DENPASAR,KHATULISTIWAONLINE.COM
Jumlah pengunjung Bali pada libur Natal dan tahun baru (Nataru) diprediksi meningkat hingga 70 ribu penumpang per hari. Pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pun menyiagakan lebih dari seribu personel untuk menyambut kedatangan penumpang tersebut.
“Kalau pengamanan dari AURI, dari kepolisian KP3U dan K9 semua sudah lengkap. Kalau personel, saya tidak monitor detail, tapi total 1.273 orang dari Otban, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Bea-Cukai, seluruhnya ya,” kata GM Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi seusai apel di kantornya, Jl Raya Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (20/12/2018).
Yanus menambahkan, selama libur Natal dan tahun baru ini, pihaknya menyiapkan posko di terminal kedatangan domestik. Posko ini dibuka pada 20 Desember-6 Januari 2019 dan didukung personel dari Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV, KKP, Pangkalan TNI AU Ngurah Riai, Kepolisian Kawasan Udara Ngurah Rai, Basarnas, dan K9.
Yanus mengatakan, selama libur Natal dan tahun baru ini, pihaknya memprediksi akan ada 70 ribu penumpang tiap hari yang tiba di Bali. Jumlah itu didasari perhitungan total tambahan penerbangan (extra flight) sebanyak 765 dengan rute domestik.
“Saya punya terminal ini memang kapasitasnya terbatas, tapi kami sudah siapkan untuk 88 ribu per hari. Prediksi kami masuk 70 ribu dengan perhitungan extra flight yang sudah kita setujui, yaitu 765 sampai hari ini, mayoritas dari Cengkareng, Surabaya, dan Lombok,” ujar Yanus.
Dia menambahkan jumlah penerbangan tambahan ini meningkat signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu sekitar 60 persen. Meski bakal ada lonjakan jumlah penumpang, Yanus memastikan pihaknya tetap memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan penumpang.
“Kami juga akan memperhatikan kesiapan alat produksi kami, seperti landasan, apron, alat navigasi penerbangan, kendaraan airport rescue and fire fighting, dan juga genset. Selain menjaga keamanan di area bandara, kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait kelancaran arus lalu lintas sepanjang perjalanan dari dan menuju bandara,” pungkasnya.(MAD)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Lion Air menyindir Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) soal pencarian jenazah penumpang Lion Air PK-LQP serta Cockpit Voice Recorder (CVR). Sindiran itu dilontarkan sambil mengutip aturan mengenai anggaran pelaksanaan tugas KNKT.
“Lion Air menegaskan, bahwa pencarian kembali ini juga merupakan kesungguhan Lion Air untuk mencari bagian kotak hitam yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) yang menurut Undang-Undang adalah tugas dan tanggung jawab dari KNKT seperti yang tertulis di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2012 tentang Komite Nasional Keselamatan Transportasi Bab VI Pasal 48,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis, Senin (17/12/2018).
Perpres 2/2012 tentang KNKT di antaranya mengatur tugas, organisasi, tata kerja, investigator hingga pembiayaan dan hak keuangan. Secara khusus, pasal 48 yang dikutip Lion Air berisi soal pembiayaan dan hak keuangan KNKT.
Berikut isinya:
Pasal 48
Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas KNKT dan tugas Sekretariat KNKT dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara cq. anggaran Kementerian Perhubungan
Kembali ke sindiran Lion Air, Danang mengatakan Lion Air bekerja sama dengan pihak swasta dari Belanda untuk mencari jenazah penumpang dan kru serta CVR Lion Air PK-LQP yang belum ditemukan hingga sekarang. Sebanyak Rp 38 miliar digelontorkan oleh Lion Air.
“Lion Air menganggarkan dana sendiri untuk pencarian kembali senilai Rp 38.000.000.000,” ungkap Danang.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjanto, enggan berkomentar panjang soal sindiran dari Lion Air itu. “Kita tentunya ingin mencari black box-nya. Masalah dibantu seperti itu, kita nggak komentar. Ya biarkan saja disindir, nggak ada masalah,” ucap Soerjanto saat dihubungi.(ADI)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 milik Norwegian Air dilaporkan sempat mengalami masalah mesin dan mendarat darurat di Iran. Garuda Indonesia, salah satu maskapai dalam negeri yang diketahui memesan 737 MAX 8, tetap melanjutkan pemesanannya.
