Moskow –
Otoritas Rusia masih menyelidiki secara menyeluruh insiden ledakan di kereta bawah tanah yang melaju di kota Saint Petersburg pada Senin (3/4) waktu setempat. Pelaku di balik ledakan mematikan itu belum diketahui pasti oleh otoritas setempat.
“Sejauh ini, kami mengatakan itu sebuah bahan peledak yang tak teridentifikasi, sementara para penyidik dan pakar khusus bom dari Dinas Keamanan Federal (Rusia) masih mencari tahu penyebab sebenarnya ledakan itu,” ujar juru bicara Komisi Anti-Terorisme Nasional Rusia, Andrei Przhezdomsky, kepada media nasional Rusia, Russia-24, seperti dilansir CNN, Selasa (4/3/2017).
Ledakan terjadi pada Senin (3/4) sore, sekitar pukul 14.30 waktu setempat, saat kereta melaju di terowongan bawah tanah dari Sennaya Ploshchad menuju Tekhnologichesky Institut (Technological Institute) yang ada di pusat kota. Ledakan terjadi di salah satu gerbong kereta bawah tanah itu. Laporan awal sempat menyebut ada dua ledakan, namun akhirnya direvisi.
Komisi Anti-Terorisme Nasional menyebut, bahan peledak kedua ditemukan di sebuah stasiun metro lainnya, Revolutionary Square dan berhasil dijinakkan. Peledak kedua itu, sebut media lokal Rusia, disembunyikan di dalam tabung pemadam kebakaran. Peledak kedua itu dilaporkan berisi 1 kilogram TNT.
Dilaporkan kantor berita Rusia, Interfax, yang mengutip sumber penegak hukum setempat, korban tewas ledakan ini mencapai 11 orang dan korban luka mencapai 45 orang. Ditambahkan Kementerian Kesehatan, puluhan korban masih dirawat di rumah sakit setempat, dengan enam orang di antaranya mengalami luka kritis.
Sejauh ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan ini.
Media lokal Rusia, seperti dilansir Reuters, sebelumnya melaporkan bahwa seorang pria brewok tengah diburu karena terekam CCTV di lokasi kejadian. Namun kemudian kantor berita Interfax melaporkan, pria itu telah mendatangi polisi dan dinyatakan tidak terlibat setelah diperiksa. (RIF)