JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Sebelas orang pegiat lingkungan hidup tergabung dalam Tim 11 Ajak Tutup TPL berjalan kaki sejauh 1.700 km dari Danau Toba di Sumatera Utara, menuju Jakarta. Mereka berjalan sejak 14 Juni dan tiba Jakarta, 27 Juli lalu.
Tujuan Tim 11 Ajak Tutup TPL yang diprakarsai Togu Simorangkir bersama Anita Martha Hutagalung, Irwandi Sirait dan delapan pendamping adalah untuk penyadaran dan kampanye kepada masyarakat luas bahwa Tano Batak dan Danau Toba sedang tidak dalam keadaan baik karena kehadiran perusahaan PT Toba Pulp Lestari (TPL)—dulu bernama PT Indorayon Utama.
Bagi Togu Simorangkir dan rekannya yang sebagian diantara mereka tidak saling mengenal, namun satu visi dan misi, masalah menahun TPL dengan masyarakat adat di sekitar kawasan Danau Toba harus segera diatasi.
Mereka pun merasa perlu upaya luar biasa untuk menarik perhatian pemerintah agar mengambil tindakan paling pamungkas, menutup TPL.
Tim 11 menilai, sejak awal kehadiran perusahaan ini banyak memunculkan kontroversi, membawa persoalan bagi rakyat dan lingkungan hidup hingga mendapat penolakan dari masyarakat.
Sebelum berangkat, ketiga penggagas ini menggelar ritual adat terlebih dahulu di Makam Raja Sisingamangaraja XII di Soposurung, Balige. Aksi ini sekaligus peringatan 114 tahun gugurnya Raja Sisingamangaraja XII.
Sekitar 44 hari perjalananan kaki oleh Tim 11 baru akhirnya menginjakkan kaki di Pulau Jawa. Sabtu 24 Juli lalu, Togu dan kawan-kawan menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, ke Pelabuhan Merak, Banten.
Dalam perjalanan di atas Ferry, Togu menuliskan surat kepada Presiden Joko Widodo, intinya meminta waktu sang kepala negara untuk bertemu dengan Tim 11.
“Bersama dengan surat ini, kami dari Tim 11 Ajak Tutup TPL (Aksi Jalan Kaki) Tutup Toba Pulp Lestari (TPL) dari Toba ke Jakarta, memohon kiranya waktu bapak presiden untuk kesediaan mendengar aspirasi kami mengenai Kawasan Danau Toba,” tulis Togu dalam paragraf pembuka suratnya.
“Kiranya bapak presiden berkenan mendengar aspirasi kami langsung di Istana Negara,” kata Togu dalam suratnya.
Desakan terhadap pemerintah untuk menutup secara permanen PT. TPL juga datang dari Ketua Umum Forum Bona Pasogit, Sabar Martin Sirait.

Dalam tulisannya yang diberikan pada khatulistiwaonline.com, Sabar Martin Sirait ketua yayasan Pencinta Danau Toba bertemu dengan Jhon Eilbert Sitinjak, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Khatulistiwaonline.com dan Maruli Siahaan salah satu putra Toba yang juga pegiat lingkungan itu, meminta Presiden RI Joko Widodo untuk memutuskan penutupan PT TPL sedini mungkin, agar segera mengakhiri pengrusakan kawasan Danau Toba yang telah ditentukan menjadi “Super Prioritas Pariwisata Mendunia” untuk membangun dan mensejahterakan Bangso Batak khususnya dalam konteks Pembangunan, Kemajuan dan Kejayaan Bangsa dan Negara pada umumnya.

Disebutkan, desakan kepada pemerintah menutup PT. TPL sudah lama disuarakan oleh oleh Forum Bona Pasogit bersama Generasi Muda Bangso Batak” yang tergabung dalam berbagai LSM/NGO : KSPPM, AMAN, WALHI, Gerakan TUNTUT AKTA 54, HBB, SRB, BAKUMSU dll, karena sunggguh meyakini bahwa Presiden Jokowi akan Pro Tuntutan Perjuangan ini dan akan sesegera mungkin menentukan Penutupan PT. TPL yang telah nyata – nyata melanggar Pasal 18a UUD 1945, Putusan MK No. 35/2012, UU No 23/1997 UU 32/2009 dan Peraturan Perundang – undangan terkait lainnya yang secara nyata dan langsung bersifat merusak tatanan IPOLEKSOSBUD Bangso Batak
Untuk diketahui, Tim 11 jalan kaki Toba – Jakarta ( istana presiden ) yang masih menunggu waktu yang tepat untuk bertemu dengan Presiden Jokowi adalah,
Pejalan kaki Utama :
1 . Togu Simorangkir 44 th ( P. Siantar )
2 . Anita Martha br Hutagalung alias Oni 54 th ( Binjai )
3 . Irwandi Sirait 41 th ( Ajibata )
Tim Logistik :
1. Jevri H Manik 43 th ( Ajibata / Toba ) seb Ketua Tim / Medis / Driver
2. Christian Gultom 41 th ( Pardagangan, Simalungun ) seb Driver / Keamanan
3. Agustina br Pandiangan 29 th ( Pandumaan, Kab. Humbang Hasundutan ) bendahara / urusan rumah tangga.
4. Lambok Siregar 28 th ( Muara, Taput ) pendamping
5. Yman Munthe 32 ( Tongging, Kab. Karo ) tim kesehatan.
6. Erwin Hutabarat 32 ( Parapat, Kab. Simalungun )
7. Ferry Sihombing 40 th ( Sidikalang, Kab Dairi )
8. Eleazer Partonggoan Simorangkir / Bumi ( Silulu, Kota Siantar ) anak ke- 2 dari Togu Simorangkir.
Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII.
Ditulis oleh: Esdon Ringoringo.