Washington DC
Sedikitnya empat warga Amerika Serikat (AS) kini ditahan otoritas Korea Utara (Korut). AS menyebut penahanan itu mengkhawatirkan dan menegaskan tengah mengupayakan pembebasan keempat warganya.
“Tentu saja, ini mengkhawatirkan,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer, kepada wartawan seperti dilansir Reuters, Selasa (9/5/2017). Spicer merujuk pada penahanan empat warga AS oleh Korut.
“Kita sangat menyadari hal itu dan kita akan berupaya melalui Kedutaan Besar Swedia … melalui Departemen Luar Negeri kita, untuk mengupayakan pembebasan individu-individu di sana,” imbuhnya.
Kim Hak-Song menjadi warga AS keempat yang ditahan oleh Korut pada Sabtu (6/5) lalu. Kim Hak-Song diketahui mengajar pada Pyongyang University of Science and Technology (PUST). Universitas tersebut didirikan oleh para penginjil Kristen dari luar negeri dan dibuka pada tahun 2010. Universitas itu dikenal memiliki sejumlah anggota fakultas asal AS.
Tiga warga AS lainnya yang ditahan Korut adalah Kim Sang-Duk (55) alias Tony Kim yang seorang profesor AS yang juga mengajar di PUST, Otto Warmbier (22) yang seorang mahasiswa University of Virginia dan Kim Dong-Chul yang divonis 10 tahun kerja paksa atas spionase.
AS sama sekali tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korut. Kedubes Swedia di Pyongyang membantu dan mewakili AS untuk urusan diplomatik dengan negara komunis itu.
Secara terpisah, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyatakan penahanan warga AS itu menggarisbawahi ‘risiko bepergian ke Korut’. “Departemen Luar Negeri dengan tegas mengimbau warga AS untuk tidak pergi ke Korea Utara,” ucap pejabat yang enggan disebut namanya. (RIF)