Paris –
Ribuan orang berdemonstrasi di pusat kota Paris, Prancis, dalam unjuk rasa solidaritas menentang pemenggalan kepala seorang guru lantaran menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya. Perdana Menteri (PM) Prancis Jean Castex mengatakan Prancis tak takut dengan aksi pemenggalan itu.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (18/10/2020), para pengunjuk rasa di Place de la Republique mengangkat tinggi poster yang menyatakan: “Tidak untuk totalitarianisme pemikiran” dan “Saya adalah seorang guru” untuk mengenang rekan yang terbunuh, Samuel Paty.
“Kamu jangan menakuti kami. Kami tidak takut. Kamu tidak akan memecah belah kami. Kami adalah Prancis!” cuit PM Prancis Jean Castex, yang termasuk di antara mereka yang berkumpul di tempat protes bersejarah itu.
Castex didampingi oleh Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer, Wali Kota Paris Anne Hidalgo, Menteri Dalam Negeri junior Marlene Schiappa yang mengatakan dia ada di sana “untuk mendukung para guru, sekularisme, kebebasan berekspresi”.
Beberapa meneriakkan “Saya Samuel”, menggemakan seruan “Saya adalah Charlie”, yang disuarakan ke seluruh dunia setelah pria bersenjata membunuh 12 orang karena majalah satir Charlie Hebdo pada tahun 2015.
Di antara gemuruh tepuk tangan, yang lainnya membacakan: “Kebebasan berekspresi, kebebasan untuk mengajar.”
“Saya di sini sebagai guru, sebagai ibu, sebagai wanita Prancis dan sebagai seorang republik,” kata Virginie, peserta.
Serangan Charlie Hebdo pada 2015 memicu gelombang kekerasan dan memaksa Prancis berdiskusi secara nasional tentang tempat Islam dalam masyarakat sekuler.
Setelah pembantaian di majalah tersebut, sekitar 1,5 juta orang berkumpul di Place de la Republique yang sama untuk mendukung kebebasan berekspresi.(RIF)