JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 05.28 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulis yang diterima, dilansir Antara, Senin (22/9/2025).
Rian menyebut kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Kemudian erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 139 detik.
Sebelumnya, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengalami erupsi pada pukul 00.54 WIB. Yakni dengan visual letusan tidak teramati dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 182 detik.
Erupsi berikutnya terjadi pada pukul 02.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 164 detik.
Kemudian, erupsi ketiga terjadi pada pukul 04.44 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom letusan Gunung Semeru teramati 500 meter di atas puncak atau 4.176 mdpl.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 110 detik,” tuturnya.
Sigit menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (MAD)