JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM – Pilihan pemerintah Indonesia tidak menerapkan lockdown dalam mempersempit penyebaran virus Corona sempat mendapatkan kritik dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menegaskan kebijakan lockdown yang diterapkan di banyak negara tidak bisa secara serta-merta diikuti oleh negara lainnya.
Retno mengatakan banyak pertimbangan yang harus dikaji dalam penerapan kebijakan lockdown. Dia mengatakan tidak semua kebijakan di suatu negara cocok dan harus ditiru oleh pemerintah Indonesia.
“One policy fits for all itu maksudnya gini. Misalnya ada negara yang melakukan completely total lockdown. Nah kebijakan itu tidak bisa diterapkan untuk katakanlah semua negara di dunia itu harus menerapkan kebijakan lockdown. Jadi satu policy itu tidak bisa diterapkan di semua negara,” kata Retno dalam diskusi virtual di akun Instagram @Hanummm bertajuk Indonesia dan Dunia di Tengah Pandemi, Rabu (15/4/2020).Retno mengatakan sistem sosial dan budaya yang berbeda-beda di tiap negara mengakibatkan kebijakan lockdown tersebut tidak harus diikuti oleh pemerintah Indonesia. Pertimbangan ekonomi, diakui Retno juga jadi salah satu aspek yang dilihat sebelum menerapkan kebijakan lockdown.
“Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda. Dia memiliki sistem sosial yang berbeda dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu yang kita yakini pemerintah manapun pasti mencoba melakukan hal yang terbaik untuk melindungi kesehatan warganya. Lalu ini (lockdown) kan juga tidak bisa dilepaskan dari konsiderasi ekonomi dan lain-lainnya,” jelasnya.Meski tidak menerapkan kebijakan lockdown dan memilih membatasi pintu masuk bagi warga negara asing, Retno mengatakan terus membangun komunikasi yang intensif di antara Menlu negara lain. Dia mengatakan ada tiga hal yang terus dijaga dan dikoordinasikan di antara para Menlu selama masa pembatasan ruang gerak manusia di banyak negara berlangsung.
“Dalam komunikasi saya dengan para Menlu, oke kita lakukan pembatasan pergerakan manusia, pintu-pintu untuk warga negara asing kita batasi. Tapi kita ingin pastikan bahwa pintu-pintu tetap terbuka untuk logistik, untuk perdagangan,” sebutnya.
“Utamanya ada tiga hal besar yang kita komunikasikan, satu terkait dengan makanan dan bahan-bahan makanan untuk pertanian misalnya. Kedua adalah alat-alat kesehatan, dan yang ketiga adalah obat-obatan. Jadi untuk hal ini kita sering banget komunikasi telepon-teleponan dengan negara lain,” sambung Retno.(DON)