JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) membantah adanya informasi bahwa Indonesia ditutup selama 1 bulan. Juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, mengatakan pemerintah hanya melakukan penangguhan kebijakan bebas visa kunjungan.
“Tidak ada penutupan Indonesia selama sebulan, yang dilakukan pemerintah adalah penangguhan kebijakan bebas visa kunjungan. Visa kunjungan saat kedatangan dan bebas visa diplomatik/dinas bagi semua negara selama 1 bulan,” kata Teuku saat dimintai konfirmasi, Rabu (18/3/2020).
Teuku mengatakan imbauan itu khusus para pelancong WNI yang hendak berpergian dalam waktu singkat di tengah wabah virus Corona. Hal itu guna menghindari kesulitan penerbangan untuk masuk ke Indonesia.
“WNI yang sedang bepergian memang diimbau untuk kembali karena akan mengalami kesulitan penerbangan. Istilah WNI di sini adalah travelers, mereka yang sedang berlibur atau ke luar negeri untuk jangka waktu tertentu/singkat untuk keperluan bisnis misalnya,” ujarnya.
“Intinya untuk menghindari WNI yang bepergian stranded (tertahan) dan tidak bisa pulang,” lanjut Teuku.
Sebelumnya, memang beredar video keterangan pers yang dibuat resmi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dalam keterangan itu, Retni mengimbau masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri untuk segera pulang guna menghindari kesulitan dalam penerbangan.
Namun narasi yang beredar justru berbeda. Narasi itu menambahkan bahwa Indonesia akan tutup selama satu bulan sejak 20 Maret 2020.(VAN)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Maskapai Citilink yang baru membuka rute penerbangan dari Denpasar ke Bandara Avalon di Victoria, Australia, pada 25 Januari lalu, sudah menghentikan operasinya.
Eugenia Katarina Yu Yu, salah satu warga Indonesia di Australia mengaku sampai harus membatalkan tiketnya dan mencari maskapai penerbangan lain.
“Saya beli tiket buat kakak saya untuk penerbangan Jakarta-Denpasar dan Denpasar-Avalon tiba di Melbourne 22 Maret,” katanya.
“Tanggal 20 Februari dikabari lewat SMS dan email ada perubahan jadwal keberangkatan,” jelas Eugenia kepada ABC Indonesia.
“Tidak lama kemudian ternyata baru dikabari kalau rute Denpasar-Avalon tidak diberangkatkan. Pilihannya bisa refund atau ganti tanggal keberangkatan,” jelasnya.
Pada akhirnya, Eugenia meminta pengalihan tiket ke pesawat Garuda Indonesia, perusahaan induk Citilink.
“Saya telepon customer servicenya, mereka menawarkan refund tapi saya tidak mau,” kata perempuan yang sudah tinggal di Melbourne selama empat tahun itu.
“Saya minta dialihkan ke pesawat Garuda dengan tanggal yang sama, karena semua hotel dan tiket domestik tidak bisa direfund,” ujarnya.
Dibatalkan karena virus corona
Manajer Cabang Citilink di Avalon, Isfandi Ibrahim mengatakan pembatalan penerbangan pesawat Citilink dari Denpasar ke Avalon adalah karena virus corona.
Padahal sebelumnya, Eugenia mengatakan ia menerima kabar dari Citilink pembatalan dilakukan karena “alasan operasional”.
“Untuk sementara waktu penerbangan kami rute Denpasar-Avalon dibatalkan akibat dampak virus corona sehingga mempengaruhi ‘performance’ rute tersebut,” katanya kepada ABC Indonesia.
“Untuk penumpang yang sudah membeli tiket dapat diproses untuk ‘full refund’ melalui agen masing-masing,” jelasnya.
Sebelumnya, Citilink sudah mengurangi frekuensi penerbangan Denpasar-Avalon menjadi tiga hari per minggu, sebelum kekhawatiran virus corona merebak.
Hal ini dikonfirmasi oleh Justin Giddings, CEO Bandara Avalon, yang mengatakan beberapa maskapai penerbangan lainnya juga melakukan pembatalan karena menurunnya permintaan penerbangan.