“Referensi kita kan informasi final ya. Lalu kita melihat sekelas Boeing besar kan, tentu mereka mengeluarkan produk yang tanda kutip sudah airworthiness-nya layak. Jadi sampai sekarang ini sih kami masih order dengan pesanannya,” ujar Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan, saat dikonfirmasi, Minggu (16/12/2018).
Saat ini, sebut Ikhsan, Garuda telah mengoperasikan satu pesawat 737 MAX 8 keluaran Boeing. Sementara itu, masih ada 49 unit 737 MAX 8 yang dipesan Garuda.
“(Pesanan) 49, kan sudah datang satu. Totalnya 50. Poinnya sekarang kita masih on dengan perjanjian dengan Boeing, kecuali nanti ada hasil keputusan yang sangat signifikan lah,” jelasnya.
Ikhsan pun menegaskan hingga kini 737 MAX 8 yang dimiliki Garuda tak pernah mengalami kendala. Pesawat tersebut dioperasikan sejak Januari 2017.
“Sejak Januari 2017. Sampai sejauh ini sih MAX kita oke saja, nggak ada bermasalah,” kata Ikhsan.
Diberitakan, pesawat 737 MAX 8 milik Norwegian Air mendarat darurat di Iran, tiga hari lalu. Hingga kini pesawat tersebut tercatat masih berada di Shiraz, Iran.
Pesawat dengan nomor registrasi LN BKE tersebut terakhir kali terbang pada Jumat (14/12). Pesawat itu mestinya terbang dengan rute Dubai, Uni Emirat Arab, menuju Oslo, Norwegia.
Selain itu, diketahui pesawat Boeing dengan jenis yang sama milik maskapai Lion Air jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). Sebanyak 189 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden penerbangan ini. (NGO)
Lisbon –
Helikopter ambulans jatuh di wilayah pegunungan dekat Porto, Portugal. Akibatnya, 4 orang yang berada di helikopter itu tewas.
Dilansir dari Reuters, Senin (17/12/2018), kecelakaan itu terjadi pada Sabtu (15/12) waktu setempat usai mengantarkan seorang pasien berusia 76 tahun ke salah satu rumah sakit di Porto.
Pihak layanan gawat darurat Portugal helikopter itu sedang dalam perjalanan kembali ke markas di distrik Braganca. Saat kecelakaan terjadi, cuaca sedang buruk.
“INEM (the National Institute of Medical Emergencies) mengucapkan duka yang sedalamnya kepada keluarga korban,” ujar INEM dalam keterangannya.
Korban tewas terdiri dari 2 pilot, seorang dokter dan seorang perawat. Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari kecelakaan tersebut.(NOV)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pesawat Antonov An-12BP terdeteksi melintasi Pantura Jawa dan di saat yang bersamaan muncul suara misterius di beberapa kota di Jawa Tengah. Begini jejak pesawat tersebut.
Data penerbangan pesawat Antonov An-12BP dengan nomor registrasi UR-CGW termuat di situs Flight Radar 24. Tapi tidak semuanya terungkap. Ada beberapa penerbangan yang tidak ditampilkan lokasi pesawat lepas landas dan mendarat.
Pada 12 Desember 2018, pesawat Antonov An-12BP lepas landas dari Tbilisi, Georgia, ke Hyderabad, India. Setelah itu, pesawat tersebut terdeteksi terbang di atas Laut Kaspia, yang merupakan danau terluas di dunia yang terletak antara Eropa dan Asia. Tak ada keterangan dari mana dan ke mana pesawat itu terbang.
Masih di hari yang sama, pesawat Antonov An-12BP itu kembali terdeteksi terbang, kali ini di atas dataran India. Lagi-lagi tak ada keterangan dari mana dan ke mana pesawat itu terbang.
Pada 14 Desember 2018 pukul 05.40 UTC atau 00.40 WIB, pesawat Antonov An-12BP melintas di langit Purwakarta, Jawa Barat, pada ketinggian 15.350 kaki. Pesawat terdeteksi hingga sekitar langit Subang pada empat menit kemudian.
Anehnya, pada situs tersebut terlihat garis putus-putus saat pesawat diduga melintas di langit Subang hingga Kendal, Jawa Tengah. Pesawat kembali terdeteksi di Kendal dengan ketinggian terbang 23.000 kaki pada pukul 06.14 UTC atau 01.14 WIB. Tidak ada informasi di mana pesawat itu mendarat.
