KABUL –
Dua tentara Amerika Serikat (AS) tewas dalam pertempuran melawan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Afghanistan. Pertempuran terjadi di dekat lokasi AS menjatuhkan bom besar yang dijuluki ‘Induk Segala Bom’ beberapa pekan lalu.
“Tentara (AS dan Afghanistan) diserang saat menjalankan penggerebekan melawan pemberontak di Provinsi Nangarhar,” demikian pernyataan militer AS seperti dilansir AFP, Jumat (28/4/2017).
Serangan itu terjadi pada Rabu (26/4) malam waktu setempat. Tentara AS bermitra dengan militer Afghanistan dalam penggerebekan posisi ISIS Khorasan, afiliasi ISIS di Afghanistan.
“Pertempuran melawan ISIS-K penting bagi dunia, tapi sayangnya, ini tidak dilakukan tanpa pengorbanan,” terang Komandan Pasukan AS-Afghanistan, Jenderal John Nicholson, merujuk pada nama sebutan militer untuk ISIS Khorasan.
Pada pertengahan April ini, militer AS menjatuhkan bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran. Bom bernama ‘Mother of All Bombs’ (MOAB) itu ditargetkan terhadap posisi-posisi ISIS di Nangarhar. Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut, bom AS itu menewaskan 95 militan ISIS. Namun ISIS dalam pernyataannya mengklaim tidak ada anggotanya yang menjadi korban.
Pada Kamis (27/4) malam waktu setempat, ISIS mengklaim telah menggagalkan serangan dari pasukan militer AS dan Afghanistan. ISIS juga menyebut telah memicu korban tewas dari pihak militer AS.
Secara terpisah, Ismail Shinwari selaku Gubernur Achin, yang menjadi lokasi serangan, menuturkan kepada AFP bahwa operasi pasukan AS dan Afghanistan di dekat desa Assadkhail menewaskan 40 anggota ISIS.
Sedikitnya 8.400 tentara AS masih ditugaskan di wilayah Afghanistan. Mereka merupakan bagian dari misi NATO, yang bertujuan melatih dan menjadi penasihat militer bagi para tentara Afghanistan. Namun pada praktiknya, sekitar 2.150 tentara AS di antaranya lebih berperan pada operasi pemberantasan terorisme dan lebih banyak terlibat dalam pertempuran sungguhan di Afghanistan. (RIF)