“Alasannya adalah karena virus corona,” kata Justin kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
“Citilink dan penerbangan lainnya telah mengalami penurunan jumlah permintaan, sehingga mereka memutuskan untuk mengurangi penerbangan jadi tiga hari per minggu,” jelasnya.
Sementara itu, belum ada informasi hingga kapan penerbangan Citilink ini akan ditunda.
“Belum ada tanggal pasti, tergantung bagaimana respon orang-orang terhadap virus corona dan berapa lama peristiwa ini berlangsung, jangka pendek atau menengah,” kata Justin.
Apakah sebenarnya karena tak ada peminat?
Justin mengatakan dalam beberapa penerbangan Citilink rute Denpasar-Avalon, hanya 50 dari 180 buah kursi penumpang yang terisi.
“Penerbangan lewat udara [Citilink] melemah karena virus [corona],” katanya.
Justin yang mengikuti rapat dengan pimpinan Citilink di Jakarta Rabu lalu (4/3/2020) mengonfirmasi bahwa Citilink sedang menurunkan kapasitas penerbangan mereka di seluruh dunia.
“Mereka [pihak Citilink] sedang menurunkan kapasitas sebanyak 40 persen pada seluruh jaringan penerbangan mereka termasuk banyak dari penerbangan internasional mereka,” jelasnya..
ABC sudah mencoba menghubungi pihak Citilink di Indonesia tapi belum menerima jawaban hingga artikel ini diterbitkan.
Justin mengatakan pihak Citilink saat ini sedang sibuk menangani pembatalan beberapa penerbangan di seluruh dunia.
“Dari yang saya lihat, mereka memang sedang sangat sibuk. Memang fokus kami adalah [penerbangan Citilink] di Bandara Avalon, tapi mereka juga membatalkan penerbangan di seluruh dunia,” kata dia.
Awalnya agar lebih banyak turis ke Bali
Dalam pidatonya di acara pembukaan rute penerbangan Citilink Denpasar-Melbourne (25/1), Konsul Jenderal RI Melbourne Spica Tutuhatunewa mengatakan pembukaan rute ini merupakan bentuk komitmen industri penerbangan negara.
“Pembukaan rute penerbangan Citilink Bali-Melbourne merupakan bentuk komitmen industri penerbangan dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat kedua negara untuk melakukan bisnis, saling kunjung dan berwisata,” jelasnya.
Di kesempatan itu, ia juga berharap agar pembukaan jalur penerbangan ini akan memberikan peluang lebih besar bagi wisatawan Australia untuk mengunjungi “tempat menarik lainnya di berbagai provinsi di Indonesia.”
Justin mengatakan bahwa minat warga lokal terhadap dibukanya rute penerbangan dari Bandara Avalon ke Denpasar memang tinggi.
“Bali adalah tujuan yang paling banyak diajukan oleh penumpang dan komunitas lokal. Data kami menunjukkan adanya keinginan besar warga untuk dibukanya rute ini,” ujarnya.
Mewakili Bandara Avalon, Justin menyampaikan permintaan maafnya kepada penumpang Citilink Indonesia yang terkena dampak pembatalan pesawat tersebut.
“Kami akan terus memantau kondisi dan terus melanjutkan diskusi dengan Citilink Indonesia,” kata dia.
“Saat virus sudah mereda, kami akan mengadakan kembali penjualan tiket penerbangan ke Bali dari Bandara Avalon.”(MAD)
Abu Dhabi –
Otoritas Uni Emirat Arab (UAE) mengumumkan enam kasus baru virus corona di wilayahnya, terkait dengan event balap sepeda yang dihentikan. Enam kasus baru itu adalah warga negara asing, yang terdiri dari dua warga Rusia, dua warga Italia, satu warga Jerman dan satu warga Kolombia.
Seperti dilansir AFP, Rabu (4/3/2020), acara balap sepeda bernama ‘UAE Tour’ ini dihentikan sejak Kamis (27/2) pekan lalu, setelah dua staf dari salah satu tim dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kedua staf itu diketahui merupakan warga Italia.
Para atlet sepeda, tim mereka dan beberapa wartawan yang meliput acara itu sempat diisolasi di dalam sejumlah hotel di Abu Dhabi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sebagian besar telah diperbolehkan pulang dalam beberapa hari terakhir. Namun, empat dari 20 tim masih dalam karantina. Keempat tim itu terdiri dari dua tim asal Prancis, satu tim UAE dan satu tim Rusia.
