SUMEDANG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Sebagai perwujudan rasa syukur, Yayasan Dangiang Raksa Banda Sajagat (DARABASA) bersama Keraton Sumedang Larang menggelar acara tradisional NGAGOGO LAUK bertempat di Dusun Kencang Blok Bojong, RT 01 RW 01, Desa Cibubuan, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (17/3/2022).
NGAGOGO, jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah cara menangkap ikan tanpa menggunakan alat, atau dengan kata lain menangkap binatang air dengan tangan kosong. Sedangkan lauk adalah bahasa Sunda dari ikan.
Dengan demikian NGAGOGO LAUK merupakan kegiatan menangkap ikan dengan tangan kosong, biasanya dilakukan di kolam dan empang.
Tradisi NGAGOGO LAUK di Sumedang biasanya dilakukan ketika ada acara – acara tertentu. Salah satunya adalah yang diadakan oleh Yayasan Dangiang Raksa Banda Sajagat ( DARABASA ) dan Keraton Sumedang Larang ini.
Ketua Yayasan DARABASA, Maman Surahman dalam sambutannya mengatakan,Kegiatan ngagogo ini adalah perwujudan rasa syukur yang mana Sumedang sudah meresmikan diri menjadi pusat peradaban Sunda atau Sumedang Puseur Budaya Sunda.
Berkaitan dengan kegiatan ini bagaimana sinergitas antara Pemerintah, pemangku budaya,masyarakat adat, para tokoh lingkungan hidup serta masyarakat umum untuk berupaya bersama – sama bagaimana di wilayahnya terpelihara ,terjaga keasriannya supaya tercipta sentrum atau portal peradaban dan kebudayaan yang dijaga bersama – sama.
“Kita dapat melihat ketika acara berlangsung,masyarakat dari berbagai lapisan akan turun ke kolam/kali, lelaki – perempuan tua – muda,sampai anak – anak semua ikut.Tidak ada sekat – sekat lagi antara sesama,termasuk antara kalangan orang terpandang atau pejabat dengan masyarakat biasa”,ungkapnya.
Sementara Sri Radya Keraton Sumedang Larang, PYM R.H.I Lukman Soemadisoeria yang didampingi Permaisuri serta Patih YM Rd Lily Djamhur Soemawilagadalam maklumat sabda ratu menyampaikan bahwa : Keraton hadir supaya terasa adanya, terasa manfaatnyadan berupaya untuk semua elemen masyarakat, Ais pangampih,pupuhu adat,para tokoh lingkungan hidup,seniman/budayawan dan segenap masyarakat yang hadir, supaya tetap menjaga/ngariksa pusaka,pustaka serta alam lingkungan hidup yang ada di sekitar kita dan mengajak kepada semua unsur Masyarakat supaya bersama- sama melindungi, menjaga, memelihara,mengawasi dan mengawal apapun yang akan merugikan umat manusia di seputar Gunung Tampomas,lingkungan hidup,cagar budaya serta apapun yang ada di wilayah tersebut yang dengan sendirinya menjadi hasanah,menjadi kekayaan,menjadi kontribusi besar yang diberikan dari simbol kearifan, yaitu Gunung Tampomas yang begitu kental dengan sejarahnya yang mulai zaman Medang Kahiyang dan Sumedang Larang,” tandasnya.
Sedangkan Dr. H. Dudi Supardi ST,MM anggota Badan Kehormatan dan Anggota Badan Anggaran DPRD Sumedang selaku salah satu pupuhu Sumedang Puseur Budaya Sunda mengungkapkan bahwa pada kegiatan ini dirinya mendapatkan penghargaan yang sangat dibanggakan dengan disematkannya Pin dari Keraton Sumedang Larang menjadi bagian dari mereka, diakui secara penuh karena saya masih keluarga dari kerajaan Sumedang tetapi selama ini mungkin seperti anak yang hilang.
Lebih lanjut Dudi menambahkan dengan diadakan kegiatan ini adalah untuk melestarikan lingkungan dan berharap menjadi kalender budaya sehingga menjadi kegiatan yang bisa mendatangkan wisatawan sebagai destinasi wisata dan Sumedang akan menjadi wilayah yang bersih dan Adipura akan diraih kembali.
Acara tersebut dihadiri oleh Camat Conggeang, Kepala Desa Cibubuan, Kepala Desa Conggeang Kulon, Para tokoh adat,tokoh Masyarakat,tokoh Agama dan Pengurus LSM GMBI Distrik Sumedang. (WAH)