JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM –
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan tes Corona di DKI Jakarta cukup tinggi secara nasional. Ma’ruf kemudian membandingkan tes tersebut dengan keseriusan daerah lain dalam melakukan pelacakan.
Ma’ruf awalnya menjelaskan ada dua tugas yang dihadapi negara saat pandemi ini yaitu kesehatan dan ekonomi. Hal itu disampaikan Ma’ruf saat memimpin Rapat Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara virtual, Kamis (13/8/2020).
“Seperti kita ketahui bahwa ada dua tugas yang harus kita lakukan dalam menangani pandemi dan dampaknya. Pertama soal kesehatan. Saya kira kesehatan ini sekarang kita masih melihat bahwa tingkat penularannya cukup tinggi. Beberapa rencana kita dalam menangani COVID-19 seperti tes masif, tracking, protokol kesehatan,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf kemudian memberikan contoh bahwa tes masif terus dilakukan di DKI Jakarta yaitu hampir ke 50 persen jumlah penduduk. Sehingga dia menyimpulkan daerah lain tidak serius dalam melakukan pelacakan Corona.
“Ini menurut data pada saat ini DKI yang penduduknya hanya 5 persen menyerap hampir 50 persen pelaksanaan swab tes. Artinya provinsi lain tidak melaksanakan tes masif secara serius,” kata dia.
Ma’ruf mengatakan, selain pelacakan Corona, fasilitas kesehatan juga mesti ditingkatkan. Dia mengatakan tingginya kasus Corona memberikan ketakutan tersendiri bagi masyarakat.
“Kedua juga peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan. Masih tingginya penularan COVID ini juga bisa menimbulkan ketakutan pada masyarakat, terutama kelas menengah ke atas untuk melakukan kegiatan ekonomi termasuk melakukan belanja dan konsumsi, ini juga menimbulkan ekonomi tidak berjalan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ma’ruf mengatakan pandemi Corona juga berpengaruh kepada sektor ekonomi. Dia juga menyoroti penyerapan anggaran untuk COVID-19 di Indonesia masih rendah.
“Kemudian yang kedua adalah masalah ekonomi. Dari seperti kita ketahui yang diselenggarakan ekonomi saat ini adalah belanja pemerintah. Bila kita melihat data yang dipaparkan Bu Menteri keuangan memang terlihat serapan anggaran kita baik dilihat dari belanja kementerian lembaga maupun dari anggaran untuk PEN penyerapannya masih sangat rendah,” tutur Ma’ruf.(VAN)