Teheran –
“Netanyahu secara langsung MENCAMPURI pemerintah AS untuk MENYERETNYA ke dalam BENCANA lainnya di kawasan kita,” kata Araghchi dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (6/5/2025).
Araghchi memperingatkan Tel Aviv untuk tidak melakukan “kesalahan APA PUN terhadap Iran”.
Dia juga menuduh Netanyahu “berusaha untuk secara terang-terangan MENDIKTE apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan Presiden (Donald) Trump dalam diplomasinya dengan Iran”.
Sang Menlu Iran itu merujuk pada dukungan AS untuk Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu. Dia juga merujuk pada serangan balasan AS terhadap kelompok Houthi yang gencar melancarkan serangan menargetkan Israel dan kapal-kapal komersial di Laut Merah.
“Dukungan yang MEMATIKAN untuk Genosida Netanyahu di Gaza dan mengobarkan PERANG atas nama Netanyahu di Yaman tidak menghasilkan APA PUN bagi rakyat Amerika,” sebut Araghchi dalam pernyataannya.
Pernyataan Menlu Iran ini muncul setelah putaran terakhir perundingan nuklir dengan AS, yang seharusnya digelar pada 3 Mei lalu, ditunda karena “alasan logistik”.
Kedua negara itu telah menggelar tiga putaran perundingan nuklir sejak 12 April lalu dengan dimediasi oleh Oman. Pertemuan itu menjadi kontak level tertinggi sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir penting dengan Teheran tahun 2018 lalu, pada masa jabatan pertama Trump sebagai Presiden AS. (BAS)