Masih di hari ini, pesawat itu lalu terdeteksi lagi di Australia. Saat ini, pesawat Antonov An-12BP terdeteksi sedang terbang dari Melbourne, Australia, ke arah timur laut.
Berdasarkan kesaksian warga, Jumat (14/12/2018), suara meraung-raung terdengar sekitar pukul 01.00 WIB. Suara itu terdengar di Pekalongan hingga Kabupaten Semarang.
Manajer Operasional AirNav cabang Semarang, Kelik Widjanarko, belum memastikan soal pesawat Antonov An-12BP sebagai sumber suara misterius tersebut.
“Menyampaikan bilamana hal tersebut diyakini baling-baling pesawat bahwa pergerakan pesawat di wilayah udara yang di Indonesia adalah 24 jam bisa sipil atau militer. Jam tersebut AirnNav Semarang sudah closed, jadi kami tidak ada data,” kata Kelik.
Belakangan TNI AU menyatakan bahwa pesawat Antonov yang melintasi wilayah Indonesia tersebut berada dalam ketinggian 22.000 kaki. TNI AU meyakini, secara teori, dengan ketinggian tersebut pesawat Antonov tidak bisa mengeluarkan bunyi seperti yang viral dan disebut sebagai suara misterius.(MAD)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-568 rute penerbangan Jakarta-Yogyakarta sempat mengalami gangguan sebelum terbang. Gangguan disebabkan Auxiliary Power Unit (APU) mengalami penurunan daya.
Gangguan tersebut terjadi saat pesawat PK-LPH itu berada di apron Bandara Soetta, Minggu (10/12/2018). Sekitar pukul 19.08 tiba-tiba APU, perangkat yang menyediakan sumber energi pesawat saat mesin belum berputar mengalami penurunan daya (down) sehingga menyebabkan sistem pendingin dan listrik pada pesawat terganggu.
“Oleh karena itu, guna memastikan keselamatan dan keamanan serta kenyamanan penerbangan, teknisi dan pilot segera melakukan pengecekan,” ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10/2018).
Penumpang kemudian diminta untuk kembali menuju ruang tunggu keberangkatan. Sebab proses pengecekan membutuhkan waktu.
Pengecekan yang dilakukan membutuhkan waktu, demi kenyamanan seluruh penumpang diarahkan dan diturunkan kembali menuju ruang tunggu keberangkatan terminal.
“Lion Air menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul,” katanya.
Akibat penundaan tersebut, Lion Air kemudian mengganti pesawat untuk layanan JT-568 dengan armada Boeing 737-900ER registrasi PK-LJM. Penerbangan JT-568 diberangkatkan kembali pukul 20.40 WIB.
“Lion Air telah menginformasikan penundaan keberangkatan JT-568 kepada seluruh penumpang dan memberikan kompensasi keterlambatan (delay management) berdasarkan ketentuan. Lion Air juga memfasilitasi sesuai permintaan penumpang antara lain melakukan pengembalian dana (refund)atau perubahan jadwal berangkat (reschedule) menurut aturan yang berlaku,” tutur Danang.
“Atas koordinasi dan kerjasama yang tepat antara pilot dan teknisi, kendala pada APU tersebut dapat segera teratasi dan kondisi pesawat dalam keadaan normal kembali,” sambung dia.(ARF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
KNKT menyatakan Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang punya banyak masalah. Masalah itu terdeteksi setidaknya di 4 penerbangan terakhir.
Menurut Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, Lion Air PK-LQP mengalami gangguan dalam bentuk naik-turun kecepatan dan ketinggian hingga masalah pada lampu.
Meski begitu, sampai hari di mana pesawat tersebut jatuh, pesawat tetap dinyatakan laik terbang. Padahal, KNKT menyebut, sejak penerbangan Denpasar-Jakarta sehari sebelum kecelakaan, pesawat tersebut seharusnya tak laik mengudara.
“Ini dasar keluar rekomendasi kita yang pertama, kepada Lion Air, pilotnya untuk menentukan terus atau kembali. Karena menurut pandangan kami, yang terjadi itu pesawat sudah tidak laik terbang. Menurut pendapat kami, seharusnya penerbangan itu tidak dilanjutkan,” kata Nurcahyo di kantor KNKT, Rabu (28/11/2018).
Dalam kasus penerbangan PK-LQP dari Denpasar ke Jakarta, pesawat sempat menjalani pergantian Angle of Attack (AOA) yang bermasalah. Namun pesawat dinyatakan clear oleh release man, dan PK-LQP pun take-off.
