JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kelompok pengasong khilafah radikalisme terorisme kembali bikin jengah masyarakat setelah konvoi mereka dengan sejumlah pemotor yang membawa atribut khilafah.
Menamakan diri sebagai Khilafatul Muslimin mereka membagikan selebaran propaganda khilafah dengan konvoi berombongan di beberapa daerah. Usut punya usut tak jauh-jauh keterkaitan kelompok tersebut dengan NII.
Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) dengan keras mengecam kemunculan kembali kelompok eks NII yang serupa terlarangnya di negeri ini dengan HTI dan FPI yang sudah dibubarkan pemerintah karena terbukti tak setia kepada Pancasila dan NKRI.
“Mau apa pun namanya Khalifatul Muslimin atau dengan nama dengan yang lain, sudah jelas terbukti kelompok “sarabpatigenah” itu ada kaitannya dengan organisasi haram terlarang pengasong khilafah yang berpaham radikal seperti NII, HTI, dan FPI. Bahkan ada hubungannya dengan terorisme seperti JI, JAD, JAT,” tutur Gus Wal.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakhid menyebutkan bahwa Khilafatul Muslimin tidak bisa dilepaskan dari NII karena sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan ini adalah mantan NII, Abdul Qadir Hasan Baraja.
Baraja juga salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, bersama Abu Bakar Ba’asyir (ABB). Baraja juga ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000, kata Gus Wal pada Khatulistiwaonline.com Sabtu 3/6 melalui WhatApp.
Pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal, seperti NII, MMI, dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme. Baraja pernah dua kali dipenjara terkait kasus terorisme di tahun 1979, ditahan selama tiga tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.
“Jelas Khilafatul Muslimin mempunyai ideologi yang sangat berbahaya dengan memiliki cita-cita khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD, maupun jaringan terorisme lainnya,” kata Gus Wal.
“Dan kondisi ini juga tidak terlepas dari maraknya da’i provokator seperti UAS, Sugik Nur, Haikal Hasan, Bachtiar Nasir dan para penceramah radikal penyeru pengasong ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme,” ungkap Gus Wal.
Karena itu menurut Gus Wal, para da’i provokator di atas, “Perlu ditindak tegas selain para eks pengurus dan penggerak eks FPI, HTI, NII yang tetap massive berkeliaran berkegiatan menyebarkan paham ideologinya masuk kampung desa di seluruh Indonesia.”
Karena itu PNIB dengan tegas menyerukan: “Indonesia Menolak Khilafah! Tindak Tegas dan Hukum Berat Da’i Provokator Pengasong Khilafah Radikalisme Terorisme.”
Gus Wal berpesan agar rakyat Indonesia yang masih waras untuk menjaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI, HTI, NII Khilafah Radikalisme Terorisme dan para Da’i Provokator.
“Perkuat dan kolaborasikan NASIONALISME KEBANGSAAN AGAMA DAN BUDAYA.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkas Gus Wal.(HAN)