New York,khatulistiwaonline.com –
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memilih karakter buku komik Wonder Woman untuk memimpin kampanye pemberdayaan perempuan. Pilihan PBB itu menuai kecaman karena dianggap merendahkan perempuan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon rencananya akan menghadiri seremoni pada Jumat, 21 Oktober mendatang untuk secara resmi menunjuk Wonder Woman sebagai duta besar kehormatan untuk pemberdayaan perempuan dan anak-anak perempuan. Namun sejumlah pihak telah mendesak Ban untuk tidak menghadiri seremoni itu, bahkan menyerukan PBB untuk membatalkan penunjukan Wonder Woman.
“Itu konyol,” cetus Shazia Rafi, salah satu pemimpin kelompok perempuan, She4SG, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/10/2016).
“Kampanye untuk pemberdayaan perempuan diwakili oleh sebuah kartun di saat ada begitu banyak perempuan dalam kehidupan nyata yang bisa dipilih,” imbuhnya.
Rafi telah menulis surat untuk Ban yang isinya mendesak pemimpin badan dunia itu tidak hadir dalam seremoni 21 Oktober mendatang. Rafi pun mendesak agar Wonder Woman dihapuskan dari kampanye tersebut.
Atas kritikan tersebut, juru bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan pembelaan. Dikatakannya, pemilihan Wonder Woman semata-mata sebuah upaya untuk menjangkau kaum muda.
“Untuk menjangkau kaum muda, untuk menjangkau audiens di luar gedung ini, kita perlu kreatif,” kata Dujarric kepada para wartawan.
Dia pun menyerukan para pengkritik untuk menunggu hingga pengumuman resmi pada 21 Oktober mendatang, sebelum menarik kesimpulan mengenai tujuan kampanya yang akan berlangsung setahun itu.
Kampanye yang dinamai “All the Wonders We Can Do” ini akan fokus pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yang merupakan salah satu tujuan global PBB untuk 15 tahun ke depan. (RED)