JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Sebanyak 619 warga Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), digigit anjing. Enam orang di antaranya meninggal dunia.
Merespons atas virus rabies yang masih mengintai, pemda Dompu menembak mati seribuan anjing. Pemda Dompu sebelumnya juga menyatakan kasus rabies atau anjing gila jadi kejadian luar biasa (KLB).
Data korban tersebut dihimpun sejak Oktober 2018. Hingga kini virus rabies telah menyebar ke delapan kecamatan. Korban tertinggi terdapat di Kecamatan Kempo, yang lima orang meninggal, dan satu orang lainnya di Kecamatan Menggelewa.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Dompu mengambil langkah jangka pendek dengan mengeliminasi anjing-anjing yang diduga terjangkit rabies. Pemda dan warga mengambil langkah serius, yaitu membunuh ribuan anjing liar, baik dengan ditembak maupun diberi racun. Sementara itu, langkah jangka panjang dilakukan dengan melakukan vaksinasi.
“Sampai saat ini jumlah anjing yang telah dieliminasi sebanyak 1.078 ekor yang tak bertuan yang kita duga mengandung rabies. Itu jumlah yang dicampur oleh laporan mandiri dari masyarakat. Jadi masyarakat juga mengeliminasi anjing liar,” ujar Kepala Disnakeswan Dompu Zaenal Arifin, Selasa (11/2/2019).
Masyarakat khawatir virus mematikan ini terus meningkat. Dinakeswan Dompu mencatat populasi anjing peliharaan dan anjing liar mencapai 1.078 ekor.
Warga waswas keluar dari rumah saat hari mulai gelap. Sebab, anjing yang terjangkit rabies takut pada cahaya dan tak bisa mendengar.
“Untuk salat Subuh saja di masjid saya selalu khawatir karena takut kalau seketika diserang anjing,” ungkap warga Dompu, Muhammad Amin,Rabu (13/2/2019).
Warga ingin ancaman rabies ini segera diakhiri. Sebab, rabies juga menular pada hewan lainnya, seperti kera, monyet, kucing, juga sapi dan kerbau, yang digigit oleh anjing.
Virus ini ditakutkan menyebar hingga ke Pulau Lombok. Sebab, dari hasil pelacakan yang dilakukan Disnakeswan di beberapa titik wilayah yang ada di Lombok, ditemukan juga warga yang kena gigitan anjing. “Untuk Lombok ada yang digigit, tapi hasil uji lab negatif. Namun harus kami tingkatkan kewaspadaan di Pulau Lombok,” ungkapnya.
Adanya indikasi wabah rabies masuk Pulau Lombok, maka upaya antisipasi yang dilakukan pihak Disnakeswan NTB adalah menjaga lalu lintas persebaran hewan yang berpotensi membawa virus yang mematikan tersebut. Upaya lainnya adalah vaksinasi.
“Menjaga lalu lintas di pelabuhan, itu ranahnya Karantina, pengendalian populasi hewan pembawa rabies dan vaksinasi anjing yang bertuan,” ujar Kepala Disnakeswan Provinsi NTB Budi Septiani melalui sambungan WhatsApp, Rabu (13/2/2019).(MAD)