JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Ayah dari almarhum Wayan Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin mengklaim bahwa dirinya memang pernah meminta ketua tim penasihat hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan untuk mundur sebagai pengacara wanita yang dituduh meracuni putrinya tersebut.
Namun, Darmawan menjelaskan bahwa hal itu tidak pernah dilakukannya berulang kali, dan tidak seperti apa yang dikatakan Otto dalam dupliknya pada persidangan ke -31 perkara dugaan pembunuhan terhadap Mirna. Darmawan menyatakan pernah mengungkapkan hal tersebut pada salah satu program di stasiun televisi.
“Oh iya betul. Jadi pas di salah satu program waktu itu, saya tanya ’emang bang Otto maju tak gentar demi uang hanya demi ini’. Bang Otto bilang, ‘di tengah jalan kalau Jessica pembunuh Mirna saya tinggalin, saya merasa enggak enak’ kata bang Otto,” ucap Darmawan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2016.
Sebelumnya, Otto mengungkapkan Darmawan pernah memintanya mundur dari tim penasihat hukum terdakwa Jessica. Bahkan, Otto mengaku permintaan itu tidak datang hanya sekali.
“Untuk Darmawan Salihin, kami turut berduka cita dan saya mohon maaf karena tidak dapat memenuhi permintaan saudara untuk mundur sebagai kuasa hukum Jessica. Berkali-kali minta saya mundur dari kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, jawaban saya pasti tidak,” kata dia dalam persidangan, Kamis, 20 Oktober 2016.
Otto mengaku tidak mungkin menuruti permintaan itu, karena menurutnya hal itu bisa mencoreng etika profesinya sebagai seorang advokat. Atas penolakannya itu, Otto merasa Darmawan jadi sering terlihat marah dan menjelekkannya dalam beberapa wawancara bersama stasiun televisi.
“Perintah tersebut tidak mungkin saya penuhi dan itu membuat Pak Darmawan marah dan sering berkata tidak baik lewat televisi dan cenderung berbuat fitnah dan sering menyebut nama saya jadi Ottong dan menilai saya mau membela Jessica karena uang,” kata dia.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com –
Kantor Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggelar paparan soal dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diisi oleh seluruh menteri secara bergantian. Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan membuka paparan pertama dengan berbagai kondisi terkini pemerintah.
“Pemerintah cukup baik atasi keamanan. Politik juga saya kira bagus walau di sana sini ada dinamika misal Pilgub DKI, tapi masih dalam batas yang bisa kami atasi. Ini ujian demokrasi di mana kami harus betul-betul dewasa sikapi ini semua,” ucap Luhut mengawali paparan di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Hadir juga Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki sebagai moderator. Hadir Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro Menteri Agraria Sofyan Djalil dan Juru Bicara Presiden Johan Budi.
Luhut yang juga mantan KSP mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, di mana tahun depan diharapkan bisa mendekati 6 persen. Pemerintah juga berhasil mengedepankan pertumbuhan dan pemerataan secara sekaligus.
“Program pemerataan hasilnya banyak, di antaranya dana desa yang mencakup 74 ribu desa, dananya 45 miliar dolar. Dampaknya gini rasio sekarang turun,” ujar mantan Menko Polhukam itu.
Capaian lain yang menonjol adalah pembangunan infrastuktur yang disebut Luhut spektakuler di banyak daerah dengan anggaran yang besar. Semula program itu diragukan, namun dengan ada tax amnesty pemerintah optimis dengan penganggarannya.
“Rating di banyak survei CSIS, kemarin Saiful Mujani saya baca, besok kita juga akan survei keluar, popularitas pemerintah Jokowi di tengah masyarakat sangat baik,” tuturnya.
“Saya hanya minta kritik pemerintah dengan kritikan konstruktif, tidak destruktif. Juga dengan data yang ada, jangan data yang nggak jelas. Saya sering berseloroh, kalau (mengkritik) pakai perasaan dengan bahasa cinta saja. Tapi kalau (bidang) Pak Sofyan kami bicara angka. Kalau bicara perasaan waktu anda jatuh cinta saja,” tutup Luhut sambil berseloroh. (RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Polri menunjukkan barang bukti kasus penyerangan terhadap anggota polisi di Tangerang. Salah satunya adalah golok yang digunakan Sultan Aziansyah (22) untuk menyerang Kapolsek Tangerang.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, barang-barang bukti ini diperoleh dari lokasi penyerangan di Pos lalu lintas, Cikokol, Tangerang dan di rumah pelaku di RT 04/RW 03, Desa Lebak Wangi, Sepatan, Kabupaten Tangerang.
