JOMBANG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Situasi kerusuhan di berbagai daerah sangat memprihatinkan semua pihak. Sesama anak bangsa saling serang, marah dan menjatuhkan karena aksi provokasi kepentingan.
Meledaknya situasi aksi kerusuhan nasional harus segera diakhiri dengan mempertimbangkan kepentingan bangsa ke depannya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Ormas lintas Agama, Budaya, suku dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) Senin 1/9 menyikapi situasi yang berkembang beberapa hari terakhir ini.
“Situasi sudah anarkis dan menjurus pada amuk masa kepada Pemerintah dan Wakil Rakyat. Siapapun boleh menganalisa saling klaim sebagai penyebab utamanya. Namun yang lebih penting dilakukan sekarang adalah meredam segala pertikaian. Ini menjadi tugas berat bagi para tokoh dan pemimpin untuk duduk bersama mengakhiri amuk masa yang sudah di luar prediksi” jelas Gus Wal.

Jatuh korban dan kerugian materi sudah semakin besar dan akan bertambah jika tidak segera disikapi dengan bijaksana. Menurut Gus Wal ketegasan aparat wajib dilakukan, tetapi dengan mengutamakan pendekatan humanis, bukan dengan penindakan bersenjata.
“Dalam situasi tidak terkendali pasti ada faktor criminal yang menyusup, tindakan kepolisian yang akan menembak perusuh justru akan semakin memperkeruh situasi. Di sinilah peran para tokoh masyarakat dan Agama diperlukan untuk meredakan amuk masa dengan pendekatan emosional. Kami dari PNIB menghimbau kepada seluruh elemen bangsa lintas Agama, Suku dan Budaya untuk segeralah turun ke jalan menyatu bersama massa untuk meredam kemarahan” himbau Gus Wal.
Gus Wal juga menyampaikan peristiwa kerusuhan di bulan Agustus ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya upaya mempersempit jurang perbedaan sosial, politik dan ekonomi.
“Para pembuat kebijakan dan Pemerintah yang memiliki agenda politik tertentu seharusnya mendengar suara rakyat. Dalam perseteruan politik selalu yang menjadi korban adalah rakyat, dan rakyat adalah pemilik kedaulatan bangsa yang sesungguhnya. Para wakil rakyat dan pemimpin tanpa persertujuan rakyat tidak mungkin mereka menduduki posisi sekarang ini. Inilah saat yang tepat untuk bersama-sama membenahi krisis multidimensi yang terjadi. Mari Bersama sama Jaga dan rawat Indonesia, Anarkisme Bukan Budaya Indonesia.
Duduk berdiskusi bersama rakyat akan melahirkan saling percaya pada apapun yang nantinya menjadi sebuah keputusan. Keterlibatan elemen bangsa tidak selamanya didominasi oleh para anggota Dewan. Tapi tokoh masyarakat dan Agama yang tidak terkontaminasi Partai Politik yang kini lebih dipercaya” pungkas Gus Wal. (JRS)