JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta semua pihak untuk mengakhiri gesekan. Jimly pun meminta agar seluruh warga Indonesia merajut kerukunan, salah satunya dengan bijaksana dalam menggunakan media sosial.
“Masyarakat sudah capek, masing-masing larut dalam kebencian. Ini semua orang harus menyadari karena kebebasan medsos ini menambah suasana itu jadi tidak terkendali,” ujar Jimly dalam perbincangan dengan khatulistiwaonline, Selasa (16/5/2017).
Dengan adanya media sosial, saat ini menurutnya pembahasan isu-isu yang seharusnya dibicarakan pada ranah privat, gampang tersebar. Dampaknya pun ada banyak ujaran kebencian meraja lela dan sebagian menjadi provokasi.
“Maka kita harus hati-hati dengan medsos. Bahwa kita jangan menyebar kebencian. Kadang-kadang kita berpendapat seolah-olah yang lain salah, kita sendiri yang benar. Begitu diungkap ke medsos itu nyebar, nambah panas sebelah sana. Ini harus disadari semua orang. Menghujat Tuhan, hujat agama, hujat nabi orang lain,” tuturnya.
Jimly juga meminta kepada seluruh pejabat untuk bisa menjaga wibawanya. Dalam hal ini ini terkait penyampaian pendapat melalui berbagai sarana, termasuk media sosial. Pejabat diminta untuk tidak berbicara atas kepentingan pribadi atau kelompok sebab pada hakikatnya, pejabat merupakan pelayan bagi semua warga.
“Pejabat jangan gunakan kata-kata yang mengelompokkan diri secara sempit. Karena setiap pejabat harus melayani semua. Jadi pejabat harus hati-hati bicara, juga harus hati-hati bertindak,” kata Jimly.
“Sekarang pejabat kumpulnya dengan dia-dia saja, padahal pejabat harus melayani semua. Sekarang larut dalam kelompoknya masing-masing. Apalagi pejabat yang tidak hati-hati, misalnya di politik berpihak, itu tidak boleh. Pejabat melayani semua,” imbuh dia.
Sikap dan pernyataan sebagian pejabat dinilai Jimly menambah suasana menjadi saling benci. Hal tersebut juga disebutnya menjadi bagian dari pengelompokan pihak-pihak tertentu, yang akhirnya sampai pada arus bawah.
“Semua orang berkelompok dengan persepsi sendiri-sendiri mana yang salah dan mana yang benar,” sebut Jimly.
Untuk itu dia mengimbau semua warga agar mendengarkan apa yang disampaikan Presiden Jokowi. Jimly mengajak semua warga untuk merajut kerukunan dalam berbangsa dan bernegara.
“Sesuai dengan anjuran presiden, supaya kita kembali merajut kerukunan berbangsa. (Masalaj) ini kan dipicu antara lain karena pilkada, sekarang pilkada sudah selesai. Ada faktor medsos, lalu ada faktor pilkada. Dua ini saling menyatu dan bikin kita tambah repot,” tutupnya. (DON)