Sydney – Pemerintah Australia sedang mempertimbangkan agar biaya karantina wajib bagi mereka yang masuk ke Australia di tengah pandemi virus Corona ditanggung sendiri, tidak lagi dibayarkan Pemerintah seperti saat ini.
Puluhan ribu orang dari luar negeri kembali ke Australia dalam tiga bulan terakhir dan sudah menjalani karantina, sesuai aturan perjalanan di masa pandemi virus Corona.
Dengan menempatkan puluhan ribu orang di akomodasi mewah, seperti hotel memerlukan biaya besar bagi Pemerintah Australia sedikitnya AU$ 118,5 juta, atau lebih dari Rp 1 triliun.Penerbangan internasional ke Australia paling banyak mendarat di kota Sydney, New South Wales.
Karenanya Pemerintah NSW harus menanggung biaya terbesar untuk penginapan di hotel.
Menurut Australian Border Force, atau Pasukan Perbatasan Australia, sejak kebijakan diberlakukan dua setengah bulan lalu, 81 ribu orang sudah memasuki Australia.
63 ribu diantaranya harus menjalani karantina di hotel, sementara yang lainnya seperti awak pesawat, pengusaha internasional atau anggota militer ditangani dengan cara berbeda.
Pemerintah Australia menerapkan karantina hotel bagi semua yang datang dari luar negeri di akhir bulan Maret guna mencegah masuknya kasus Corona dari luar negeri.
Sampai sejauh ini 62 persen kasus COVID-19 yang ada di Australia berasal dari luar negeri.
Mereka yang tiba di Sydney tidaklah disambut oleh sanak keluarga masing-masing, melainkan anggota militer berseragam yang membawa mereka ke hotel-hotel mewah.
Bagi warga yang baru datang, seperti Edward Ratanasen, pemandangan seperti itu terasa aneh, apalagi ia baru mendarat setelah perjalanan selama 37 jam dari Kanada.
“Ada rasa takut, semua orang terlihat cemas, ada sedikit perasaan panik. Mereka tidak memberi tahu kita akan dibawa ke mana, hanya disuruh naik ke bus,” katanya.
Namun dia mengatakan merasa lega atas bantuan yang didapatkan.
“Mereka membawa tas, mereka memasukkan ke dalam bus, mereka membawanya sampai ke kamar,” lanjutnya.