Pada ketinggian sekitar 400 kaki, pilot menyadari adanya peringatan kecepatan berubah-ubah atau indicated airspeed (IAS) disagree pada primary flight display (PFD).
“Kemudian pilot mengalihkan kendali pesawat udara ke second in command (kopilot) serta membandingkan penunjukan pada PFD dengan instrument standby dan menentukan bahwa PFD kiri yang bermasalah,” ujar Nurcahyo.
Nurcahyo menjelaskan hidung pesawat PK-LQP mengalami penurunan secara otomatis. Karena penurunan otomatis itu, kopilot kemudian mengambil alih penerbangan secara manual.
Berhasil mendarat di Jakarta, pesawat tersebut kembali dinyatakan clear oleh release dan bisa terbang menuju ke Pangkalpinang dengan nomor penerbangan JT 610 pada 29 Oktober 2018 pagi. Beberapa menit setelah take off, pilot meminta ‘return to base’. Namun nahas, belum sempat terlaksana, pesawat yang mengangkut 189 awak itu jatuh di perairan Karawang.
Sebelumnya, pihak Lion Air menyatakan pesawat itu sempat bermasalah pada Senin pagi saat akan terbang menuju Pangkalpinang. Namun masalah itu dinyatakan sudah diatasi, lalu pesawat diizinkan terbang ke Jakarta.
“Pesawat ini terakhir terbang dari Denpasar menuju Cengkareng, dalam posisi dirilis untuk terbang. Memang ada laporan mengenai masalah teknis, dan masalah teknis ini sudah dikerjakan sesuai dengan prosedur maintenance yang dikeluarkan oleh pabrikan pesawat,” kata Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait, Senin (29/10).
Kembali ke rapat Komisi V DPR dengan Kemenhub, Plt Dirjen Perhubungan Udara M Pramintohadi Sukarno menguatkan keterangan Lion Air. Pesawat PK-LQP itu laik terbang menuju Pangkalpinang pada Senin (29/10) pagi.(ADI)
SLEMAN,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pesawat Garuda nomor penerbangan GA210 registrasi PK-GFY mengalami insiden saat mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto, Sleman, Minggu (25/11). Bagaimana kondisi pesawat rute Jakarta-Yogyakarta yang over run atau tergelincir di ujung runway sisi timur sekitar 3 meter tersebut?
“Pesawat membawa 153 orang penumpang terdiri dari 148 penumpang dewasa, 3 anak dan 2 bayi, mendarat pukul 14.00 WIB melalui runway 09 (barat)-27 (timur) Bandara Adisutjipto dan mengalami over run di ujung runway 27,” kata General Manager PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama dalam keterangannya, Senin (26/11/2018).
Peristiwa terjadi pada sekitar pukul 14.00 WIB. Petugas sisi udara Bandara Adisutjipto bersama Tim Teknik Garuda Maintenance Facility (GMF) dan Groundhandling Garuda Indonesia segera menuju ke tempat kejadian untuk melakukan evakuasi.
Pesawat kemudian dipindahkan dari ujung runway 27 menuju apron (parking stand 1) melalui taxiway N4 dan NP untuk dilakukan pemeriksaan.
“Hasilnya pemeriksaan menyatakan pesawat tidak mengalami kerusakan,” jelasnya.
Kemudian pukul 14.24 WIB, petugas Bandara Adisutjipto melakukan pengecekan landasan (runway inspection). Dari hasil pengecekan tersebut tidak ditemukan kerusakan di area landasan sehingga runway dapat dioperasionalkan kembali pukul 14.34 WIB.
“Aktivitas operasional penerbangan di Bandara Adisutjipto berjalan normal, tidak ada penerbangan yang terdampak dan tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut. Kru pesawat dan seluruh penumpang selamat,” jelas Pandu.(ADI)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Komisi V DPR menggelar rapat kerja bersama Menteri Pehubungan Budi Karya Sumadi dan jajaran. Rapat membahas jatuhnya Lion Air nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang.
Rapat digelar di ruang kerja Komisi V DPR, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018). Selain Menhub Budi, hadir Kabasarnas Marsekal Madya M Syaugi, Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi, Dirut Jasa Raharja Budi Rahardjo, BMKG, mitra perhubungan udara serta dari pihak asuransi. Rapat dipimpin Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis.
Rapat dibuka Fary dengan meminta semua pihak mendoakan korban Lion Air PK-LQP. Menurut Fary, insiden ini harus disikapi dengan pembenahan manajemen penerbangan udara.
