Beijing –
Otoritas China memperingatkan setiap warganya yang ada di Turki untuk ‘lebih waspada’. Peringatan dirilis saat ketegangan bilateral kedua negara memanas setelah Turki melontarkan kritikan keras untuk perlakuan China terhadap minoritas muslim Uighur.
“Kami menyerukan sekali lagi kepada warga China di Turki dan turis-turis China yang akan pergi ke Turki untuk lebih waspada dan memperhatikan keamanan pribadi mereka juga keamanan barang-barang bawaan mereka,” demikian pernyataan Kedutaan Besar China untuk Turki seperti dilansir AFP, Rabu (13/2/2019).
Peringatan itu diposting pada situs resmi Kedutaan Besar China untuk Turki pada Minggu (10/2) waktu setempat, atau sehari setelah kritikan dilontarkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki.
Dalam kritikannya pada Sabtu (9/2) lalu, Kementerian Luar Negeri Turki menyebut perlakuan China terhadap warga Uighur ‘sangat mempermalukan kemanusiaan’.
Turki juga menyerukan kepada komunitas internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ‘untuk mengambil langkah efektif dalam mengakhiri tragedi kemanusiaan di wilayah Xinjiang’.
Diketahui bahwa nyaris 1 juta warga Uighur dan kelompok minoritas lainnya yang berbahasa Turki ditahan tanpa persidangan di kamp-kamp di Xinjiang. Laporan PBB menyebut kamp-kamp itu sebagai kamp penahanan. Bahkan beberapa pihak menyebut warga Uighur dicuci otaknya di sana.
Otoritas China membantah dan berdalih menyebut orang-orang itu ditempatkan di ‘pusat-pusat pendidikan’ untuk mencegah Islam radikal. Diketahui bahwa lebih dari 10 juta warga Uighur yang menganut Islam tinggal di Xinjiang.
Wilayah Xinjiang banyak dilanda tindak kekerasan yang diklaim oleh pemerintah China didalangi oleh gerakan ‘terorisme’ terorganisasi untuk mencari kemerdekaan dari China.(MAD)