Kantor berita setempat, WAM, yang mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan UAE mengonfirmasi adanya enam kasus baru di wilayahnya. Secara total, sudah 27 kasus virus corona terkonfirmasi di negara ini.
“Para pasien terhubung dengan dua kasus yang diumumkan sebelumnya, yang masih terkait dengan acara balap sepeda, UAE Tour,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan UAE.
Tim asal Prancis yang masih dikarantina menyatakan kebingungan mereka, karena tim lainnya diperbolehkan pulang lebih dulu.
“Seluruh individu di dalam dua hotel yang dikarantina yang tidak melakukan kontak langsung dengan para atlet dan tim administrasi mereka telah diperiksa, dan… mereka yang dinyatakan negatif virus corona diizinkan untuk meninggalkan hotel,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan UAE.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa individu-individu yang masih dikarantina hingga kini, akan ‘diperiksa ulang dan diperiksa untuk virus (corona) guna memastikan keselamatan sepenuhnya’. Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa seluruh gedung dan kendaraan akan disemprot disinfektan dan disterilkan.
Dilaporkan juga oleh kantor berita WAM bahwa Kementerian Pendidikan UAE memutuskan untuk meliburkan sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya selama 4 minggu, mulai Minggu (1/3) waktu setempat. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran luas virus corona.(VAN)
TANGERANG,KHATULISTIWAONLINE.COM
Dua warga negara Indonesia positif virus corona atau Covid-19. Pengawasan di terminal kedatangan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) diperketat.
Begitu turun dari pesawat di Bandara Soetta pukul 16.00 WIB sore ini, Selasa (3/3/2020), penumpang yang berasal dari luar negeri langsung diarahkan untuk mengisi data diri di kertas yang bertuliskan ‘Kartu Kewaspadaan Kesehatan’ dari Kemenkes.
Kartu yang berwarna kuning ini wajib diisi bagi penumpang dari luar negeri. Penumpang diwajibkan mengisi data diri, nomor paspor, datang dari negara mana, data pesawat hingga nomor kursi.
Dalam formulir itu juga disediakan kolom keluhan penyakit seperti demam, sesak nafas, diare, kejang dan lainnya. Setelah penumpang dari luar negeri selesai mengisi kartu itu, kemudian diserahkan ke petugas Kemenkes yang berjaga, yang mengenakan rompi berwarna kuning bertuliskan Kemenkes RI.
Petugas kemudian memeriksa kartu lalu merobek bagian kolom yang telah terisi. Kemudian petugas mendeteksi suhu tubuh para penumpang dengan menggunakan alat.
“Ini kertas kuningnya disimpan ya selama 2 minggu. Jika mengeluhkan sakit kertasnya dibawa ya ke rumah sakit,” kata salah seorang petugas di lokasi kepada penumpang.
Pengecekan suhu tubuh itu diberlakukan ke semua penumpang yang sudah mengisi kartu. Penumpang yang hendak menuju imigrasi untuk keluar bandara harus berjejer dan diperiksa terlebih dahulu tanpa terkecuali. Petugas yang memeriksa tampak juga mengenakan masker.
“Suhu 38,8 derajat, normal, silakan lanjut,” kata petugas yang memeriksa.
Pengawasan di terminal kedatangan Bandara Soetta pada 2 Maret lalu. Saat itu, tidak semua penumpang dicek suhu tubuhnya. Jika penumpang sengaja mau menghindari petugas, hal ini mudah saja untuk dilakukan. Nah, hari ini, semua penumpang tanpa kecuali dicek suhu tubuhnya.
Kembali ke cerita hari ini, sebelum tiba di Bandara Soetta, reporter detikcom juga mengunjungi Bandara Doha, Qatar dan Bandara Kabul, Afghanistan. Di sana tidak ada pengawasan seperti yang dilakukan Kemenkes di Bandara Soetta Jakarta.
