harus tiba di Gorontalo pada Senin (30/4) lalu. Tetapi karena ada kecelakaan tersebut, maka tiket yang di pegang harus dijadwalkan ulang. “Terpaksa harus jadwal ulang dan kami berangkat pada selasa dini hari tadi dari Jakarta,” kata Ahmad
Senada juga dikatakan Zulkifli. Dirinya sempat kuatir dengan kondisi bandara bila pesawat yang dinaikinya landing di Bandara Jalaludin.
“Was-was sih ada. Syukur bisa tiba dengan selamat di Gorontalo,” ungkap Zulkifli sambil menambahkan, dirinya tertunda dua hari baru bisa tiba di Gorontalo.
Sementara itu, Manager Operasional Lion Air Gorontalo, Yasir Hasan, mengaku dengan beroperasinya kembali bandara otomatis jumlah penumpang akan lebih banyak.
“Bagi penumpang yang menjadwalkan ulang keberangkatan untuk hari ini tetap kami layani, dengan menggunakan pesawat Batik Air dan Wings Air,” jelas Yasir.
Dia juga mengaku setelah layanan penumpang pesawat sudah normal dan berjalan dengan baik. Pihak Lion Air akan berkosentrasi untuk perbaikan pesawat yang tergelincir itu.
“Saat ini pesawat sudah ada di apron bandara lama. Kita sambil menunggu investigasi dari pihak KNKT,” lanjut Yasir.
Sebelumnya, Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 892, tergelincir di bandara Jalaludin Gorontalo, Minggu malam (29/4). Ratusan penumpang sempat histeris dan pingsan saat pesawat itu mengalami kecelakaan saat hujan deras. Pesawat tersebut, baru berhasil di evakuasi pada Rabu (2/5) dini hari tadi. (ARF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pesawat Lion Air tergelincir di Bandara Djalaludin, Gorontalo tadi sore. Pesawat nomor JT 892 itu tergelincir saat bandara sedang diguyur hujan.
“Saat kejadian kondisi cuaca di bandara sedang hujan,” ucap Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala, Minggu (29/4/2018).
Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso saat dikonfirmasi mengatakan, pesawat nahas itu memiliki rute Ujung Pandang-Gorontalo.
Semua penumpang dan awak pesawat dilaporkan selamat dari kejadian ini. “Saya sudah dapat laporan mengenai kejadian itu. Semuanya, baik penumpang, kru dan pilot selamat,” kata Agus saat dikonfirmasi terpisah.
Saat ini pesawat sedang dievakuasi. Agus mengaku belum mengetahui penyebab tergelincirnya pesawat tersebut. (ARF)
New Delhi –
Sebuah pesawat penumpang milik maskapai Air India mengalami turbulensi hebat saat mengudara ke New Delhi. Salah satu panel jendela di dalam kabin terlepas dan tiga penumpang luka-luka.
Seperti dilansir media lokal India, The Times of India dan NDTV, Senin (23/4/2018), insiden ini menimpa sebuah pesawat jenis Boeing 787 Dreamliner milik Air India (AI) yang terbang untuk rute domestik, dari Amritsar menuju New Delhi, pada Kamis (19/4) lalu.
Dituturkan sejumlah sumber yang memahami insiden ini bahwa pesawat Air India ini mengalami turbulensi sangat parah selama 10-15 menit saat mengudara di ketinggian 8 ribu kaki hingga 21 ribu kaki. Pihak Air India belum bersedia memberikan komentar atas insiden ini.
“Saat turbulensi menimpa pesawat AI 462, kepala salah satu penumpang, yang mungkin tidak memasang sabuk pengaman dengan benar, terbentur kabin di atas kepala karena guncangan. Orang itu mengalami luka-luka. Dua orang lainnya mengalami luka ringan,” sebut sumber yang memahami insiden ini.
“Bagian dalam panel jendela (18-A) terlepas. Bagian luar jendela tidak rusak dan tidak terjadi pengurangan tekanan. Para penumpang tentu saja ketakutan,” imbuh sumber itu.
Sejumlah masker oksigen di atas kursi penumpang terjatuh saat turbulensi terjadi. Salah satu bagian penutup kabin di atas kursi penumpang dilaporkan retak. Penyebab turbulensi parah ini masih diselidiki oleh pihak maskapai dan otoritas penerbangan setempat.
“Ini merupakan turbulensi level tinggi yang tidak biasa,” sebut seorang pejabat senior maskapai Air India, yang enggan disebut namanya. “AI dan Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) masih menyelidikinya,” imbuhnya.
