Washington –
Para penyelidik yang menyelidiki kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 milik maskapai Ethiopian Airlines, telah mencapai kesimpulan awal. Disimpulkan bahwa sistem anti-stall telah diaktifkan sesaat sebelum pesawat menukik dan jatuh.
Menurut media ternama Amerika Serikat, Wall Street Journal seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (29/3/2019), temuan itu didasarkan pada data perekam penerbangan dan menjadi indikasi paling kuat bahwa sistem anti-stall yang dikenal sebagai MCAS, tidak berfungsi dengan baik saat kecelakaan Ethiopian Airlines pada 10 Maret lalu maupun saat kecelakaan Lion Air di Indonesia tahun 2018 lalu.
Dilaporkan Wall Street Journal, para pakar pemerintah AS tengah menganalisa detail-detail yang dikumpulkan para pakar Ethiopia selama beberapa hari terakhir. Disebutkan juga bahwa temuan ini telah disampaikan dalam briefing tingkat tinggi di Badan Aviasi Federal Amerika Serikat (FAA) pada Kamis (28/3) waktu setempat.
Sebelumnya pada Rabu (27/3) waktu setempat, raksasa penerbangan Boeing berjanji akan melakukan segala upaya untuk mencegah terulangnya tragedi di masa mendatang. “Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa kecelakaan seperti ini tidak terjadi lagi,” tegas Mike Sinnett, wakil presiden strategi produk Boeing kepada para wartawan saat mengumumkan perbaikan atas perangkat lunak (software) penerbangan dari pesawat 737 MAX.
Perangkat lunak itu dikenal dengan sebutan maneuvering characteristics augmentation system (MCAS), yang berfungsi mencegah pilot menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi dengan cara menukikkan pesawat secara otomatis.
Dalam kasus Lion Air JT610, MACS tidak bekerja dengan baik sehingga setiap kali pilot menaikkan hidung pesawat, MCAS aktif kembali dan menurunkan hidung pesawat. Insiden ini terjadi lebih dari 20 kali sebelum akhirnya Lion Air JT610 menghujam laut dan menewaskan ke-189 orang di dalam pesawat.
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan ada kemiripan antara peristiwa Lion Air dan Ethiopian Airlines. Boeing mengatakan perangkat lunak telah dimutakhirkan sehingga MCAS tak lagi berfungsi jika terdapat data sensor yang bertentangan. Dalam jumpa pers, Boeing menegaskan pemutakhiran ini bukanlah pengakuan bahwa sistem tersebut yang menyebabkan jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines.(ADI)