BANDUNG, khatulistiwaonline.com
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bersama istri berkunjung ke rumah dinas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Jalan Dalemkaum. Mereka santap sarapan pagi bersama sambil berbincang santai. Apa yang dibicarakan?
Makanan yang disajikan yakni menu sarapan seperti lontong sayur dan bubur ayam. Emil, sapan karib Ridwan Kamil berpakaian santai kaos merah dengan rompi warna hitam.
Arcandra duduk di sebelahnya memakai baju warna hitam. Hadir juga di meja makan istri Emil, Atalia Praratya.
Mereka sarapan pagi bersama di meja kayu yang berada di Ruang Arab Pendopo Kota Bandung. Sambil menyantap aneka menu yang disajikan, Emil dan Arcandra asyik berbincang. Tidak sampai satu jam, Arcandra berpamitan. Sebelum pamit mereka kemudian berfoto bersama.
Kepada khatulistiwaonline, Arcandra bercerita kebetulan sedang berada di Kota Bandung sejak Sabtu (12/11) kemarin untuk menghadiri Stadium Generale di Kampus ITB.
“Kebetulan lagi jalan-jalan saja. Kemarin ke ITB dulu, lalu mengunjungi teman. Kebetulan terakhir saya ke Bandung tahun 1995. Tahun lalu sempat juga tapi hanya 5 menit di ITB lalu pergi lagi,” ujar Arcandra sebelum naik ke mobilnya.
Arcandra menyebut Bandung yang dulu sangat jauh berubah dengan yang sekarang. “Alhamdulillah jauh (berubah) ya. Baru kemarin saya lihat Bandung. Habis ini mau jalan-jalan sampai siang,” ucapnya.
Sementara itu usai mengantar Arcandra pulang, Emil mengaku mengobrol banyak meski hanya sekadar sarapan bersama. Kepada Arcandra, Emil bercerita tentang permasalahan listrik dan energi di Kota Bandung.
“Kebetulan beliau lagi di Bandung. Sebelum ke Jakarta jadi mampir dulu ke Pendopo. Mengobrolkan tentang permasalahan listrik di Bandung, permasalahan energi yang juga bagian dari kewenangan ESDM terkait suplai energi,” kata Emil.
Emil juga menceritakan, tentang rencana pengelolaan lampu jalan oleh swasta dengan sistem Private Public Partnership (PPP).
“Saya juga cerita tentang rencana mau PPP pengelolaan listrik dan lampu jalan. Beliau bilang itu harus didukung. Yang lain-lainnya ngobrol kehidupan kehidupan Amerika, karena saya juga kan pernah tinggal di sana,” pungkasnya. (NGO)