Teheran –
Iran mengumumkan pihaknya akan melanggar batasan pengayaan uranium yang disepakati secara internasional. Iran bertekad untuk meningkatkan stok uraniumnya dalam 10 hari ke depan.
Langkah ini diperkirakan akan semakin menambah ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Hubungan antara kedua negara semakin memburuk setelah tahun lalu, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir yang dicapai tahun 2015 lalu antara Iran dan negara-negara Barat.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Senin (17/6/2019), Iran menambahkan bahwa negara-negara Eropa masih punya waktu untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir tersebut.
Pekan ini, ketegangan Iran dan AS semakin diperburuk oleh tuduhan yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump yang terang-terangan menuduh Iran melakukan serangan terhadap dua kapal tanker di perairan Teluk Oman. Iran membantah keras pihaknya terlibat dalam serangan itu.
“Kami telah meningkatkan hingga empat kali lipat nilai pengayaan dan bahkan meningkatkannya baru-baru ini, agar dalam waktu 10 hari bisa melewati batasan 300 kilogram,” sebut juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi.
“Masih ada waktu … jika negara-negara Eropa bertindak,” tambahnya.
“Cadangan yang dimiliki Iran meningkat setiap harinya pada level lebih cepat. Dan jika memang penting bagi mereka (Eropa-red) untuk menjaga kesepakatan (nuklir) itu, mereka harus melakukan upaya terbaik mereka… Sesegera mungkin mereka melaksanakan komitmen mereka, hal-hal akan secara alami kembali ke kondisi awal,” tutur Kamalvandi dalam pernyataannya.
Pada Mei lalu, otoritas Iran menyatakan pihaknya akan mengurangi pemenuhan yang diatur dalam kesepakatan nuklir yang disepakati dengan kekuatan dunia tahun 2015 lalu. Hal itu menjadi bentuk protes Iran terhadap keputusan AS yang secara sepihak menarik diri dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi sejak tahun lalu.
Kesepakatan yang disepakati Iran dan negara-negara Barat seperti AS, Prancis, Inggris, Jerman, Rusia juga China dan Uni Eropa. Kesepakatan itu mewajibkan Iran untuk membatasi kapasitas pengayaan uranium yang bisa menjadi jalan menuju pengembangan bom nuklir. Sebagai imbalannya, sanksi-sanksi internasional Iran dicabut.
Serangkaian inspeksi oleh PBB yang diatur oleh kesepakatan itu, telah memverifikasi bahwa Iran telah memenuhi komitmennya. Kesepakatan itu membatasi stok uranium dengan level pengayaan rendah pada angka 300 kilogram uranium hexafluoride yang diperkaya ke 3,67 persen atau ekuivalennya selama 15 tahun.
“Masih ada waktu bagi negara-negara Eropa… Tapi Eropa telah secara tidak langsung menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk bertindak. Mereka seharusnya tidak berpikir bahwa setelah 60 hari (batas waktu yang ditetapkan Iran pada Mei lalu-red), mereka masih punya kesempatan 60 hari lainnya,” ucap Kamalvandi.
Iran berulang kali mengkritik penundaan penetapan mekanisme Eropa yang akan melindungi perdagangan dengan Iran, dari sanksi-sanksi AS dalam upaya menyelamatkan kesepakatan nuklir tersebut.(MAD)