London – Masih banyak warga Inggris yang enggan memakai masker ketika berkegiatan di luar rumah. Padahal, penyebaran virus Corona di negara itu masih terus mengganas.
Seperti dilansir dari CNN, Minggu (12/7/2020) pemandangan warga yang tak memakai masker itu tampak di kawasan pertokoan hingga stasiun kereta bawah tanah Inggris. Bahkan, ketika pub telah dibuka kembali, masih ada warga yang enggan memakai masker.
Padahal, Inggris menjadi salah satu negara yang paling terpukul di dunia oleh virus Corona – berada di urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat – dengan hampir 45.000 kematian.
Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi ada “bukti yang muncul” dari penularan virus Corona melalui udara. Oleh karena itu, para ilmuwan senior mendesak warga Inggris untuk memakai masker, karena dua laporan baru menyoroti potensi efektivitas masker.
“Inggris jauh di belakang banyak negara dalam hal mengenakan masker,” kata Kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Inggris, Royal Society, Venki Ramakrishnan mengatakan Selasa (7/7).
Dia mengatakan bahwa tidak mengenakan masker harus dianggap sebagai perilaku antisosial seperti mengemudi saat mabuk. Dia beralasan bahwa ada “bukti yang berkembang bahwa memakai masker akan membantu melindungi orang lain – dan bahkan mungkin melindungi diri mereka sendiri.”
Pernyataannya itu muncul sebagai tanggapan atas penelitian ilmiah global tentang pemakaian masker yang diterbitkan oleh kelompok multi-disiplin yang diselenggarakan oleh Royal Society – Evaluasi Data dan Pembelajaran untuk Viral Epidemics (DELVE).Sedangkan di AS, sebuah studi baru menunjukkan bahwa salah satu pendorong utama kasus Corona sekarang bisa menjadi “silent spreaders” atau orang-orang yang asimptomatik atau tanpa gejala.
Laporan, yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, menemukan bahwa tanpa gejala atau
perantara presimptomatik dapat bertanggung jawab atas separuh kasus Corona. Oleh karena itu, masker bisa menjadi langkah pencegahan.
“Kami sekarang telah mengidentifikasi bukti meyakinkan yang sudah berusia puluhan tahun dan tampaknya dilupakan, sejak saat masker bedah dibuat dari kain dan dapat digunakan kembali, menunjukkan bahwa masker membantu mencegah penularan melalui udara. Sekarang bahkan ada beberapa bukti bahwa masker mungkin secara langsung bermanfaat bagi pemakainya,” tulis laporan itu.
Sementara itu, Profesor Emeritus Patologi dan Laboratorium Kedokteran di University of Pennsylvania Paul Edelstein menjelaskan hal ini lebih lanjut.
“Ada orang-orang yang tidak memiliki gejala saat melakukan kegiatan sehari-hari mereka, yang secara tidak sadar menghembuskan tetesan (droplet) yang membawa virus. Jika wajah mereka tertutup, sebagian besar tetesan itu akan tertahan sebelum mereka dapat menulari orang lain. Mengenakan masker dapat membantu menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit yang melumpuhkan,” tuturnya.(VAN)