Berlin –
Otoritas Iran bersikeras menyatakan tengah menyelidiki sebuah kapal tanker berbendera Inggris yang diklaim bertabrakan dengan sebuah kapal pencari ikan di Selat Hormuz. Hal ini disampaikan setelah Inggris mengecam keras penahanan kapal tankernya oleh Iran.
Sekutu-sekutu Inggris, seperti Jerman dan Prancis, mulai menyerukan kepada Iran untuk segera membebaskan kapal tanker berbendera Inggris tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/7/2019), Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, menyebut aksi Iran menahan kapal tanker berbendera Inggris itu ‘menunjukkan pertanda mengkhawatirkan bahwa Iran mungkin memilih jalur ilegal yang berbahaya dan perilaku yang merusak stabilisasi’.
Menteri kabinet Inggris, James Brokenshire, menyebut penahanan kapal tanker itu ‘sungguh tidak bisa ditoleransi’ dan ‘tidak bisa diterima’. “Kami ingin persoalan ini diselesaikan secara diplomatis. Iran perlu membebaskan kapal ini sesegera mungkin,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menegaskan pihaknya menahan kapal tanker bernama Stena Impero itu karena melanggar ‘aturan kelautan nasional’ di perairan Selat Hormuz.
Inggris sebelumnya menyebut ada dua kapal tanker yang ditahan Iran, namun pemilik kapal tanker kedua yang bernama Mesdar menyebut kapal itu sempat dinaiki personel militer bersenjata Iran sebelum diperbolehkan pergi. Semua awak kapal tanker kedua itu dalam keadaan ‘aman dan selamat’.
Kapal tanker Stena Impero yang masih ditahan, diketahui dibawa ke pelabuhan Bandar Abbas di Iran dan dilabuhkan di sana. Otoritas di pelabuhan tersebut menyebut kapal tanker itu tengah berlayar menuju Arab Saudi pada Jumat (19/7) waktu setempat, saat bertabrakan dengan sebuah kapal pencari ikan.
“Kapal tanker itu bertabrakan dengan sebuah kapal pencari ikan dalam pelayarannya, dan menurut aturan hukum yang berlaku, setelah sebuah insiden terjadi diharuskan untuk menyelidiki penyebabnya,” sebut Direktur Jenderal Pelabuhan Otoritas Pelabuhan dan Maritim Provinsi Hormozgan, Allah-Morah Afifipoor.
“Penyelidikan untuk mencari tahu penyebab insiden itu telah dimulai hari ini oleh para pakar,” imbuhnya.
Afifipoor dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Fars, menyebut kapal tanker itu ‘memiliki 23 awak dan semuanya ada di atas kapal’. Awak kapal tanker itu terdiri atas 18 warga India, tiga warga Rusia, satu warga Latvia dan satu warga Filipina. Duta Besar Filipina untuk Iran, Fred Santos, telah menghubungi otoritas Iran untuk menjamin keselamatan awak asal Filipina di kapal itu.
Dalam pernyataan terbaru, Kementerian Luar Negeri Jerman menyebut penahanan kapal tanker berbendera Inggris yang dimiliki perusahaan Swedia ini ‘semakin memperburuk situasi yang sudah tegang’. Hal senada juga dilontarkan Kementerian Luar Negeri Prancis. “Aksi semacam ini menghambat upaya-upaya deeskalasi yang diperlukan di kawasan Teluk,” demikian pernyataan Prancis.
Kedua negara sama-sama mengecam penahanan kapal tanker Stena Impero oleh Iran dan menggarisbawahi solidaritas untuk Inggris. “Kami menyerukan kepada Iran untuk segera membebaskan kapal itu,” tegas Kementerian Luar Negeri Jerman.
“Kami menyerukan kepada otoritas Iran untuk dengan segera membebaskan kapal (Inggris) itu dan awaknya, dan agar menghormati prinsip kebebasan navigasi di kawasan Teluk,” cetus Kementerian Luar Negeri Prancis.(NOV)