JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Cita- cita dari seseorang yang sudah lulus dari perkuliahan dan mendapatkan nilai yang sangat baik tentunya akan membuat hatinya senang karena targetnya tercapai.
Setelah resmi menyandang gelar sarjana hukum dari salah satu universitas ternama di Indonesia, Stephani mulai meniti karier di dunia profesional.
Dia bergabung sebagai Trainee Associate di Firma Hukum bergengsi Assegaf Hamzah & Partners.
Stephani Gabriella Wijayawati, gadis 21 tahun asal Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, mencatatkan prestasi akademik luar biasa di Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada Rabu (26/8/2025), ia resmi dikukuhkan sebagai salah satu dari 3.664 lulusan program sarjana dan sarjana terapan yang diwisuda di Graha Sabha Pramana UGM.
Dari ribuan lulusan tersebut, Stephani menjadi sorotan karena berhasil menuntaskan masa kuliahnya tepat waktu dalam empat tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00.
DIa bersyukur sama Tuhan, karena sudah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana hukum dengan IPK sempurna di usia 21 tahun dengan masa studi 4 tahun.
Menurutnya, capaian ini tidak lepas dari dukungan dari orang tua dan motivasi diri yang kuat.
“Sebenarnya perjuangan IPK 4.00 itu tidak sengaja, saya hanya berusaha untuk membanggakan orang tua saja dan mencoba menenangkan mereka bahwa saya diberi kesempatan untuk kuliah dan saya sudah menggunakannya sebaik mungkin,” ungkapnya, dikutip dari keterangan resmi laman Universitas Gadjah Mada, Selasa (2/9/2025).
Stephani menuturkan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi adalah anugerah yang tidak semua anak di daerah asalnya bisa didapatkan.
Di Sumbawa, banyak teman sebaya yang tidak bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Ada pula yang sempat kuliah, tetapi akhirnya berhenti di tengah jalan akibat kesulitan ekonomi.
Kondisi itu justru menjadi pengingat baginya untuk selalu menghargai perjuangan orang tua.
“Saya mencoba mengingat bahwa setiap langkah saya di Pulau Jawa itu dibayar mahal oleh orang tua saya, sehingga tidak boleh bagi saya untuk semena-mena menggunakan kesempatan tersebut,” ujarnya.
Ketertarikan Stephani pada bidang hukum bermula dari minatnya terhadap dinamika persidangan yang penuh tantangan. Baginya, ruang sidang tidak hanya tempat penyelesaian perkara, tetapi juga arena adu argumentasi yang menentukan siapa yang menang dan kalah.
“Memenangkan perkara dalam sidang itu menjadi sesuatu yang menantang Selain itu, sebenarnya dari sisi lain fakultas hukum itu sangat versatile. Ilmunya bisa digunakan untuk berbagai macam pekerjaan,” jelasnya.
Selama masa studi, ia memegang teguh prinsip hidup sederhana yakni selalu memiliki tujuan baru baik setelah sukses maupun setelah mengalami kegagalan. Prinsip itu menuntunnya untuk terus berproses tanpa terjebak pada satu pencapaian atau satu kegagalan semata.
Dirinya sering diberitahu bahwa hidup yang paling sederhana itu adalah hidup yang senantiasa ada tujuannya.
“Ketika tujuan itu tercapai, buatlah tujuan baru. Ketika tujuan itu gagal, buat tujuan baru. Selalu hidup berorientasi kepada masa sekarang dan apa yang masa sekarang dapat kontribusikan kepada masa depan,” ungkapnya.
Stephani juga terinspirasi dari filosofi hidup Roger Federer, petenis legendaris dunia. Ia mengutip kalimat a point is just a point sebagai panduan dalam menjalani hari-harinya. Filosofi itu memotivasinya untuk tidak larut dalam euforia prestasi dan tidak pula terjebak dalam rasa kecewa atas kegagalan.
Menurutnya, hidup itu harus terus berjalan dan sebagai manusia, tidak boleh terlalu terlena dalam prestasi serta terlalu terlena dalam kegagalan. Melainkan, harus selalu melanjutkan hidup dengan tujuan baru.
Adapun kisah perjalanan akademik Stephani menjadi inspirasi, khususnya generasi muda di daerah. Ia membuktikan keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih prestasi, asalkan ada semangat, komitmen, dan dukungan keluarga. Prestasinya juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran bahwa pendidikan tinggi adalah amanah besar yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.
Kini, setelah resmi menyandang gelar sarjana hukum dari salah satu universitas ternama di Indonesia, Stephani mulai meniti karier di dunia profesional. Saat ini ia bergabung sebagai trainee associate di firma hukum bergengsi Assegaf Hamzah & Partners. Langkah ini menandai awal perjalanannya dalam dunia hukum praktisi hukum. (VAN)