“Barang bukti di TKP (tempat kejadian perkara) ada dua pisau, bom pipa dua, ada tas berisi celana panjang dengan motif loreng. (Kemudian) ikat pinggang, korek, ada artikel pembatal keislaman sembilan lembar dalam bentuk print out, stiker lambang ISIS,” kata Boy di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar memberikan penjelasan dalam gelar barang bukti penyerangan polisi Tangerang di Mabes Polri, Jumat (21/10/2016)
Sedangkan dari rumah Sultan, polisi menemukan pedang katana, dua pisau, ranjau paku, amunisi aktif. Ditemukan juga serbuk potasium sulfur dan alumunium, pipa sepanjang 50 cm yang merupakan potongan bom pipa tersebut.
“Panjangnya bervariasi ukurannya. Biasanya dipakai casing bahan peledak yang isinya potasium. Lalu ada baterai biasanya sebagai pemicu bahan peledak. Beberapa alat komunikasi,” ujarnya.
“Ada buku berjudul petaka akhir zaman. Sangat mungkin mempengaruhi pemikirannya. Ada stiker juga logo ISIS,” sebut Boy.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini baru 63 persen Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sudah terdistribusikan ke seluruh Indonesia. Untuk sisanya, Muhadjir mengaku akan segera dikebut.
“Hari ini sekitar 63 persen, yang sudah di tangan sekolah ya,” kata Muhadjir saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Muhadjir menjelaskan, saat ini dia memilih opsi penyaluran KIP lewat sekolah. Hal ini dilakukan agar target pendistirbusian ‘Kartu Sakti’ untuk pelajar itu bisa terkejar.
Untuk sisanya, Muhadjir mengatakan akan segera menyalurkan ke pihak sekolah. Namun dananya belum bisa langsung dicairkan, karena masih ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan.
“Jadi KIP itu indikatornya, kartu itu sudah sampai di sekolah, kemudian didata dalam data pokok pendidikan, kemudian sudah dikirim ke Jakarta, kemudian proses dananya, proses pengusulan dana ke bank. Sekarang ini memang di pihak bank masih ada prosedur tersendiri ya,” jelasnya.
“Bank itu masih verifikasi, kemudian juga baru bisa mencairkan karena dana itu baru bisa dicairkan kalau dana sudah tertahan 1 bulan di bank, dan seterusnya itu urusannya bank. Yang jelas yang bisa dijamin bahwa mereka nanti dapat dana-dana KIP itu sekitar 62 persen, sudah di atas 11 juta,” tambahnya.
Untuk pendistribusian langsung ke sekolah ini, lanjut Muhadjir, dirinya sudah meminta izin ke Presiden Jokowi. Sebelumnya, KIP ini diserahkan langsung ke pelajar.
“Seluruh Indonesia. Saya tadi sudah minta izin ke Presiden, beliau setuju. Sisanya yang tidak terserap sekarang ini karena sudah keburu dengan tahun anggaran baru, akan langsung kita alihakan, distribusikan langsung ke sekolah melalui data pokok pendidikan. Nanti hanya manfaat saja yang didapat mereka. Baru tahun depan anak-anak yang sekarang dapat manfaat itu baru kita beri KIP,” jelasnya.
Apakah pendistribusian KIP langsung ke sekolah ini akan efektif?
“Insya Allah lebih efektif. Karena sekolah ada dalam kontrol kami langsung. Daftar anak-anak di sekolah ada langsung. Tinggal nanti verifikasi saja. Usulan anak-anak siswa miskin yang ada dari sekolah sekarang ini akan kita verifikasi tingkat kemiskinannya, kemudian akan kita pilih, baru akan kita masukkan dalam pengusulan KIP,” jelas Muhadjir.
Sementara itu, Muhadjir juga mengatakan pihaknya tengah melakukan upaya perbaikan sistem KIP. Nantinya, KIP ini akan menjadi Smart Card yang penggunaannya (belanjanya) tidak bisa sembarangan.
“Jadi KIP itu penggunaannya sudah pakai smart card. Kita kerja sama dengan bank. Jadi pembelanjaannya tidak bisa semaunya. Kita sudah kerja sama dengan beberapa koperasi sekolah dengan beberapa toko. Sehingga sudah diskemakan, sekian persen untuk belanja buku, sekian persen untuk peralatan sekolah, sebagian besar untuk pakaian sekolah, hanya tersisa sedikit saja untuk siswa bisa gunakan untuk yang lain,” jelasnya.
