KOTA MAGELANG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Polisi mengamankan 149 anak-anak dari kericuhan yang terjadi dalam demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Kota Magelang, Jawa Tengah kemarin. Anak-anak tersebut disebut masih usia SMP dan SMA.
“Diamankan 149. Kita mengamankannya sudah malam, kita fokusnya mendata kan, kemudian memanggil orang tuanya atau siapa yang bisa mengambil karena anak-anak,” kata Kapolres Magelang Kota AKBP Nugroho Ari Setyawan kepada wartawan di sela-sela acara simulasi pencoblosan Pilkada saat pandemi di Lapangan Nambangan, Kota Magelang, Sabtu (10/10/2020).
Nugroho belum mengungkap peran anak-anak tersebut dalam kericuhan maupun demo kemarin. Menurutnya, polisi mengamankan anak-anak itu untuk mencegah aksi anarkis yang berkelanjutan.
“Anak-anak dari kelompok itu juga nggak tahu peran mereka, apakah benar mereka yang melempar, mereka yang mukuli polisi, apakah yang melempar batu, kita tidak tahu. Nah yang penting pada saat itu, diamankan sehingga anarkis yang berlanjut bisa dicegah,” urainya.
“Jadi penindakan tujuannya mengamankan mereka. Nah masalah pembuktikan itu level kedua, membutuhkan kapasitas dan kompetensi lebih,” lanjut Nugroho.
Diberitakan sebelumnya, aksi demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja di depan Artos Mall Magelang, Kota Magelang, Jawa Tengah, diwarnai lemparan batu dan tembakan gas air mata kemarin. Aksi itu diikuti oleh massa yang menamakan diri Gerakan Rakyat Magelang Raya (Geram).
Akibat kericuhan itu, sejumlah pot, lampu maupun kaca di Gedung Wiworo Wiji Pinilih yang berada di samping DPRD Kota Magelang, pecah. Selain itu, rambu lalu lintas juga rusak berserakan di jalan. Papan nama DPRD Kota Magelang juga rusak dicopoti.(MAD)