New York,khatulistiwaonline.com
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk Gubernur South Carolina Nikki Haley sebagai Duta Besar AS untuk PBB selanjutnya. Wanita yang pernah menjadi pengkritik keras Trump ini, memiliki sedikit pengalaman soal kebijakan luar negeri.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (24/11/2016), Haley merupakan salah satu dari dua wanita yang dipilih Trump untuk menempati posisi dalam kabinetnya. Satu wanita lainnya adalah konglomerat yang juga donatur Partai Republik dan advokat sekolah, Betsy DeVos, yang ditunjuk memimpin Departemen Pendidikan AS. DeVos yang merupakan miliarder mantan Ketua Partai Republik Michigan, telah sejak lama berperan besar dalam sektor pendidikan privat.
Dalam pengumumannya, Trump meyakini Haley akan menjalankan tugasnya dengan baik. “Pembuat kesepakatan yang sudah terbukti dan kita mengharapkan lebih banyak lagi kesepakatan yang dicapai. Dia akan menjadi pemimpin yang hebat dalam mewakili kita di panggung dunia,” sebut Trump soal Haley, dalam pernyataannya.
Haley yang kini berusia 44 tahun ini, merupakan putri dari pasangan imigran asal India. Sosok Haley dipandang oleh beberapa pihak sebagai wajah baru Partai Republik, yakni lebih muda dan berasal dari kalangan yang lebih beragam. Di sisi lain, keputusan Trump menunjuk Haley mungkin dimaksudkan untuk melawan kritikan terhadap komentar kontroversial Trump soal imigran dan minoritas, juga tudingan seksisme semasa kampanye.
Tahun lalu, Haley sukses menggerakkan upaya penghapusan bendera Konfederasi dari gedung parlemen negara bagian South Carolina. Upaya itu diserukan Haley setelah terjadi penembakan brutal yang menewaskan 9 jemaat di gereja kulit hitam Charleston. Bendera Konfederasi yang dibawa oleh pasukan pro-perbudakan semasa Perang Sipil AS, dipandang banyak pihak oleh simbol rasialisme.
Dalam pernyataannya, Haley menyatakan dirinya telah menerima tawaran Trump untuk menjadi Dubes AS bagi PBB. Untuk sementara, Haley akan tetap menjadi Gubernur South Carolina hingga dilantik oleh Senat AS.
“Ketika presiden mempercayai Anda memiliki kontribusi besar untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa dan posisi negara kita di dunia, itu merupakan panggilan yang penting untuk diperhatikan,” tegas Haley.
Haley akan menggantikan Dubes AS untuk PBB saat ini, Samantha Power, yang dikenal sebagai pakar kebijakan luar negeri. Bertolak belakang, Haley yang sempat menjadi anggota parlemen sebelum menjadi Gubernur South Carolina ini, diketahui memiliki sedikit pengalaman dalam hubungan internasional.
Dia menjadi pengkritik keras Trump pada awal-awal pencapresan Partai Republik, termasuk mengecam Trump karena tidak mengutuk dukungan kelompok supremasi kulit putih Ku Klux Klan (KKK). Pada Januari lalu saat menanggapi pidato kenegaraan Presiden Barack Obama, Haley menyerukan toleransi pada isu imigran dan kesopanan dalam politik. Seruan Haley saat itu dipandang sebagai bentuk kemarahan pada Trump.
Selama pemilu awal AS, Haley menyatakan dukungan pada rival-rival Trump seperti Marco Rubio dan Ted Cruz. Hingga akhirnya bulan lalu, Haley mengaku dirinya akan memilih Trump dalam pilpres, meskipun dia tidak menyukai karakter Trump.(RIF)