BANDUNG, khatulistiwaonline.com
Dinas Perhubungan Kota Bandung menjawab keluhan ‘Bandung juara macet’ dari warga. Apa saja rencana program pengurai kemacetan tersebut?
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, ada dua pendekatan penyelesaian kemacetan. Pertama membangun infrastruktur seperti melebarkan jalan, membuat jalan baru, membuat over pass atau under pass.
“Pertama, memperbesar supply. Namun pendekatan ini sangat mahal dan pada akhirnya akan macet lagi karena pertumbuhan kendaraan akan selalu tinggi,” ujar Didi dalam aplikasi pesan elektronik kepada wartawan, Selasa (11/10/2016).
Menurut Didi, pendekatan dengan cara tersebut sudah tidak menjadi prioritas. Karena pendekatan ini pro kendaraan pribadi.
“Pendekatan ini adalah pendekatan pro kendaraan pribadi sehingga harus disertai dengan kebijakan menyediakan kantung-kantung parkir. Sering juga disebut kebijakan Kota untuk Kendaraan,” terang Didi.
Teori penuntasan kemacetan kedua, lanjut Didi, yakni manajemen kebutuhan (demand). Cara ini dinilai kebijakan pro kendaraan umum dan menghambat kendaraan pribadi.
“Bila ada 50 orang menggunakan mobil pribadi maka panjang jalan yang dibutuhkan adalah 150 meter. Bandingkan bila 50 orang tersebut menggunakan bus, panjang jalan yang dibutuhkan hanya 6 meter saja. Dengan kebijakan pro kendaraan umum maka kita juga tidak memerlukan lagi kantung-kantung parkir yang banyak,” terangnya.
Sementara untuk rencana jangka pendek, Dishub akan berusaha untuk mengefektifkan sistem rekayasa beberapa ruas jalan.
“Targetnya 10 lokasi seperti di Taman Ciujung, Jalan Supratman,” pungkasnya.(RED)