SEMARANG,KHATULISTIWAONLINE.COM
Badan Standardisasi Nasional (BSN) meluncurkan skema akreditasi dan sertifikasi SNI untuk meningkatkan kualitas pendidikan. SNI tersebut memberikan panduan untuk penyelenggara pendidikan.
Skema tersebut diperkenalkan dalam Pembukaan Bulan Mutu Nasional 2019 di Semarang oleh Kepala BSN, Bambang Prasetya. Dalam sambutannya Bambang mengatakan Penerapan standar SNI ISO 21001:2018 itu ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
“Ini untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan, yang bergerak di bidang pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus baik melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal dalam menghasilkan peserta didik atau pembelajaran yang unggul di sektor masing-masing,” kata Bambang di Hotel Patra Semarang, Semarang, Kamis (10/10/2019).
Dengan SNI ISO 21001:2018, lanjut Bambang, diharapkan bisa memenuhi harapan dan kebutuhan di dunia pendidikan. Untuk memberikan pemahaman, digelar pula Workshop tentang standar ini dengan menghadirkan ahli di bidang SNI ISO 21001 dari British Standard Institute (BSI) perwakilan Indonesia.
“Ini merupakan standar yang memberikan panduan kepada lembaga penyelenggara pendidikan untuk mengelola organisasinya dalam rangka memenuhi harapan dan kebutuhan dari peserta didik dan pihak lainnya yang terkait seperti pemerintah, industri, masyarakat dan pihak lainnya yang relevan,” tandasnya.
Selain bidang pendidikan, saat ini BSN mengembangkan skema untuk mengukur maturitas smart city berdasarkan ISO 37122 yang akan dijadikan SNI. Tujuannya untuk pemenuhan indikator-indakator 100 Smart City di Indonesia.
“Tujuan program ini bersama dengan Dirjen Otda untuk mengukur maturitas suatu kota atau kabupaten terhadap indikator atau kriteria yang terstandar, dan bisa dibanding bandingkan antar daerah, regional dan global dengan kriteria yang sama,” jelas Bambang.
“Dukungan BSN yang telah dilakukan bersama stake holder salah satunya dengan menetapkan SNI ISO 37120:2018 tentang Pembangunan perkotaan dan masyarakat yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan jika ingin mendapatkan tanda SNI atau SPPT SNI bisa menggunakan aplikasi Bang Beni (Barang ber-SNI). Pada program tersebut terdapat infromasi tentang barang ber-SNI dan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) mana yang mengeluarkan.
“Kita juga telah mengaplikasikan e-signing yang dijamin Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertujuan Layanan SPPT lebih cepat karena bisa ditandatangani dimana saja dan kapan saja serta pembuktian keaslian lebih mudah dengan menggunakan enkripsi elektronik,” jelasnya.
Dari data BSN, disebutkan saat ini BSN telah menetapkan 12.740 SNI dimana 10.667 dinyatakan berlaku dan 2.050 dinyatakan tidak berlaku, sebagian dalam proses penetapan.(DAB)