Paris –
Seperti dilansir CNN, Sabtu (2/9/2023), larangan yang diumumkan Menteri Pendidikan Prancis itu menjadi langkah terbaru dari serangkaian pembatasan yang kontroversial di negara tersebut terhadap pakaian yang berhubungan dengan warga Muslim.
Larangan ini dikritik oleh sejumlah anggota parlemen oposisi Prancis, termasuk Daniele Obono yang menyebutnya sebagai ‘kampanye Islamofobia terbaru’.
Saat berbicara kepada wartawan setempat usai mengunjungi sekolah profesional di wilayah Vaucluse, Prancis bagian selatan, pada Jumat (1/9) waktu setempat, Macron mempertegas keputusan pemerintah Prancis dalam melarang abaya di sekolah-sekolah.
Dia menegaskan kembali bahwa ‘simbol-simbol agama apa pun tidak memiliki tempat’ di sekolah-sekolah Prancis di bawah prinsip ‘laicite’ yang berlaku di negara tersebut, yang secara kasar diterjemahkan sebagai ‘sekularisme’.
“Sekolah-sekolah di negara kita bersifat sekuler, gratis dan wajib. Tapi itu sekuler. Karena kondisi inilah yang memungkinkan adanya kewarganegaraan dan oleh karena itu simbol-simbol agama apa pun tidak mempunyai tempat di dalamnya. Dan kami akan dengan gigih mempertahankan sekularisme ini,” tegas Macron. (VAN)