SOLO, KHATULISTIWAONLINE.COM
Dalam rangka memperingati Haul ke- 13 Gus Dur dan hari Ibu, Organisasi Kemasyarakatan dan Kebangsaan Lintas Agama, Suku dan Budaya, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) kembali menggelar kegiatan “Ngaji Pancasila”
Kegiatan PNIB Ngaji Pancasila kali ini diadakan di Kawasan Losari, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah pada hari Kamis 22 Desember 2022 pukul 19.00 WIB hingga selesai.
“Kali ini kegiatan PNIB Ngaji Pancasila selain memperingati Haul Gus Dur juga bertemakan Natalan Nusantara. Membangun Harmoni Indonesia Dalam Bingkai Pelangi Bhinneka Tunggal Ika” jelas Ketum PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) yang juga merupakan penggagas Ngaji Pancasila Yang selama ini berjalan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Di tengah guyuran hujan lebat, acara tersebut tetap berjalan lancar dihadiri sekitar 100 an peserta dari pengurus, anggota PNIB Solo dan warga sekitar Pasar Kliwon Solo dari berbagai lintas agama dan keyakinan.
“Nusantara merindukan Gus Dur, selain sebagai bapak bangsa, Gus Dur adalah solidarity maker. Tanpa Gus Dur, kini semua serba repot,” ujar Gus Wal di awal sambutannya.
PNIB dalam Ngaji Pancasila bertema “Natalan Nusantara” ini mengajak kepada seluruh komponen anak bangsa untuk bersama sama mengedepankan persatuan Indonesia dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selama ini dan telah berlangsung bertahun tahun lamanya sejak dulu kala setiap bulan Desember masyarakat Indonesia selalu disibukkan dan digiring dengan isu-isu keagamaan/sara yang menyudutkan umat Kristiani.
“Maraknya isu menolak perayaan Natal dimana-mana, hal tersebut sangatlah melukai hati dan perasaan saudara- saudara kita umat Kristiani dan tentunya sangatlah bertentangan dengan konstitusi di negara kita Indonesia tercinta ini,” ujar Gus Wal.
Publik, kata Gus Wal selalu digiring dengan opini-opini sesat dan menyesatkan tentang penolakan perayaan Natal. Isu-isu yang digunakan selalu menggunakan fanatisme keagamaan tanpa memahami makna dan tujuan beragama itu sendiri. Padahal sudah jelas dalam Islam termaktub dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 45, malaikat saja gembira dan bahagia menyambut kelahiran nabi Isa AS.
إِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ ٱسْمُهُ ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ
Artinya : (Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (fir-man) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)
Merujuk ayat tersebut, Gus Wal menjelaskan pemahamannya, “Kalau malaikat saja bergembira dan berbahagia menyambut kelahiran Isa AS, mengapa kita sebagai manusia kok tidak ikut bergembira dan bahagia?? Jelas aneh kalau kita sebagai manusia yang beragama dan berjiwa Pancasila tidak ikut bergembira ataupun bahagia. Itu nash dalam ayat suci Al qur’an lho,” tutur Gus Wal.
Natalan Nusantara yang digagas oleh Gus Wal dan PNIB ini mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia dimulai dari sekarang untuk berbahagia dan bergembira untuk menyambut Natal yang merupakan kelahiran Nabi Isa AS.
Gus Wal berharap Natalan Nusantara yang digagasnya ini kelak akan menjadi moment perayaan persatuan Indonesia dari segala lapisan anak bangsa apapun agama dan sukunya dengan sebuah acara yang “nyawiji” (menyatu/bersatu padu) seperti pada momentum perayaan Tahun Baru 1 Suro / 1 Muharram dimana semua manusia dari segenap lapisan anak bangsa apapun agamanya, apapun sukunya ikut bersama sama bahagia dan bergembira merayakannya.
“Mulai sekarang jangan alergi dan jangan takut lagi untuk ikut mengucapkan Selamat Natal kepada saudara-saudara kita umat Kristiani.
Meskipun bagi umat agama lain tidak ikut merayakan Natal, namun kita wajib berbahagia dan bergembira menyambut kelahiran Nabi Isa AS. Jangan mau dibodohi oleh para pengkhianat Bangsa yang ingin Indonesia bubar dengan selalu menggiring sentimen isu sara. Mereka itu hanya ingin Indonesia rusak dan hancur seperti Iraq, Afganistan dan Suriah dengan menggunakan isu sara, politik Identitas, paham ideologi khilafah dan terorisme,” jelas Gus Wal.
Gus Wal menutup sambutanya dengan mengajak untuk bersama sama mewujudkan Indonesia Tanpa Koma.
“Indonesia yang Aman Makmur Damai Tanpa Intoleransi, SARA, Radikalisme, Khilafah dan terorisme. Bersatu Bejuang Bergerak Berkhidmat Bermanfaat untuk negeri, melawan Radikalisme Terorisme Khilafah Intoleransi Dan Politik Identitas,” tegas Gus Wal. (JRS)