khatulistiwaonline.com
Komentar dan postingan calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump di media sosial, kerap menimbulkan kontroversi. Postingan Trump di media sosial, bahkan kerap dituding menebar kebencian kepada pihak lain.
Komentar Trump itu sempat membuat internal Facebook berada dalam konflik dan polemik. Laman Wall Street Journal mengungkapkan, karyawan Facebook sempat gusar dengan komentar bernada kebencian Trump dan mengusulkan, agar memblokir postingan Trump di Facebook.
Dikutip dari Business Insider, Sabtu 22 Oktober 2016, desakan pemblokiran itu bukan tanpa alasan. Beberapa karyawan Facebook mengaku gusar dengan postingan Trump di halaman Facebook pada akhir tahun lalu, yang mengusulkan Muslim dilarang masuk ke wilayah Amerika Serikat.
Karyawan Facebook menganggap, postingan tersebut harus diblokir, karena mengumbar kebencian kepada Muslim.
Namun, internal Facebook tidak bulat mendukung pemblokiran postingan Trump tersebut. Malah, pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg sampai turun tangan dan ‘mengintervensi’ karyawan Facebook, agar jangan ada pemblokiran atas postingan Trump.
Menurut laporan Wall Street Journal, bos Facebook itu beralasan tidak pantas untuk menyensor postingan seorang kandidat Presiden AS.
“Saat kami meninjau laporan konten yang mungkin melanggar kebijakan kami, maka kami mengambil konteks penyesuaian,” dalih juru bicara Facebook menanggapi kabar tersebut kepada Business Insider.
Jubir Facebook itu mengatakan, konteks yang dimaksud, yaitu mencakup nilai wacana politik. Dengan menimbang telah banyak orang yang menyuarakan pendapatnya seputar pemilihan Presiden AS itu, maka Facebook memilih untuk sangat teliti melangkah dalam ulasan laporan terkait isu tersebut.
“Untuk itulah, kami hati-hati meninjau setiap laporan dan konteks sekitarnya yang berkaitan dengan konten ini berdasarkan kasus per kasus,” ujar jubir Facebook itu.
Bentuk sikap Facebok hati-hati dalam isu politik Pilpres AS juga ditunjukkan Zuckerberg. Belum lama ini, bocor memo bos Facebook kepada karyawannya terkait pada posisi mana internal Facebook dalam Pilpres AS.
Memo itu muncul untuk merespons keputusan anggota dewan Facebook, Peter Thiel yang mendukung Trump.
“Kami sangat peduli dalam keragaman. Akan sangat mudah bagi Anda untuk mendukung bagi gagasan yang Anda setujui. Akan lebih sulit, saat mendukung hak seseorang dengan sudut pandang yang berbeda. Ini yang lebih penting,” tulis bos Facebook dalam memonya.
Terkait dengan Facebook ingin memblokir Trump, tim kampanye calon presiden dari Partai Republik itu belum memberikan komentarnya. (RED)