Dhaka –
Kepolisian Bangladesh menangkap 10 orang terkait pemerkosaan bergiliran terhadap seorang wanita yang memilih oposisi dalam pemilu kontroversial bulan lalu. Salah satu yang ditangkap termasuk seorang anggota partai politik yang berkuasa di Bangladesh.
Liga Awami yang kini berkuasa di Bangladesh dan menaungi Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina memenangkan lebih dari 90 persen kursi parlemen yang diperebutkan dalam pemilu 30 Desember 2018. Kemenangan itu diwarnai oleh tuduhan kecurangan juga intimidasi serta kekerasan yang menewaskan sedikitnya 19 orang.
Pihak Liga Awami sendiri telah menyangkal tuduhan-tuduhan itu.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/1/2019), kepolisian setempat menegaskan bahwa pemeriksaan medis mengonfirmasi terjadinya kekerasan seksual terhadap wanita yang dimaksud. Pihak kepolisian setempat juga tengah menyelidiki laporan-laporan soal ancaman yang diterima pihak keluarga korban.
Sedikitnya 10 orang ditangkap terkait kasus dugaan pemerkosaan bergiliran itu. Penangkapan terjadi dalam beberapa hari terakhir. Salah satu yang ditangkap disebut sebagai seorang anggota Partai Liga Awami.
Pihak Liga Awami sendiri menyatakan telah menonaktifkan anggota yang dimaksud, yang diidentifikasi bernama Ruhul Amin. Laporan BBC menyebut korban telah menuduh Amin sebagai sosok yang mengirimkan orang-orang untuk menyerangnya. Belum ada komentar dari pihak keluarga Amin terkait kasus ini.
Sebelumnya dilaporkan bahwa suami korban menuturkan kepada Reuters bahwa sekitar 10-12 pria mendobrak masuk ke dalam rumah mereka di distrik Noakhali pada malam pemilu digelar, pada 30 Desember 2018 lalu. Pria-pria itu kemudian mengikat sang suami dan empat anaknya di dalam rumah.
Korban dibawa keluar dan diperkosa oleh pria-pria itu secara bergiliran.
Disebutkan sang suami bahwa istrinya diperkosa karena dia memiliki partai oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh dalam pemilu. Media-media lokal menyebut pilihan korban dalam pemilu itu membuat geram Amin yang merupakan mantan pemimpin lokal Partai Liga Awami.
“Kami tidak bisa melakukan apa-apa,” ucap sang suami yang tidak disebut namanya. Sang suami menambahkan, dirinya menerima ancaman via telepon yang memintanya mencabut laporan polisi.(ADI)