JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Beberapa minggu lalu, Nuriel Zarifi dapat kembali membuka usahanya di lingkungan perumahan Yerusalem. Setelah tiga kali masa penguncian dan telah bergulirnya program vaksinasi, kehidupan di Israel berangsur pulih – tepat sebelum digelarnya pemilihan parlemen pada hari Selasa (23/03).
“Beberapa kali saya berpikir: Saya sudah cukup, saya tidak akan memilih,” kata Zarifi kepada DW. “Tapi kemudian saya melihat semua kebencian terhadap Netanyahu ini, apapun yang dia lakukan, itu tidak baik. Itu mendorong saya untuk pergi dan memilih dia.”
Untuk keempat kalinya dalam dua tahun terakhir, warga Israel akan memberikan suaranya pada pemilu parlemen. Pemilu kali ini dan lebih dari tiga kesempatan sebelumnya dianggap sebagai pemilu khusus untuk mendukung atau menentang Benjamin Netanyahu. Tidak ada yang lebih penting dari itu.
Netanyahu yang saat ini diadili atas tuduhan korupsi, telah memegang jabatan perdana menteri selama 12 tahun dan menjadi sosok yang semakin memecah belah politik Israel. Tapi ini kasus tersebut tidak mengganggu Zarifi.
“Beberapa orang mengatakan kepada saya: Mengapa Anda tidak memilih perubahan? Untuk Yair Lapid atau Gideon Saar?” katanya, merujuk pada beberapa penantang utama Netanyahu. “Saya hanya bilang tutup mata dan lihat apakah orang ini bisa memimpin negara. Saat saya menutup mata, saya melihat Netanyahu. Saya merasa lebih nyaman. Seperti di awal krisis virus corona, saya merasa bisa mengandalkannya. (DAB)