JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pandemi COVID-19 membuat banyak negara menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial masyarakat. Kondisi ini membuat masyarakat cenderung menyimpan makanan untuk antisipasi perpanjangan pembatasan sosial.
Salah satunya adalah mi instan yang menjadi pilihan. Dari pengamatan yang dilakukan IEB Institute (Indonesia Eximbank Institute) sebutan untuk unit riset Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bahwa berdasarkan World Instant Noodle Association konsumsi mi instan global mencapai 116,56 miliar porsi, dan Indonesia berada di peringkat kedua dengan mengkonsumsi 12,6 miliar porsi atau setara dengan 10,84% konsumsi dunia di tahun 2020.
Trailer Park Group Variety (TPG)/Variety Intelligence Platform Covid Impact Study mencatat bahwa masyarakat usia produktif di AS lebih banyak menonton TV, film, dan media digital lainnya pada masa pandemi yang turut mendongkrak konsumsi mi instan sebagai salah satu jenis makanan yang mudah diolah dan dikonsumsi ketika meningkatnya waktu yang dihabiskan di rumah.
Kepala Divisi IEB Institute LPEI, Rini Satriani mengatakan bahwa Indonesia tidak hanya mengkonsumsi untuk di dalam negeri saja tetapi mie instan Indonesia sudah diekspor dengan tren yang meningkat termasuk ke pasar non-tradisional.
“Pada tahun 2020, total ekspor mi instan Indonesia mencapai US$ 271,34 juta atau setara dengan Rp 3,87 triliun atau meningkat 22,96% year-on-year (yoy) dari tahun 2019 (US$ 220,7 juta). Data terkini menunjukkan nilai ekspor kumulatif Januari-September 2021 tercatat sebesar US$ 185,04 juta,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12/2021).(MAD)