Washington DC –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyalahkan kesepakatan nuklir yang ditandatangani pendahulunya, Presiden Barack Obama, yang disebut berkontribusi pada tindak kekerasan yang dilakukan Iran saat ini. Trump bahkan menyebut kesepakatan nuklir itu telah membantu mendanai aksi-aksi kekerasan Iran.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (9/1/2020), Trump dalam pidato terbaru di Gedung Putih pada Rabu (8/1) waktu setempat saat menanggapi serangan rudal Iran, menyinggung soal kesepakatan nuklir yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang ditandatangani Iran dengan negara kekuatan dunia tahun 2015.
AS yang saat itu di bawah Obama turut menandatangani JCPOA, yang isinya mengatur pembatasan program nuklir Iran dan mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran.
“Permusuhan Iran meningkat secara substansial setelah kesepakatan nuklir Iran yang bodoh ditandatangani,” sebut Trump dalam pernyataannya.
“Dan mereka (Iran-red) diberi US$ 150 miliar, belum lagi US$ 1,8 miliar secara tunai,” imbuhnya.
Pernyataan Trump soal dana US$ 150 miliar ini tidak sesuai fakta, karena menurut Associated Press, tidak pernah ada pembayaran sebesar itu dari Departemen Keuangan AS maupun dari negara lainnya terhadap Iran. Faktanya, ketika Iran menandatangani kesepakatan multinasional tahun 2015, negara itu kembali mendapatkan akses pada aset-asetnya yang dibekukannya di luar negeri. Dengan kata lain, Iran mendapatkan kembali uangnya setelah menandatangani JCPOA.(NOV)