“Jadi betul-betul bisa terkontrol. Kita sudah uji coba di Yogya, mudah-mudahan untuk tahun depan kita bisa diperluas. Cuma ini bias kota ya karena untuk di kampung-kampung tidak mungkin kita lakukan, musti ada perlakuan sendiri untuk KIP,” tambahnya.
Lalu, apakah anak miskin di luar sekolah bisa terjangkau KIP?
“Kalau nanti tinggal 30 persen, itu dugaan saya itu sisa dari data, yang maaf, yang kurang akurat itu. Karena memang ada bisa untuk alokasi nonsekolah, maksudnya bisa masuk kursus-kursus yang dialokasikan sekitar 4 juta kemarin, ternyata sampai sekarang baru 21 ribu yang terserap. Itu pasti, bukan apa-apa ya, namanya peserta khusus itu umurnya di atas 21 tahun. Padahal KIP kan datanya 21 tahun, bahkan ada yang mau diberi KIP sudah punya anak,” jelas Muhadjir.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Pelaku penyerangan brutal terhadap polisi di Tangerang, Sultan Azianzah (22) masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati. Sultan yang tidak mempunyai pekerjaan itu mengaku adik seorang anggota polisi.
“Iya (adik polisi), paling kecil. Abang saya benci malah,” kata Sultan di kamar perawatan di rumah sakit, Kamis (20/10/2016).
Sultan mengaku telah mencuri peluru milik kakaknya. Dia kemudian menyerang polisi untuk merebut senjata.
“Iya saya ambil, dia nggak tahu tapi. Biar saya dapat senjata,” jelasnya.
Sultan menyerang tiga polisi di pos lalu lintas Yupentek, Cikokol, Tangerang pagi tadi. Menggunakan golok, pemuda 22 tahun itu menyerang polisi secara membabi buta. Bahkan, Sultan sempat melempar dua benda diduga bom namun tidak meledak.
Polri mengatakan penyerangan terhadap 3 orang polisi dilakukan pelaku tunggal. Belum ada indikasi ada pihak lain yang membantu aksi pelaku.
“Diduga pelaku tunggal, belum ada informasi terkait ada pihak-pihak lain. Kita belum bisa pastikan lebih lanjut apakah dia terkait jaringan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri.
“Belum bisa dipastikan (terkait) ISIS,” sambung Boy menegaskan. Namun pastinya, pelaku terkait dengan jaringan teroris.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) kubu Djan Faridz dan Sekretaris Jenderal DPP PPP Dimyati Natakusumah mengajukan uji materi Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016 atau UU Pilkada di Mahkamah Konstitusi.
“Pemohon dengan ini mengajukan permohonan uji materiil UU Pilkada,” ujar anggota tim kuasa hukum Pemohon, Zainab Musyarafah, di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Kamis (20/10).
Zainab menjelaskan bahwa para Pemohon merasa dirugikan dengan berlakunya Pasal 40 ayat (3) yang mengatur tentang perselisihan atas putusan Mahkamah Partai.
Dalam dalil permohonannya, Pemohon menyatakan sebagai pihak yang dinyatakan sah sebagai Pengurus DPP PPP berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap seharusnya Pemohon yang didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai pengurus DPP PPP.
“Akan tetapi Pemohon tidak mendapatkan pengesahan dan atau Surat Keputusan dari Menteri Hukum dan HAM RI,” jelas kuasa hukum Pemohon.
Hal tersebut dijelaskan oleh Pemohon karena Menteri Hukum dan HAM RI telah menerbitkan Surat Keputusan yang mengesahkan hasil Muktamar VIII PPP yang dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 11 April 2016, yang kemudian bertentangan dengan putusan Mahkamah.
“Ketentuan a quo telah memberikan kewenangan kepada kekuasan eksekutif untuk mengintervensi serta mereduksi nilai sebuah putusan hakim yang berkekuatan hukum,” ujar Andi Ryza yang juga merupakan anggota tim kuasa hukum Pemohon.