Petugas bandara melakukan pengecekan suhu tubuh. Namun, penumpang tidak harus mengisi data diri ataupun riwayat kesehatan seperti di Jakarta.(DAB)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Polres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menangkap FRN, AW, dan DS karena membuat dokumen-dokumen palsu sebagai persyaratan untuk bekerja di area Bandara Soetta. Para tersangka menawarkan jasanya melalui media sosial.
Kapolres Bandara Soekarno Hatta Kombes Adi Ferdian mengatakan kasus itu bermula saat ada tiga laporan polisi dari masyarakat terkait aksi sindikat ini. Laporan itu diterima polisi pada akhir Januari 2020.
“Berawal dari informasi di area Bandara Soetta terdapat pihak yang dapat membantu mengurus dokumen, baik dokumen kependudukan maupun dokumen pendidikan, sebagai salah satu syarat untuk dapat diterima bekerja sebagai pekerja di area Bandara Soekarno Hatta,” kata Adi dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (4/2/2020).
Berdasarkan informasi itu, polisi melakukan penyelidikan dan diketahui jika ada beberapa dokumen masyarakat yang palsu dan dibuat oleh sindikat ini. Polisi kemudian menangkap tiga tersangka dan menyita sejumlah barang bukti.
“Berbekal informasi tersebut, tim menangkap tiga tersangka dengan barang bukti puluhan dokumen kependudukan, perkawinan, serta dokumen pendidikan yang dipalsukan,” jelas Adi.
Para pelaku menawarkan jasa-jasanya menggunakan media sosial. Polisi hingga kini masih mengembangkan kasus tersebut.
Kasatreskrim Polres Bandara Soetta Kompol Alexander mengatakan ketiga tersangka memiliki peran masing-masing. Perannya mulai dari menawarkan jasa pembuatan dokumen palsu melalui media sosial hingga membuat dokumen itu.
“Tersangka FRN perannya menawarkan memalsukan dokumen melalui media sosial, tersangka AW perannya membuat pemalsuan dokumen, dan tersangka DS perannya menerima orderan dan menjual melalui medsos,” kata Alex.
Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti dokumen palsu yang terdiri dari akta cerai, KK, KTP, SIM C, NPWP, SKHUN hingga ijazah. Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Pasal 263, 264, 266 KUHP dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara.(MAD)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Hujan deras mengguyur wilayah DKI Jakarta pagi hingga siang hari. Grup Lion Air melakukan penundaan dan pengalihan sejumlah penerbangan.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, menginformasikan perkembangan operasional terbaru dari Lion Air, Wings Air dan Batik Air untuk Jumat (24/1/2020) hingga pukul 13.00 waktu setempat. Hujan deras ini mengguyur beberapa daerah dan juga sejumlah kota tujuan penerbangan.
“Keadaan ini berpotensi menyebabkan jarak pandang pendek (visibility below minimum) dan tidak memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan untuk proses lepas landas dan mendarat. Dalam rangka memastikan keselamatan dan keamanan, Lion Air Group akan melakukan penundaan dan pengalihan pendaratan (divert) di beberapa jaringan domestik yang dilayani,” kata Danang dalam keterangan tertulis.
Kebijakan ini menyebabkan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat. Danang mengatakan kebijakan ini diambil grup Lion Air berdasarkan SOP.
“Dampak yang timbul akan mengakibatkan terganggunya pada rotasi pesawat untuk sektor atau rute penerbangan berikutnya, sehingga dapat menimbulkan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan (delay) pesawat udara.
Lion Air Group menegaskan, bahwa berdasarkan kondisi yang terjadi seluruh operasional dijalankan berdasarkan standar operasional prosedur (SOP),” jelas Danang.
Salah satu penerbangan yang mengalami penundaan adalah Lion Air penerbangan JT-207 Medan Kualanamu ke Soekarno-Hatta, dialihkan ke Tanjung Karang, Lampung (TKG). Danang mengatakan Lion Air Group sudah menginformasikan kepada seluruh penumpang atau tamu yang terganggu perjalanannya.
