JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta Polri untuk mengantisipasi dampak sosial ekonomi di masa krisis wabah virus Corona. Menurutnya, dampak tersebut akan semakin terasa bagi masyarakat yang memiliki upah harian atau bekerja serabutan.
“Makin panjangnya masa krisis COVID-19 tentu akan berdampak pada situasi sosial ekonomi masyarakat, terutama buruh harian dan kelompok masyarakat yang bekerja serabutan tanpa penghasilan tetap, yang banyak bercokol di kota-kota besar,” ujar Neta dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/3/2020).
Menurutnya, dengan adanya kebijakan diam di rumah membuat masyarakat yang menggantungkan penghasilannya dalam upah harian semakin tertekan. Mereka kini semakin kesulitan mendapat penghasilan harian yang biasa mereka dapat karena hampir semua sektor tidak beroperasi.
“Yang paling menderita adalah para pekerja harian dan kelompok masyarakat yang bekerja serabutan. Kalangan ojek sepeda motor misalnya, sejak adanya instruksi stay at home, mereka menjadi kehilangan penumpang dan pelanggan order makanan jauh berkurang. Padahal, ojek adalah pekerjaan alternatif setelah banyaknya industri melakukan PHK. Memang, situasi saat ini masih terkendali,” katanya.
Neta berharap, wabah COVID-19 ini dapat segera berakhir. Sebab, kebutuhan akan semakin meningkat jelang Ramadan dan Idul Fitri. Di masa ini, perusahaan akan kesulitan memberikan tunjangan hari raya (THR) karena minimnya pemasukan saat kebijakan bekerja di rumah.
“Kebutuhan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat dan tuntutan THR akan muncul, sementara industri sudah menerapkan stay at home, yang berdampak pada menurunnya produktivitas dan income perusahaan. Hal ini tentu akan menjadi masalah tersendiri. Bagaimana pun ini akan menjadi sebuah situasi yang sangat perlu diperhatikan pemerintah, terutama jajaran Polri agar tidak berdampak pada ancaman Kamtibmas,” katanya.(VAN)