Taipei –
Taiwan menuduh China melakukan aksi ‘sembrono dan provokatif’ setelah dua pesawat tempur China dilaporkan terbang melanggar perbatasan maritim yang memisahkan wilayah Taiwan dengan daratan utama China. Militer Taiwan mengerahkan sejumlah jet tempurnya untuk menghadapi jet tempur China itu.
Seperti dilansir CNN, Selasa (2/4/2019), Kementerian Luar Negeri Taiwan menyebut insiden ini terjadi pada Minggu (31/3) sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Disebutkan Taiwan bahwa dua jet tempur jenis J-11 milik Angkatan Udara China terbang melintasi perbatasan dalam perairan Selat Taiwan, yang juga dikenal sebagai ‘garis median’.
“Dua jet PLAAF J-11 melanggar kesepakatan tacit sejak lama dengan melanggar garis median di Selat Taiwan. Itu aksi yang disengaja, sembrono dan provokatif. Kami telah memberitahu mitra-mitra regional dan mengecam China untuk perilaku semacam itu,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan.
PLAAF merupakan kependekan dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat. Sedangkan yang dimaksud kesepakatan tacit adalah kesepakatan yang sama-sama dipahami dua pihak, tanpa pernyataan resmi, untuk tidak melanggar garis perbatasan masing-masing.
Belum ada tanggapan dari pihak China terkait insiden ini.
Jika dikonfirmasi bahwa jet-jet tempur China itu melanggar perbatasan maritim secara sengaja, maka insiden ini akan menjadi yang pertama dalam beberapa tahun terakhir. Aksi semacam itu tergolong langka dilakukan oleh China terhadap Taiwan.
“Jet-jet China terbang melewati garis tengah sering terjadi tahun 1999. Sejak saat itu, ada beberapa kali saat jet PRC (Republik Rakyat China) terbang menuju garis tengah dan kemudian berbelok. Mereka (China-red) tidak melewatinya sejak lama. Sekitar 20 tahun,” sebut Direktur Proyek Energi China pada Pusat Kajian Strategis dan Internasional, Bonnie Glaser.
Menurut media-media lokal Taiwan, insiden yang terjadi Minggu (31/3) itu memicu aksi saling berhadapan antara jet-jet kedua pihak selama 10 menit di udara.
Diketahui bahwa China dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak akhir perang sipil brutal tahun 1949 silam. Namun hingga kini, China masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.(ARF)