BANDUNG,khatulistiwaonline.com
Seribu angklung bergetar di lapangan upacara Yayasan Sumatera 40, Jalan Pahlawan, Kota Bandung, Senin (6/2/2017). Seribu alat musik angklung ini dimainkan oleh ribuan siswa-siswi SMP, SMA dan SMK Sumatera 40 secara bersamaan.
Permainan angklung ini diawali oleh sejumlah siswa yang tergabung dalam anggota paduan suara membawakan lagu ‘terima kasihku’. Setelah itu, terlihat seorang perwakilan dari Saung Angklung Udjo instruksi kepada ribuan siswa yang berada di lapangan.
Ribuan siswa yang sudah memegang angklung mengikuti segala instruksi Kang Rubi dari Saung Angklung Udjo tersebut. Secara perlahan para siswa mulai memahami segala instruksi yang diberikan. Setelah itu baru bisa memainkannya secara massal.
Pada penampilan pertama kolaborasi Saung Angklung Udjo dengan ribuan siswa-siswa Yayasan Sumatera 40, mereka membawakan lagu ‘Ibu’. Setelah lagu Ibu, kolaborasi selanjutnya membawakan lagu ‘Laskar Pelangi’ milik Nidji.
Selain itu, lagu lainnya yang dibawakan dari hasil kolaborasi ini berjudul Nyiur Melambai. Para siswa-siswi begitu semangat mengikuti setiap instruksi yang diberikan. Sehingga, kumandang suara angklung terdengar merdu.
Setelah melakukan kolaborasi, Saung Angklung Udjo tampil membawakan sejumlah lagu untuk menghibur para siswa-siswi yang hadir. Para siswa-siswi menikmatinta dengan bernyanyi bersama.
Tidak hanya melakukan kolaborasi penampilan, Saung Angklung Udjo juga memberikan bantuan seperangkat alat musik angklung kepada Yayasan Sumatera 40. Hal ini untuk memberikan akses lebih terhadap para siswa-siswi mengenal angklung.
“Kegiatan ini terlangkasa berkat kepedulian Saung Angklung Udjo terhadap dunia pendidikan khususnya Yayasan Sumatera 40,” kata Ketua Yayasan Sumatera 40, Jonni Budi Setio di sela-sela kegiatan.
Menurutnya dengan kolaborasi dan bantuan seperangkat angklung ini bisa semakin memikat minat siswa-siswi mempelajarinya. Hal itu sebagai upaya melestarikan salah satu alat musik tradisional milik Indonesia.
“Sejauh ini memang kami sudah ada ekskul angklung, tapi masih minim. Dengan bantua ini diharapkan minat siswa semakin bertambah,” ungkap Jonni.
Pimpinan Saung Udjo, Taufik Hidayat mengatakan pemberian seperangkat angklung ini merupakan program rutin yang sudah berlangsung sejak 5 tahun silam. Tujuannya untuk mengenalka angklung sejak dini yakni di duni pendidikan.
“Setiap tahunnya ada sekitar 3 sekolah yang kami berikan seperangkat angklung. Tahun ini untuk pertama kalinya di Yayasan Sumatera 40,” kata Taufik.
Pria yang akrab disapa Kang Opik ini menuturkan, pihaknya tidak hanya memberikan alatnya saja, namun juga mendatangkan pelatih dari Saung Udjo. Sehingga, para siswa bisa maksimal mempelajari angklung.
“Harapannya angklung ini tidak hanya dinikmati oleh yang memainkannya saja, tapi juga yang mendengarkannya juga. Bisa sama-sama melestarikan salah satu warisan leluhur ini,” ucap Opik. (DON)