KABUPATEN DHARMASRAYA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tidak terasa perjalanan Pejuang Lingkungan Tanah Batak yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) sudah memasuki hari ke 19.
Setelah melakukan perjalanan dari Muaro Sijunjung, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama 8 anggota tim lainnya, mereka tiba di wilayah Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dan malam harinya dijamu salah seorang warga yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu A.Sianturi /br Silaban .
Keberangkatan dari tim 11 dimulai jam 7:12 dari kediaman pak Sianturi ini merupakan perjalan hari ke 18 pada hari Kamis 1/7-2021.
Informasi yang didapatkan dari Jevri Manik sebagai Ketua Tim 11 melalui Jaringan WhatsApp (WA), Pejuang Lingkungan Tanah Batak banyak mendapatkan simpati masyarakat, tidak hanya dari orang Batak, bahkan setelah selesai serapan pagi, setelah melanjutkan perjalanan tim 11 tiba di simpang IV Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya, siangnya pejuang Lingkungan Tanah Batak yang digagas oleh Togu Simorangkir dijamu makan siang di rumah bapak Darmawan keluarga Datuk Azis Koto Baru di Kabupaten Dharmasraya.
Malam harinya tim 11 dijamu di rumah Dolok Saribu/ br Bakkara dan keesokan harinya Jumat 2/7 melanjutkan perjalanan memasuki hari ke 19.
Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Ditambahkan oleh Jevri Manik, setiap warga yang melihat aksi jalan kaki mereka selalu mengacungkan jempol dan banyak yang mendukung agar PT TPL ditutup.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut, karena menurut mereka lebih banyak merugikan masyarakat banyak.(VAN)