Moskow –
Polisi Rusia menangkap lebih dari 1.000 orang di sebuah aksi demonstrasi di Moskow. Massa menuntut agar anggota oposisi diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu lokal.
Seperti dilansir AFP, Minggu (28/7/2019), ada sekitar 3.500 orang turun ke jalan. Polisi menyatakan demonstrasi itu tak mengantongi izin.
“Secara keseluruhan, “1.074 orang telah ditangkap karena berbagai pelanggaran selama demonstrasi tanpa izin di pusat ibu kota,” kata polisi Moskow seperti dikutip oleh kantor berita Rusia.
Sementara seperti dilansir Reuters, pihak berwenang telah menyatakan demonstrasi itu ilegal dan berusaha untuk menghalangi partisipasi. Namun massa tetap menggelar aksi protes.
Nyanyian “Rusia tanpa Putin” dan “Putin mengundurkan diri” dinyanyikan para demonstran. Para aktivis dan terutama pemuda bertekad agar sistem politik Rusia dibuka untuk kompetisi yang adil.
Pemimpin oposisi yang dipenjara, Alexei Navalny, menyerukan protes untuk membujuk para pejabat agar mengizinkan kandidat yang berpikiran oposisi untuk maju dalam pemilihan 8 September.
Pihak berwenang mengatakan mereka dilarang karena mereka gagal mengumpulkan tanda tangan asli yang cukup untuk mendukung mereka. Pihak oposisi tidak memiliki kursi di parlemen.
Jajak pendapat di masa lalu telah menunjukkan dukungan untuk Navalny, seorang pengacara dan aktivis anti-korupsi, hanya dalam satu digit. Namun para pendukung mengatakan Navalny memenangkan hampir sepertiga suara dalam pemilihan wali kota Moskow 2013. Mereka yakin gerakannya dapat membangun momentum di ibu kota Rusia jika dibiarkan bersaing secara adil.
Meskipun peringkat persetujuan Putin masih tinggi di lebih dari 60 persen, itu lebih rendah daripada biasanya karena ketidakpuasan selama bertahun-tahun dari penurunan pendapatan. Tahun lalu, mantan perwira intelijen KGB yang berusia 66 tahun itu memenangkan pemilihan ulang besar-besaran dan masa jabatan enam tahun yang baru hingga tahun 2024.(ARF)