Caracas –
Total 20 orang tewas dalan demonstrasi besar-besaran terhadap Presiden Venezuela Nicholas Maduro. Demonstran terus menuntut Presiden Maduro agar lengser dari jabatannya.
Diberitakan AFP, Sabtu (22/4/2017), polisi anti huru-hara dan warga yang pro-pemerintah terlibat saling serang dengan kelompok demonstran yang menuntut penggulingan Presiden Maduro.
“Ini seperti perang,” ujar seorang saksi mata Carlos Yanez (33).
“Polisi menembakkan gas air mata, warga sipil menembakkan senjata dari gedung-gedung. Saya dan keluarga menjatuhkan diri ke lantai, itu mengerikan,” kata yanez.
Seorang pejabat di distrik El Valle menyebutkan sebelas orang tewas di lingkungannya. Delapan orang dari mereka dilaporkan tersengat listrik saat mencoba menjarah toko roti saat terjadi kericuhan. Sisanya terkena tembakan.
Pada Jumat (21/4) malam waktu setempat, terjadi lebih banyak aksi protes yang berlangsung. Kerusuhan dilaporkan terjadi di Caracas Timur dan di Macuto di negara bagian Vargas. Pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa di distrik Caracas di Palo Verde. Orang-orang bersenjata yang menggunakan sepeda motor juga memicu terjadinya kepanikan di wilayah tersebut.
Sementara itu, pihak oposisi menuduh pemerintah telah mengirimkan sekelompok preman bersenjata untuk menyerang mereka. Sebuah video menunjukkan orang-orang melempar botol dan benda lainnya ke luar jendela ke arah orang-orang yang bersenjata yang berada di jalanan, sambil meneriakkan “Pembunuh!”.
Di titik lainnya, demonstran melemparkan bom molotov dan berhasil membakar salah satu truk polisi lapis baja yang menembakkan gas air mata ke arah mereka.
Lima puluh empat orang, termasuk bayi yang baru lahir, dievakuasi dari rumah sakit bersalin di lingkungan sekitar. (RIF)