“Marilah kita ambil hikmah dan pelajaran berharga memperbaiki sistem dan mekanisme aturan yang ada,” sebut Fary.
Fary menyebut usai kejadian tersebut, banyak komentar mengenai kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat. Namun, semua itu disebutnya hanya asumsi dan pendapat pribadi. Karena itu, dia mengundang Menhub untuk meminta penjelasan resmi.
“Faktor manusia atau human error, cuaca atau kondisi pesawat. Kami ingin penjelasan resmi Menhub selaku regulator mengenai hal berkaitan musibah JT 610,” sebutnya.(NGO)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Seorang penumpang Lion Air bernama Erdi menceritakan pesawat yang hendak ditumpanginya mengalami masalah. Pesawat Lion Air JT 309 penerbangan Medan-Jakarta yang akan ditumpanginya disebutkan mengalami kendala pada Minggu (18/11) malam sebelum terbang.
Erdi mengatakan pesawat yang ditumpangi seharusnya terbang pukul 18.40 WIB. Tetapi delay kurang lebih satu jam dan dipersilakan masuk ke dalam pesawat pukul 20.00 WIB.
“Jadi kita naik pesawat JT 309 itu dari Medan ke Jakarta, posisinya itu awalnya schedule-nya terbangnya jam 18.40 WIB akhirnya kita diinformasikan jam 20.00 WIB delay dulu. Pas jam 20.00 WIB tepat waktu langsung masuk,” kata Erdi saat dikonfirmasi, Senin (19/11/2018) dini hari.
Setelah masuk ke dalam pesawat, Edi mengaku merasakan suasana yang berbeda. Kondisi di dalam pesawat, kata Erdi terasa pengap.
“Cuma pas kita masuk pertama kali itu udah beberapa orang bilang ngerasa suasananya agak pengap, karena posisi AC-nya saya nggak tahu ya, kurang kenceng atau gimana. Jadi panas dan pengap. kita masuk, mungkin AC-nya masih belum nyala atau gimana. Kita duduk, terus pramugari menginformasikan seperti biasa,” tutur dia.
Saat itu kata Erdi kondisi pesawat sudah penuh penumpang. Pintu pesawat juga sudah ditutup. Tapi tiba-tiba lampu di dalam pesawat mati.
“Tiba-tiba mesin sama lampunya mati. Kita kan nggak tahu kan. Pas mau mundur tiba-tiba mati kayak mobil akinya mati gimana sih,” ucapnya.
Situasi tersebut, tambah Erdi membuat kondisi di dalam pesawat mulai riuh. Banyak penumpang yang protes untuk segera diturunkan dan keluar dari pesawat.
“Karena yang kita tahu semuanya padam AC juga mati jadi panas. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali dan itu sampe 4 kali dicoba (dinyalakan) dan orang-orang panik. Akhirnya orang ada yang maju ngomong. ‘Ini gimana kalau begini kita ngga berani juga terbang. Taruhannya nyawa, kita nggak mau ambil risiko’. Selesai itu lalu ada mobil di samping itu dia kayak coba colok starter saya juga nggak paham lumayan lama skitar 15 menit, nyala. Tapi di dalam panik nggak mau jalan (terbang) walaupun diinformasikan aman,” ujar Erdi.
Meski sudah diinformasikan aman dan tak ada masalag, sebagian penumpang bersikukuh keluar dari pesawat dengan alasan keselamatan. Erdi mengatakan ada sekitar penumpang yang turun dari pesawat.
“Lalu kita debat akhirnya pintu dibuka tapi dari mereka ada yang ngasih tahu posisi pesawat bisa diterbangkan. Cuma kita ada yang nggak mau ambil risiko. Di dalam ada anak kecil juga pada nangis,” katanya.
Erdi sendiri tidak mengetahui secara pasti pesawat yang ditumpanginya itu jadi terbang ke Jakarta atau tidak. Edi mengaku setelah tahu mengalami masalah, dia membatalkan penerbangan dan kembali ke rumah setelah melakukan proses refund tiket.
“(Penumpang) Ada yang mencar, saya juga balik lagi ke rumah. Penumpang lain yang udah refund langsung sendiri-sendiri. Sekitar 30-an yang keluar bareng kita. nggak semua penumpang keluar. Nggak tahu jadi terbang apa nggak soalnya saya langsung keluar,” kata Erdi.(ARF)