Yangon –
Kamp transit di negara bagian Rakhine, Myanmar telah siap untuk menyambut kembalinya para pengungsi Rohingya dari Bangladesh. Kamp transit itu disiapkan untuk menyambut hingga 150 orang pengungsi Rohingya setiap harinya.
Namun nyaris setiap hari, kamp itu benar-benar kosong. Para pengungsi Rohingya di Bangladesh takut untuk kembali ke tempat di mana mereka terusir secara mengerikan akibat operasi militer Myanmar. Pemerintah Myanmar sendiri tak banyak berupaya untuk meyakinkan mereka bahwa semuanya akan berbeda kali ini.
“Kami telah siap untuk menerima mereka sejak Januari, ketika kami buka,” ujar Win Khaing, direktur imigrasi di Nga Khu Ra, kamp transit di Rakhine seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (30/6/2018).
Sejauh ini, hanya kurang dari 200 warga Rohingya yang telah dipulangkan kembali ke Rakhine dari sekitar 700 ribu warga Rohingya, yang mengungsi ke Bangladesh sejak operasi militer Myanmar pada Agustus 2017 lalu. Banyak perempuan Rohingya mengaku telah diperkosa pasukan keamanan selama operasi militer Myanmar tersebut.
Pembunuhan dan pembakaran rumah-rumah warga juga marak dilaporkan. Bahkan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut operasi militer itu sama dengan pembersihan etnis Rohingya. Namun Myanmar bersikeras hanya menargetkan para militan, meski militer juga mengakui telah mengeksekusi mati para tersangka militan yang tertangkap.
PBB sebelumnya menyatakan bahwa kondisi di Rakhine belum memadai untuk pemulangan pengungsi. Namun PBB telah menandatangani kesepakatan dengan Myanmar untuk menilai kondisi di lapangan guna membantu para pengungsi membuat keputusan untuk pulang. (ADI)