JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan audiensi bersama mantan Menteri Kesehatan Farid Anfasa Moeloek dan pengusaha Boenjamin Setiawan. Farid menyesalkan saat ini pelajaran budi pekerti (BP) tidak diajarkan di sekolah.
“Itu mata pelajaran BP masih ada Pak? Dulu waktu saya SD, BP diajarkan intensif itu sekarang nggak saya gimana Pak,” kata Farid saat audiensi bersama Mendikbud di gedung A Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2019).
Farid mengaku prihatin dengan kondisi anak-anak sekarang. Farid membandingkan saat dirinya dulu diajarkan mata pelajaran budi pekerti agar bisa menghormati dan menolong satu sama lain.
“Saya prihatin itu, anak-anak sekarang ini ada yang ini, ada yang itu, saya ingat betul BP itu satu mata pelajaran khusus saat saya masih SD tahun 50-an tentang gimana jadi orang baik, berhubungan dengan satu manusia, jangan berkelahi terus, jadi otak pandai budi pekerti tinggi, sama teman menghormati, orang tua dihormati, bisa tolong menolong,” ucapnya.
“Iya mungkin sekarang (pengajaran budi pekerti) lebih baik, tapi buat saya yang diajarkan guru itu lebih berkesan betul BP itu,” sambungnya.
Menanggapi itu, Muhadjir mengakui budi pekerti tidak masuk dalam bentuk mata pelajaran khusus. Meski begitu, kata Muhadjir, nilai-nilai budi pekerti diajarkan dalam beberapa mata pelajaran lain dan kegiatan ekstrakulikuler.
“Sekarang tidak dalam bentuk matpel, itu jadi masuk intranya masuk ke beberapa matpel termasuk PPKN, agama, sejarah, nah untuk ekstra masuk di giat ekskul seperti pramuka, ossis, kalau yang berkaitan agama ya kerohanian, jadi menyebar di beberapa matpel, kalau matpel soesifik BP itu tidak ada,” ungkap Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir juga menjelaskan budi pekerti saat ini juga diajarkan melalui ekstra kulikuler. Namun Ia tidak membantah pengetahuan soal etika dan sopan santun itu belum efektif diajarkan.
Muhadjir menegaskan akan menampung semua saran terkait hal tersebut. Dia juga akan melakukan evaluasi terkait penerapan etika dan sopan santun di sekolah.
“Iya walau agama itu ada akhlaknya, makanya BP itu kalau di agama akhlak, kalau di PKN itu nilai Pancasila. Cuma yang terkait etiket, etika, sopan santun, tata cara itu belum, itu kita wadahi di PPK, jadi sifatnya kurikuler, kita tampung saran usulnya, nanti kita liat dengan PPK itu apa sudah memadahi, kalau belum ya akan kita liat kurangnya di mana,” sebut Muhadjir.(NOV)