Para pemohon menambahkan, ketentuan a quo telah memberikan ruang besar bagi Menteri Hukum dan HAM untuk mencampuri perselisihan internal Partai Politik bahkan sampai tingkat memutuskan pihak mana yang sah dengan mengabaikan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
“Dengan mengajukan permohonan ini, para Pemohon berharap agar Mahkamah menyatakan ketentuan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,” pungkas Andi.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Penyerangan terhadap Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan 4 orang anggotanya ternyata terekam kamera warga. Di video ini, pelaku yang diketahui bernama Sultan Azianzah (22) nampak menyerang polisi dengan sebilah golok.
Dalam video yang didapat, pelaku nampak berdiri di Pos Lalu Lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, kawasan Pendidikan Yupentek Cikokol, Tangerang Kota, Banten. Lalu lintas tampak ramai dilalui kendaraan. Keterangan Polri, peristiwa terjadi pukul 07.10 WIB.
Pelaku terlihat mengenakan jaket warna biru lengan putih dipadu rompi warna hitam dan celana panjang warna hitam. Tangan kanannya memegang sebilah golok.
Sejumlah polisi tampak berusaha meringkus pelaku. Saat terdengar suara letusan tembakan beberapa kali, pelaku berlari dan secara brutal menyerang polisi. Seorang polisi terlihat dibacok oleh pelaku di bagian dada. Polisi lainnya kemudian mengambil jarak menghindari serangan sambil terus mengawasi pelaku.
Pelaku kemudian nampak menyerang polisi lainnya sebelum kembali ke pos polisi tersebut.
Dalam video, kaki pelaku nampak pincang terkena tembakan polisi. Dia kemudian melangkah menjauh dari pos polisi tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menerangkan, pelaku datang ke lokasi dan langsung menyerang dua anggota polisi yang bertugas melakukan pengaturan lalu lintas. Dua petugas, yakni Iptu Bambang Haryadi dan Bripka Sukardi mengalami luka di bagian dada dan punggung.
Kebetulan saat itu Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi tengah melintas di lokasi melakukan kontrol situasi. Melihat ada anggota yang diserang, Kompol Effendi lalu menembak kaki pelaku. Pelaku bukannya menyerah, namun malah melawan. Kompol Effendi terkena luka bacok di bagian dada dan punggung.
Pelaku diketahui membawa dua buah bom pipa. Satu dilemparkan ke petugas, namun tidak meledak. (RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Penyerang pos lalu lintas Cikokol, Tangerang, Banten bernama Sultan Azianzah. Pelaku merupakan pengangguran.
“Sementara pengangguran,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar saat ditanya tentang pekerjaan Sultan.
Hal ini disampaikan Boy di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2016).
Boy menuturkan, Sultan merupakan pemuda berusia 22 tahun. Tepatnya, lahir di Jakarta pada 1994 lalu. Namun, polisi belum bisa mengorek informasi dari pelaku sebab sedang dirawat di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
“Banyak yang akan kami korek dari pelaku. Karena pelaku masih dalam perawatan, kami fokus dulu pada perawatan,” urainya.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi masih menjalani perawatan intensif di RS Siloam, Lippo Karawaci, Tangerang. Kondisinya cukup serius karena mengalami luka tusuk di dada.
“Cukup serius, infonya luka tusuk pada bagian dada untuk Kompol Effendi,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2016).
Ada dua anggota polisi yang juga jadi korban penyerangan. Kedua anggota tersebut juga tengah mendapat perawatan intensif.
“Semoga semua bisa cepat pulih,” ujar Boy.
Sementara itu, pelaku penyerangan yang diketahui bernama Sultan Azianzah (22), warga Lebak Wangi, Kelurahan Sepatan, Tangerang, saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit karena dilumpuhkan polisi dengan tembakan. Pelaku dirawat di RS Kramatjati, Jakarta Timur.
Boy menyebut, penyerangan ini diduga dilakukan pelaku secara tunggal. Belum ada indikasi adanya pihak lain yang membantu aksi pelaku. Dia mengatakan, pelaku dipastikan terkait dengan kelompok teroris.
“Tapi terkait jaringan mana, tentu kita butuh pemeriksaan,” jelas Boy.
“Apakah dia kategori lone wolf atau jaringan, kita belum bisa dapat keterangan lebih lanjut. Butuh waktu untuk memeriksa yang bersangkutan. Masih perlu pendalaman lebih jauh terhadap pelaku, termasuk motifnya. Patut diduga jaringan teror yang ada karena bawa bahan peledak. Tapi ke mana mereka atau siapa mereka, kita menunggu hasilnya,” sambungnya.(RED)