Usai pesawat mendarat dengan selamat di New Delhi, tiga penumpang yang luka-luka dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. “Tim darurat kami dan para malaikat merawat tiga penumpang yang luka-luka, yang telah dilarikan ke rumah sakit usai mendarat di Delhi,” ucap pejabat senior Air India Itu.
“Penumpang yang kepalanya terbentur bagasi di atas kepala, mendapat jahtan. Dua penumpang lainnya mengalami luka-luka ringan. Mereka semua baik-baik saja dan melanjutkan perjalanan dengan penerbangan penghubung setelah mendapat bantuan pertama. Penumpang yang mendapat jahitan menyatakan dirinya baik-baik saja dan para dokter menyatakan dia bisa bepergian,” imbuhnya.
Insiden Air India ini mengingatkan pada insiden serupa yang menimpa Singapore Airlines pada Oktober 2014. Saat itu pesawat jenis Airbus A-380 mengalami turbulensi ketika pesawat hendak mendarat di Mumbai. Sedikitnya 22 penumpang dan awak mengalami luka-luka. (ADI)
Philadelphia –
Peristiwa kegagalan mesin yang dialami pesawat maskapai Amerika Serikat, Southwest Airlines sangat mengerikan dan menewaskan satu penumpang. Ini merupakan insiden fatal pertama dalam penerbangan komersial AS selama hampir satu dekade.
Pesawat yang bertolak dari New York menuju Dallas tersebut harus mendarat darurat pada Selasa (17/4/2018). Awalnya, pesawat Boeing 737-700 tersebut lepas landas tanpa masalah.
Namun beberapa menit mengudara, para penumpang mendengar suara ledakan di mesin kiri. Mesin pesawat meledak di ketinggian sekitar 30 ribu kaki. Serpihan mesin pun terbang mengenai kaca jendela pesawat hingga pecah dan menewaskan seorang penumpang yang duduk di dekatnya. Demikian disampaikan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Robert Sumwalt seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/4/2018).
“Ada satu korban jiwa,” ujar Sumwalt. “Kami mengatakan ini adalah kegagalan mesin,” imbuhnya.
Menurut saksi mata, seorang penumpang wanita tersedot sebagian ke luar jendela pesawat yang pecah, namun para penumpang lainnya berhasil menarik kembali tubuhnya masuk ke pesawat. Belakangan, wanita itu dinyatakan meninggal. Menurut media-media lokal, tujuh orang lainnya luka-luka dalam insiden mengerikan itu.
Pihak maskapai Southwest Airlines menyatakan, pesawat dengan nomor penerbangan Flight 1380 tersebut tengah dalam perjalanan dari bandara domestik LaGuardia di New York menuju Dallas Love Field. Pesawat tersebut mengangkut 144 penumpang dan lima kru. Pesawat mendarat darurat di Bandara Internasional Philadelphia pada Selasa (17/4) pukul 11.30 waktu setempat setelah kru melaporkan kerusakan pada salah satu mesin, badan pesawat dan jendela pesawat.
“Seluruh keluarga Southwest Airlines bersedih dan menyampaikan simpati terdalam dan tulus kepada para pelanggan, pegawai, anggota keluarga dan orang-orang tercinta yang terkena dampak peristiwa tragis ini,” demikian pernyataan Southwest Airlines.
Ini merupakan insiden fatal pertama dalam penerbangan komersial AS sejak jatuhnya pesawat Colgan Air dengan nomor penerbangan Flight 3407 pada Februari 2009, yang menewaskan 50 orang. (ADI)
BOYOLALI,khatulistiwaonline.com
Proyek kereta api (KA) bandara Solo ditargetkan rampung Desember 2018. Namun saat ini pemerintah masih terkendala pembebasan lahan milik TNI AU dan warga.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, memastikan akan segera berkoordinasi dengan Kepala Staf TNI AU (KSAU) untuk menyelesaikan lahan di sekitar Bandara Adi Soemarmo.
“Saya akan berkoordinasi dengan angkatan udara. Mungkin kalau enggak bisa hari ini saya telepon, hari Senin saya ketemu Pak KSAU,” kata Budi kepada wartawan di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Minggu (1/4/2018).
Sedangkan mengenai lahan milik warga, menurutnya masih ada warga yang belum sepakat dengan nilai ganti rugi. Dia pun akan menggunakan sistem konsinyasi melalui pengadilan.
“Tanah milik masyarakat akan kita konsinyasi ya, karena sudah dilakukan sosialisasi. Makanya kita tinggal konsinyasi. Kalau konsinyasi kan tinggal membayar saja,” ujar dia.
Progres pembebasan lahan, kata dia, sudah mencapai sekitar 70 persen. Sedangkan pembangunan stasiun dan jalur kereta api saat ini sudah dimulai.