“Operasional Lion Air Group akan berjalan normal kembali setelah jarak pandang dinyatakan aman untuk penerbangan (safe for flight). Lion Air Group akan meminimalisir dampak yang timbul, agar operasional lainnya tidak terganggu,” jelas Danang.(NOV)
Teheran –
Otoritas penerbangan sipil Iran mengakui ada dua rudal yang ditembakkan ke arah pesawat maskapai Ukraina yang jatuh di pinggiran Teheran, awal bulan ini. Ini menjadi pengakuan pertama yang disampaikan otoritas Iran soal dua rudal yang menjatuhkan pesawat penumpang itu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (21/1/2020), pengakuan soal dua rudal itu disampaikan oleh otoritas penerbangan sipil Iran dalam laporan awal yang diunggah ke situs resminya pada Senin (20/1) malam waktu setempat.
“Para penyidik… menemukan bahwa dua rudal Tor-M1… ditembakkan ke pesawat itu,” demikian bunyi potongan laporan awal dari otoritas Iran.
Ditambahkan otoritas penerbangan sipil Iran bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk menaksir dampak yang ditimbulkan insiden tersebut.
Pengakuan otoritas Iran ini mengonfirmasi laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), yang menyertakan rekaman video yang menunjukkan momen saat dua rudal ditembakkan ke pesawat maskapai Ukraina tersebut. NYT telah memverifikasi rekaman kamera keamanan tersebut.
Laporan NYT menyebut dua rudal ditembakkan ke pesawat tersebut dengan selisih waktu 30 detik. Menurut NYT dalam laporannya saat itu, kedua rudal diluncurkan dari sebuah lokasi militer Iran yang berjarak sekitar delapan mil dari pesawat tersebut.
Rudal Tor-M1 yang disebut oleh otoritas Iran, merupakan rudal jarak pendek jenis darat-ke-udara. Rudal Tor adalah rudal buatan Rusia yang biasa digunakan untuk serangan anti-pesawat atau menargetkan rudal jelajah lainnya pada ketinggian rendah.
Pesawat maskapai Ukraine International Airlines ditembak jatuh oleh rudal sesaat usai lepas landas dari Bandara Imam Khomeini Teheran menuju Kiev pada 8 Januari lalu. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar warga Iran dan Kanada, tewas dalam insiden itu.
Otoritas dan militer Iran sempat menyangkal selama tiga hari, sebelum akhirnya pada 11 Januari lalu mengakui telah tidak sengaja menembak jatuh pesawat jenis Boeing 737-800 itu. Komandan Divisi Dirgantara pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, menyatakan Iran bertanggung jawab sepenuhnya atas insiden itu. Namun Hajizadeh menjelaskan bahwa operator rudal yang bertugas saat itu bertindak secara independen, karena mengira pesawat itu sebagai rudal jelajah.
Insiden nahas ini terjadi beberapa jam usai Iran melancarkan serangan rudal terhadap markas pasukan AS di Irak, sebagai balasan atas kematian jenderal top Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu.(NOV)
Teheran –
Penyelidikan otoritas Iran menemukan bahwa pesawat maskapai Ukraina yang jatuh di Iran, putar balik ke bandara setelah mengalami masalah. Saat putar balik itulah, pesawat tersebut jatuh dan menewaskan keseluruhan 176 orang di dalamnya.
Pesawat tersebut jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran, Iran.
“Pesawat itu, yang pada awalnya menuju ke barat untuk meninggalkan zona bandara, balik kanan setelah terjadi masalah dan kembali ke bandara pada saat kecelakaan,” kata Organisasi Aviasi Sipil Iran di situs resminya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (9/1/2020).
“Pesawat menghilang dari layar radar saat pesawat mencapai ketinggian 8.000 kaki (2.400 meter). Pilot tidak mengirimkan pesan radio tentang keadaan yang tidak biasa,” demikian disampaikan.
“Menurut saksi mata, api terlihat di atas pesawat yang semakin meningkat intensitasnya,” organisasi itu menambahkan saat melaporkan temuan pertama penyelidikannya mengenai kecelakaan yang terjadi pada Rabu (8/1) tersebut.
Organisasi penerbangan Iran tersebut menyatakan pihaknya telah menanyai saksi mata di darat dan di dalam pesawat kedua yang sedang terbang di atas pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina tersebut saat kecelakaan terjadi.
Pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 itu sedang mengudara dari Teheran menuju ibu kota Kiev, Ukraina, saat kecelakaan terjadi. Pesawat diketahui membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat. Seluruh penumpang dan awak dipastikan tewas.
