Caracas –
Dalam pernyataan via media sosial, seperti dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), Maduro mengatakan dirinya telah mengerahkan “25.000 personel pria dan wanita dari Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian kita yang agung” ke perbatasan dengan Kolombia dan ke pesisir timur laut, lokasi kilang minyak terbesar negara tersebut.
Maduro, dalam pernyataan pada Minggu (7/9) malam itu, menyebut pengerahan tersebut bertujuan untuk memastikan “pertahanan kedaulatan nasional, keamanan negara, dan perjuangan untuk perdamaian”.
Dalam pernyataannya, Maduro tidak secara tegas merujuk pada Trump, yang telah menyebutkan perlunya memerangi pengedar narkoba Venezuela, khususnya dalam memerintahkan penambahan armada angkatan laut terbesar di Karibia dalam beberapa tahun terakhir.
Pekan lalu, militer AS meledakkan sebuah kapal yang diduga mengangkut narkoba dari Venezuela. Sedikitnya 11 orang yang ada di dalam kapal itu tewas.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengerahkan 25.000 tentara ke pesisir Karibia dan ke wilayah perbatasan dengan Kolombia. Pengerahan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump pada saat itu menyebut kapal tersebut milik geng kriminal Venezuela, Tren de Aragua, namun dia tidak memberikan bukti untuk klaimnya itu.
Sang Presiden AS juga mengancam akan menembak jatuh jet tempur Venezuela jika mereka membahayakan pasukan AS, setelah dua pesawat Caracas terdeteksi terbang di dekat kapal Angkatan Laut Washington di perairan internasional.
Menurut sumber-sumber militer, Angkatan Bersenjata Venezuela memiliki sekitar 123.000 personel. Maduro sebelumnya mengklaim sebanyak 220.000 orang telah terdaftar dalam milisi sipil.
Sementara itu, pada Senin (8/9), Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth melakukan kunjungan mendadak ke Puerto Rico, bagian wilayah AS yang terletak sebelah utara Venezuela. Hegseth datang mengunjungi para personel marinir di atas kapal perang AS yang dikerahkan ke lepas pantai Puerto Rico.
Saat berbicara kepada para pelaut dan Marinir AS di Puerto Rico, Hegseth mengingatkan bahwa mereka tidak dikerahkan ke kawasan Karibia untuk pelatihan, melainkan dikirim ke “garis depan” misi kontra-narkotika yang krusial.
“Apa yang Anda lakukan sekarang — itu bukan pelatihan,” tegasnya saat berbicara di atas kapal serbu amfibi USS Iwo Jima. “Ini adalah latihan di dunia nyata atas nama kepentingan nasional vital Amerika Serikat untuk mengakhiri peracunan rakyat Amerika,” sebutnya. (DAB)