“Jalur kereta baru dimulai, 2-5 persen. Tapi itu tidak ada masalah,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo yang turut mendampingi Menhub, menilai proyek tersebut bakal berjalan tepat waktu. Dia yakin kendala-kendala yang timbul dapat terselesaikan dalam waktu dekat.
“Yang belum bebas itu 2,5 hektare. Ini kan (kepemilikannya) hanya beda instansi saja to. Enggak ada masalah, Desember 2019 selesai,” tegasnya. (MAD)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Pesawat Lion Air JT 0600 rute Jakarta-Jambi mendarat darurat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Penyebab pendaratan darurat itu adalah karena masalah teknis yang berkaitan dengan cabin pressure.
“Masalah teknis, cabin pressure,” kata Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro saat dikonfirmasi, Minggu (1/4/2018).
Cabin pressure atau cabin pressurization system adalah sistem tekanan udara yang diterapkan pada saat pesawat sedang terbang. Sistem ini diterapkan untuk kenyamanan penumpang dan awak pesawat mengingat adanya perbedaan tekanan udara dengan di permukaan.
Dikutip dari situs World Health Organization (WHO), konsekuensi dari sistem tekanan udara ini adalah berkurangnya oksigen yang dibawa darah ke seluruh tubuh. Tetapi efek ini tetap bisa ditoleransi oleh kondisi tubuh yang sehat.
Pada saat pesawat take off, berkurangnya tekanan udara mengakibatkan penyebaran gas. Namun ketika pesawat landing atau mendarat, udara bisa terjebak dalam tubuh. Hal ini yang menyebabkan adanya sensasi ‘meletus’ dalam telinga.
Ketika tekanan udara berkurang, maka masker oksigen akan diturunkan dari kompartemen. Penumpang bisa menghirup udara dengan normal dengan masker tersebut.
Namun saat kondisi ini terjadi, bisa saja penumpang bereaksi panik. Seperti yang dialami para penumpang pesawat Lion Air JT 0600.
“Semua penumpang panik dan takut saat tiba-tiba telinga terasa sakit. Kata awak kabin tekanan udara di dalam pesawat berkurang dan diminta memakai masker semua,” kata salah seorang penumpang, Saman saat dikonfirmasi.
Menurut Saman, kepanikan mulai terasa saat setelah masker oksigen yang berada tepat di atas kepala keluar secara tiba-tiba. Kepanikan pun semakin bertambah ketika adanya imbauan dari awak kabin bahwa pesawat akan mendarat darurat. (ADI)
CILACAP,khatulistiwaonline.com
Usai peristiwa jatuhnya pesawat latih kemarin, Bandara Tunggul Wulung Cilacap kembali dibuka hari ini. Bandara dibuka untuk melayani penerbangan reguler.
“Terkait insiden ini, bandara ditutup untuk penerbangan reguler sejak sore hingga malam hari dan akan dibuka pada Rabu,” kata Denny Ariyanto, Kepala Bandara Tunggul Wulung kepada wartawan, Selasa (20/3) malam.
Dia mengatakan, wewenang terkait Notam (Notices to Airmen) ada pada pengatur udara atau Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
“Kami sudah bersurat, terkait Notam yang berwenang adalah Perum LPPNPI cabang Cilacap,” ujarnya.
Sementara terkait penyelidikan jatuhnya Pesawat latih di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap yang menewaskan Kol (Pnb) MJ Hanafie rencananya akan dilakukan hari ini. Investigasi akan dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). (ARF)
Melbourne –
Seorang penumpang dengan penerbangan internasional dari Bali ke Sydney, New South Wales, Australia yang kemudian melakukan perjalanan ke Melbourne pada tanggal 10 Maret, telah dirawat di rumah sakit karena menderita campak. Kasusnya telah memicu peringatan kesehatan.
Pria itu merupakan penumpang dari Maskapai Qantas dengan nomor penerbangan QF44 dari Denpasar menuju Sydney. Dia kemudian melakukan perjalanan ke Melbourne dengan menggunakan pesawat Qantas QF415, yang mendarat di Bandara Melbourne pada pukul 10.35.
Ia jatuh sakit setelah penerbangan itu dan dirawat di rumah sakit hampir seminggu kemudian setelah diagnosis penyakitnya dipastikan.
Sebuah pernyataan dari Departemen Kesehatan Victoria mengatakan bahwa pria tersebut kemungkinan telah menularkan [penyakit campaknya] pada penumpang lain yang berada di kedua penerbangan tersebut dan saat dia mengunjungi restoran Lentil as Anything di Abbotsford pada Sabtu (10/3/2018) siang hari.