Data dari otoritas setempat menyebut banyak warga negara asing di dalam pesawat ini. Pernyataan Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, yang disampaikan via Twitter menjabarkan bahwa pesawat itu membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris.
Kebanyakan penumpang pesawat tersebut diyakini sebagai mahasiswa internasional yang kuliah di universitas-universitas Kanada, yang hendak terbang kembali ke Toronto melalui Kiev, Ukraina, setelah mengunjungi keluarga mereka saat liburan musim dingin.(RIF)
Teheran –
Pesawat maskapai Ukraina jatuh di Iran tak lama setelah lepas landas. Seluruh penumpang tewas.
“Jelas tidak mungkin bahwa penumpang penerbangan PS-752 masih hidup,” kata kepala palang merah Iran seperti dikutip AFP dari kantor berita Iran, ISNA, Rabu (8/1/2020).
Palang merah Iran menyebut ada 170 penumpang dan awak kabin di pesawat tersebut. Sebelumnya, pesawat itu sempat disebut membawa 180 orang.
Pesawat maskapai Ukraine International Airlines itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini di Teheran untuk menuju Kiev, Ukraina. Belum ada keterangan dari maskapai terkait insiden ini. Televisi nasional Iran menyatakan bahwa kecelakaan itu akibat masalah teknis.
Pesawat yang jatuh ini merupakan jenis Boeing 737. Juru bicara Boeing menyatakan bahwa mereka telah mengetahui laporan media terkait peristiwa di Iran dan masih mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Kecelakaan pesawat ini terjadi hannya beberapa jam setelah Iran meluncurkan serangan rudal yang menargetkan dua markas tentara AS di Irak. Iran dalam pernyataannya menegaskan bahwa ‘puluhan rudal’ diluncurkan terhadap target pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, yang menjadi markas tentara AS sebagai balasan atas serangan drone AS yang menewaskan Mayor Jenderal Qasem Soleimani. (RIF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Boeing Co mengumumkan penghentian sementara produksi pesawat jenis 737 MAX per Januari 2020. Kemenhub akan terus memantau perkembangan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA).
“Saat ini Ditjen Hubud sedang menunggu hasil proses sertifikasi upgrade MCAS B737 MAX oleh FAA, yang sampai saat ini belum dapat ditentukan waktu selesainya,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12/2019).
Polana mengatakan Indonesia bersama negara-negara lainnya telah menghentikan operasional pesawat Boeing 737MAX (grounding) jauh sebelum keputusan Boeing untuk melakukan setop produksi.
Namun, menurut Polana, setop produksi tidak berarti Boing 737 MAX tidak terbang lagi di waktu yang akan datang. Selain FAA, empat otoritas penerbangan yang juga melakukan sertifikasi yaitu EASA Eropa, TC Kanada, ANAC Brazil, dan CAAC China.
Jika otoritas penerbangan tersebut menyatakan proses upgrade MCAS telah memenuhi semua persyaratan yang diikuti dengan penerbitan Airworthiness Directive, kemungkinan Boing 737 MAX akan terbang lagi.
“Pemerintah akan mengkaji semua informasi terkait sebagai dasar untuk menentukan pencabutan grounding MAX di Indonesia, namun sampai saat ini belum selesai proses sertifikasinya ” tegas Polana.
Selain itu, hasil sertifikasi tersebut akan dibahas bersama antar otoritas penerbangan sipil di kawasan ASEAN yang memang telah memiliki konsensus untuk mengharmonisasi proses un-grounding B737MAX.
Ditjen Perhubungan Udara memiliki perhatian terhadap armada MAX yang ada di Indonesia yang sudah tidak terbang selama lebih dari 9 bulan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi fisik pesawat tersebut.
“Kami telah dan akan terus melanjutkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak operator penerbangan serta pabrikan dan otoritas penerbangan sipil lainnya mengenai langkah-langkah terbaik yang perlu dilakukan untuk preservasi armada tersebut selama tidak terbang,” Jelas Polana.
“Kami pastikan bahwa keselamatan dalam bisnis penerbangan adalah yang paling utama ‘no go item’,” pungkas Polana.(MAD)