Moskow –
Presiden Rusia, Vladimir Putin, melontarkan ancaman terbaru terhadap Amerika Serikat (AS). Putin menyatakan Rusia akan merespons secara tegas setiap pengerahan rudal nuklir oleh AS di wilayah manapun di kawasan Eropa.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (20/2/2019), peringatan ini dilontarkan Putin usai AS menarik diri dari kesepakatan Kekuatan Nuklir Jangkauan Menengah (INF) yang ditandatangani dengan Rusia tahun 1987 silam. Kesepakatan itu melarang pengerahan rudal jarak pendek dan menengah yang berbasis di daratan di wilayah Eropa.
Keluarnya AS dari kesepakatan itu memicu prospek pertarungan senjata baru antara AS dan Rusia. Dalam penegasan sebelumnya, Rusia membantah telah melanggar kesepakatan itu, seperti yang dituduhkan AS. Putin balik menuduh AS yang telah melanggar kesepakatan itu sejak lama.
“AS secara langsung dan secara kasar melanggar aturan kesepakatan (INF), mereka telah memiliki peluncur (rudal) di Rumania sejak lama,” tegas Putin saat berpidato di hadapan elite politik Rusia yang tergabung delam Dewan Federal di Moskow.
“Rusia tidak berniat untuk menjadi yang pertama mengerahkan rudal-rudal baru di Eropa. Jika AS sungguh mengerahkan rudal-rudalnya di Benua Eropa, ini akan memperburuk situasi keamanan internasional dan menciptakan ancaman serius untuk Rusia, karena akan ada rudal-rudal dengan jarak tempuh 10-12 menit ke Moskow,” imbuhnya.
“Saya mengatakan ini dengan jelas dan terbuka, Rusia akan terpaksa menciptakan dan mengerahkan persenjataan yang tidak hanya bisa digunakan terhadap wilayah-wilayah yang menjadi asal datangnya ancaman pada kita, tapi juga wilayah-wilayah yang menjadi pusat pengambilan keputusan yang ada di balik sistem rudal yang mengancam kita,” tegas Putin lagi, merujuk pada AS sebagai pengambil keputusan.
Putin juga menyerukan kepada AS untuk memperkirakan risiko yang akan dihadapi sebelum mengambil keputusan. “Itu hak mereka untuk berpikir apapun yang mereka mau. Tapi bisakah mereka menghitung? Saya yakin mereka bisa. Biarkan mereka menghitung kecepatan dan jarak sistem persenjataan yang sedang kita kembangkan,” ucap Putin merujuk pada AS.
Kendati demikian, Putin juga menambahkan bahwa Rusia masih menginginkan hubungan yang baik dengan AS. Namun di sisi lain, lanjut Putin, Rusia juga bersiap memberikan respons defensif jika memang diperlukan.
“Kita siap untuk perundingan perlucutan senjata, tapi kita tidak lagi akan mengetuk pada pintu yang tertutup,” ujarnya.
“Kita tahu bagaimana melakukan ini dan kita akan menerapkan rencana-rencana ini segera, sesegera mungkin setelah ancaman terhadap kita menjadi kenyataan,” tandas Putin.
Kesepakatan INF ditandatangani tahun 1987 antara Presiden AS saat itu, Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet Mikhael Gorbachev. Penandatanganan itu mengakhiri krisis yang dipicu rudal balistik bermuatan nuklir milik Soviet yang bisa menyerang ibu kota negara-negara Barat saat itu. Di sisi lain, kesepakatan itu juga mengendalikan pertarungan persenjataan antara AS dan Rusia. (ADI)