Campak biasanya dimulai tiga sampai tujuh hari setelah gejala pertama dan sangat menular.
Penyakit ini bisa sangat serius bagi anak kecil dan orang dewasa, dengan komplikasi serius seperti pneumonia.
“Kami bekerja sama dengan otoritas penerbangan untuk mengidentifikasi dan menghubungi penumpang yang berbagi penerbangan internasional ke Sydney dan penerbangan domestik ke Melbourne,” kata Dr Finn Romanes dari Departemen Kesehatan.
“Orang-orang yang berada di Bandara Melbourne pada hari Sabtu tanggal 10 Maret, terutama di sekitar area pengumpulan bagasi dalam negeri, yang menderita penyakit mulai sekarang sampai hari Rabu tanggal 4 April harus memberi tahu dokter atau departemen gawat darurat di rumah sakit mereka.”
Ini adalah peringatan campak ketiga yang diterbitkan sepanjang bulan ini saja, dengan kasus lain setelah ditelusuri berasal dari backpacker Inggris dan seorang pria Australia yang sempat bepergian ke Kuala Lumpur.
Campak sekarang jarang terjadi di Australia karena penggunaan vaksin campak secara luas, namun sering dibawa ke Australia oleh wisatawan mancanegara. (ADI)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Kementerian Perhubungan melarang powerbank berdaya besar dibawa ke dalam pesawat. Penumpang diimbau lebih baik membawa charger.
“Powerbank itu satu aturan yang dibuat pihak organisasi internasional itu baku. Powerbank tetap boleh bagi mereka yang yang dalam kualifikasi di bawah 100 ribu Wh. Yang nggak boleh yang besar,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2018).
Bahkan, Budi Karya mangatakan masyarakat boleh membawa dua powerbak asal tidak melebihi batasan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh dunia internasional. Namun, dia menyarankan masyarakat dapat menggunakan fasilitas recharging yang ada di bandara.
“Intinya tidak boleh bawah yang besar-besar,” ucapnya.
Kemenhub sebelumnya menerbitkan surat edaran keselamatan terkait ketentuan membawa powerbank dan baterai litium cadangan pada pesawat. Hanya powerbank berdaya 100 Wh ke bawah yang boleh dibawa.
Dalam SE Keselamatan Nomor 015 TAHUN 2018 yang ditetapkan 9 Maret 2018 kemarin ini, maskapai domestik dan asing diinstruksikan menanyakan soal powerbank kepada setiap penumpang saat proses lapor diri atau check-in. Maskapai juga harus memastikan powerbank yang dibawa penumpang dan personel pesawat udara harus memenuhi beberapa ketentuan.
“Di antaranya bahwa powerbank atau baterai litium cadangan yang dibawa di pesawat udara tidak terhubung dengan perangkat elektronik lain. Maskapai harus melarang penumpang dan personel pesawat udara melakukan pengisian daya ulang dengan menggunakan powerbank pada saat penerbangan,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso.
Selain itu, lanjut Agus, powerbank itu harus ditempatkan pada bagasi kabin dan dilarang pada bagasi tercatat. Peralatan yang boleh dibawa hanya yang mempunyai daya per jam (watt-hour) tidak lebih dari 100 Wh. (MAD)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Pesawat Kargo Jayawijaya Dirgantara PK-JRM yang mengangkut 12.550 kg barang campuran mengalami pecah ban saat mendarat (landing) di Bandara Gatot Subroto Wamena. Tidak ada korban dalam insiden ini.
Pesawat Kargo Jayawijaya Dirgantara PK-JRP dipiloti Kapten Setiawan Hermanto dan Kopilot Benny H sertan Foo Didi. Pesawar mengalami pecah ban sebelah kanan sekira pukul 09.00 WIT.
“Insiden pecah ban Pesawat Jayawijaya Dirgantara itu tidak menyebabkan korban. Pilot dan kru pesawat maupun barang yang diangkut semua selamat,” Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Sabtu (10/3/2018).
“Ketika pesawat berada final di runway 15 touchdown, taxiway (eko) pesawat mengalami pecah ban belakang sebelah kanan namun pesawat masih bisa dipaksakan hingga di parking stand 7 dalam keadaan aman,” lanjut Ahmad.
Menurut dia, kru pesawat tidak ada yang mengalami luka serius dan barang kargo dalam keadaan aman tanpa ada kerusakan.
“Akibat insiden itu, penerbangan operasional bandara kelas satu Wamena tetap berjalan lancar tanpa mengganggu penerbangan lainnya,” ujar dia. (ARF)