JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Beredar di media sosial, e-poster provokasi dari kelompok PA212 dan sejenisnya yang akan melakukan reuni 212 di TMII dan sebelumnya santer statement dari sesepuh PA 212 yang mengancam akan mengepung istana.
Menanggapi seruan provokasi dari kelompok PA212 ini, Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengecam keras rencana kelompok-kelompok yang menurutnya merupakan wadah terselubung para pendukung khilafah radikalisme terorisme eks FPI dan HTI.
“Indonesia tidak butuh PA 212, khilafah dan politik identitas sampai kiamat. Indonesia hanya butuh kedamaian ketentraman dengan adanya politik yang berintegritas dan penuh warna dengan ide-ide dan gagasan untuk membangun, memajukan dan mensejahterakan rakyat Indonesia, sama sekali tidak butuh politik identitas,” kata Gus Wal.
“Tindak tegas dan bubarkan PA 212! Mereka biang gaduh dan merusak ketentraman rakyat Indonesia,” ujar Gus Wal.
Ia melanjutkan, “Bagaimana bisa TMII yang notabene merupakan milik negara digunakan untuk acara reuni 212 yang mengancam akan mengepung istana negara yang notabene merupakan kehormatan, Identitas dan jatidiri bangsa Indonesia?”
Menurutnya, siapapun yang memberikan izin penggunaan TMII sebagai lokasi reuni 212 wajib bertanggung jawab, dan negara dalam hal ini harus tegas, jangan dibiarkan bangunan milik negara digunakan untuk acara yang merugikan negara dan mengancam keamanan keselamatan rakyat dan bangsa Indonesia.
PNIB meminta kepada aparat keamanan agar menindak tegas kelompok PA212.
“Dan juga agar pemerintah membubarkan PA 212 yang sudah bukan rahasia lagi adalah kelompok pengasong khilafah sarabpatinggenah, apalagi reuni 212 kali ini mereka mengancam akan mengepung istana, itu sudah sangat membahayakan keamanan keselamatan rakyat dan bangsa Indonesia,” tambahnya.
Menurut Gus Wal, PA 212 merupakan biang gaduh dan perusak ketentraman dan kedamaian rakyat Indonesia.
“Sudah sepantasnya jika negara dalam hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum TNI – POLRI bersikap tegas menolak acara reuni 212 dan menindak tegas PA 212,” tegas Gus Wal.
“Setiap kali PA 212 melakukan aksi reuni, acara atau demo-demo nya pasti selalu ada kerusakan yang ditimbulkan. Masyarakat yang selalu dirugikan dalam hal ini,” kata Gus Wal.
Gus Wal menambahkan, “Jangan tipu dan bodohi rakyat. Jangan pernah bereuni yang hanya membuat kegaduhan mengusik kedamaian ketentraman rakyat dan bangsa Indonesia, jangan berdemo dan mengatasnamakan membela kepentingan rakyat jika mengganggu ketertiban, ketentraman, kedamaian, dan keamanan rakyat, merusak fasilitas umum milik rakyat, dan ada misi terselubung mengepung istana untuk kudeta menumbangkan pemerintahan yang sah, dan mengganti Pancasila dasar negara dengan Khilafah.”
Gus Wal meminta Pemerintah harus bertindak tegas terhadap para provokator demo berjilid-jilid yang selalu bikin gaduh.
“Dan jelas PA212 merupakan wadah terselubung bagi para pengasong khilafah radikalisme terorisme, eks FPI dan HTI,” ucap Gus Wal.
Menurutnya, PA 212 sudah seharusnya ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena hanya menjadi wadah bahaya laten FPI, HTI, radikalisme terorisme khilafah. Kelompok ini merupakan biang demo berjilid-jilid.
“Lihat saja demo berjilid-jilid yang mereka buat dengan gaduh dan rusuh,” tutur Gus Wal yang menengarai kelompok tersebut adalah biang pembuat rusuh di demo-demo yang ada.
Gus Wal juga meminta kepada aparat pemerintah agar menangkap tokoh-tokoh PA212 yang notabene adalah orang-orang eks-HTI/ FPI.
“Tangkap dan adili provokator dan para Dai Provokator yang menyerukan demo berjilid-jilid yang menimbulkan kegaduhan kerusuhan mengganggu kedamaian ketentraman kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, mengancam ketertiban keamanan bangsa negara dan keselamatan rakyat Indonesia,” tegas Gus Wal.
“Sebagaimana kita tahu, PA 212 sejak awal didirikannya hanyalah wadah maupun gerbong FPI HTI dll. yang sama-sama tidak ada bedanya dengan mereka, tak ada bedanya sama sekali selain mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup rakyat Indonesia dengan kegiatannya, gerakannya dan programnya,” tambah Gus Wal.
PNIB dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke meminta pemerintah dan aparat penegak hukum lebih ekstra dalam menghadapi dan menanggulangi bahaya laten FPI HTI, PA 212, intoleransi radikalisme khilafah terorisme.
Gus Wal menjelaskan, “Yang lebih sangat berbahaya adalah apa yang mereka sampaikan dan ucapkan sangat meracuni generasi bangsa mendatang yakni anak cucu kita kelak, kalau mereka semua ini dibiarkan berbuat seenak wudelnya menyebarkan paham ideologi khilafah radikalisme terorisme dan mengkampanyekan politik identitas”
“Jangan biarkan PA 212 yang isinya hanya FPI HTI dll. yang nyata dan jelas sudah dilarang terlarang keberadaannya dan dilarang berkegiatan nan menggunakan atribut juga simbolnya berbuat pongah di negeri ini yang merupakan negeri yang berlandaskan hukum,” sambungnya.
“Meskipun telah dibubarkan secara konstitusional dan dilarang kegiatan serta penggunaan simbol, logo nan atributnya, namun ternyata diam-diam FPI HTI masih terus bergeliat bergerak sangat massive sekali,” jelasnya.
Gus Wal juga memaparkan bahwa sebenarnya kita sama-sama tahu dan paham jika PA 212 adalah sebuah wadah yang sejak awal isinya hanya FPI HTI saja, tak kurang dan tak lebih sebagian besar dan hampir seluruhnya mempunyai cita cita ingin mendirikan khilafah tahririyah di Indonesia.
Menurut Gus Wal, bahwa sejatinya mereka pasca dibubarkan tetap tidak berubah hati, pasca dibubarkan tetap tidak berubah hati, pikiran, cara maupun pola-nya, selalu merasa lebih memiliki wewenang dari hukum maupun ketentuan yang ditetapkan oleh negara.
Hal yang dilakukan membuat gerakan kekacauan tersebut tentunya akan membahayakan keamanan, ketentraman ketertiban rakyat dan bangsa.
“Kami juga meminta kepada negara, dalam hal ini pemerintah mempertimbangkan untuk sementara mencabut hak-hak kewarganegaraan dan hak politik bagi para eks FPI HTI dan ormas terlarang lainya yang masih menyebarkan faham, ajaran ideologi khilafah, radikalisme, terorisme,” tambah Gus Wal.
“Bersama PNIB kita jaga lingkungan sekitar kita, desa dan kampung kita dari bahaya laten FPI HTI Radikalisme Terorisme dan politik identitas,” tegas Gus Wal.(JRS)